Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERGERAKAN harga minyak bervariasi pada akhir perdagangan Senin waktu setempat. Hal itu disebabkan kesepakatan pemangkasan produksi yang bersejarah oleh produsen minyak global.
Akan tetapi, langkah tersebut belum cukup meredakan kekhawatiran terkait penurunan permintaan akibat pandemi virus korona (covid-19).
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, terpantau turun US$ 0,35 dolar per barel atau 1,5% menjadi US$ 22,41 per barel. Capaian itu terendah sejak awal April. Di lain sisi, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik US$ 0,26 per barel atau 0,8% menjadi US$ 31,74 per barel.
Baca juga: OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barel
Pada akhir pekan, OPEC bersama Rusia dan negara-negara lain yang dikenal sebagai OPEC+, sepakat memotong produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada Mei dan Juni. Keputusan itu mewakili sekitar 10% dari pasokan global.
Di samping itu, beberapa negara juga akan mengurangi produksi. Proyeksinya ialah pemangkasan produksi global bisa mencapai 19,5 juta barel per hari.
"Respons hangat pasar minyak terhadap perjanjian OPEC+ tampaknya tepat. Kesepakatan itu tampak seperti upaya putus asa pada menit terakhir untuk mengejutkan pasar. Mengingat besarnya penurunan permintaan," papar Presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch.
Konsumsi minyak di seluruh dunia turun sekitar 30% akibat pandemi yang menyebabkan 110.000 orang di seluruh dunia kehilangan nyawa. Pun banyak negara mengambil langkah lockdown untuk menekan laju penyebaran virus.
Kondisi itu diperkirakan mengakibatkan pasokan menggantung selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Sekalipun terdapat kesepakatan pengurangan produksi minyak. Harga minyak juga diprediksi tidak mudah naik kembali, bahkan setelah terjadi kesepakatan OPEC+.
Baca juga: Harga Minyak Jatuh Lagi, Permintaan Kian Mencemaskan
"Masalahnya, permintaan jangka pendek kemungkinan sekitar 30 juta barel per hari. Potensi kelebihan pasokan tetap ada. "Permintaan minyak mentah tidak akan kembali ke level normal hingga 2022," pungkas analis pasar senior OANDA¸ Edward Moya.
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, menyatakan negara-negara dalam Kelompok G20 berjanji untuk memotong produksi minyak sekitar 3,7 juta barel per hari. Pembelian cadangan strategis diperkirakan mencapai 200 juta barel selama beberapa bulan ke depan. Adapun total pengurangan produksi menjadi sekitar 19,5 juta barel per hari.
Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab secara sukarela melakukan pemotongan lebih banyak dari kesepakatan. Langkah yang secara efektif menurunkan pasokan OPEC+ sebesar 12,5 juta barel per hari dari level saat ini. Namun, para analis meragukan kepatuhan produsen dalam pengurangan produksi. Mereka mengambil contoh Meksiko, yang memangkas produksi lebih kecil dari kesepakatan.(Ant/OL-11)
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Berdasarkan pedoman yang ada, covid-19 baru dianggap sebagai ancaman jika jumlah atlet yang tertular mencapai 5% dari total seluruh atlet dalam periode tujuh hari.
Sebanyak enam atlet dinyatakan positif Covid-19 dalam waktu kurang dari satu minggu penyelenggaraan Olimpiade Paris 2024.
Lima dari enam atlet di Olimpiade Paris 2024 yang dinyatakan positif covid-19 merupakan atlet polo air Australia, dan satu merupakan atlet renang Inggris.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Sejulah atlet yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 terjangkit Covid-19. Terbaru, perenang Inggris Adam Peaty dinyatakan positif setelah lima atlet polo air Australia.
Menurut WHO, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved