Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENANGGAPI sebagian wilayah Asia Tenggara yang terkena heat wave, Ahli Klimatologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin menegaskan bahwa wilayah Indonesia kemungkinan besar tidak akan mengalaminya.
“Untuk wilayah di Indonesia kita sudah pernah melakukan riset tentang panas ini. Hari berturut-turut melampaui ambang batas panas di atas 30 derajat celsius minimal 3 hari bukan heat wave tapi hot spells. Jadi kondisi ini adalah kondisi di mana dalam beberapa hari minimal 3 hari berturut-turut di atas rata-rata. Itu sudah terjadi terutama untuk wilayah Indonesia tertinggi di Maret dan Oktober yang keduanya masa atau periode ketika matahari posisinya di atas ekuator,” ungkapnya kepada Media Indonesia, Senin (29/4).
Lebih lanjut, menurutnya hot spells terjadi di beberapa kota besar khususnya di wilayah Jawa dan Sumatra. BRIN menyatakan sudah pernah meneliti hal tersebut.
Baca juga : Puncak Musim Kemarau Mulai Juli, Gelombang Panas Ekstrem tidak Terjadi
Kendati demikian, menurutnya sejak April ini, wilayah Indonesia masih akan mengalami hujan karena terdapat dinamika pembentukan vortex di Samudra Hindia.
“Kita masuk pra pembentukan vortex jadi masih banyak hujan sehingga kalau ancaman heat wave tidak ada. Kita juga sudah teliti kalau pun terjadi heat wave di negara ASEAN, itu terakhir berhenti di Semenanjung Malaysia. Dia tidak akan pengaruhi Indonesia karena Indonesia dipenuhi laut atau dipisahkan laut yang luas,” ujar Erma.
“Kondisi ini dengan adanya laut menguntungkan Indonesia untuk tidak terjadinya heat wave. Jadi berhentinya di semenanjung Malaysia. Kalau pun masuk mungkin di Riau dan Batam yang akan terhenti di sana karena berdekatan,” pungkasnya. (Z-8)
Musim kemarau yang panas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perangkat elektronik, terutama ponsel.
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Pengamatan cuaca pukul 05.30 WIB melihat adanya perubahan cuaca Rabu (31/7) ini, yakni potensi hujan ringan hingga sedang terjadi di sebagian besar daerah daerah di kawasan pegunungan
Dia menambahkan sumber air bersih mulai berkurang dan muncul tenggelam. Warga juga harus berbagi air bersih dari mata air dengan warga dari desa lain, yakni Desa Cipelang.
ribuan hektare sawah yang terancam kekeringan tersebar hampir seluruh wilayah. Namun paling rawan berada di 49 desa dari 6 kecamatan meliputi Sindangkerta, Saguling, Cipongkor, Cipatat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved