Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KAMAR dagang dan industri (Kadin) Indonesia mengunjungi Ecoranger Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, sebagai bagian dari rangkaian peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024.
Turut hadir pada kunjungan, Sabtu (9/3) yakni, Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani, Erdy Suryadarma (Direktur Greeneration Foundation), dan Syarika Bralini (Kadin Net Zero Hub).
Kemudian, Oemar Saputra (Corporate Relations and CSR Managers Arya Noble Group (ERHA), Chintya Dian Astuti (FOLU Task Force), Jaya Wahono (Ketua Komtap Energi Baru Terbarukan), dan Zulfikar Tito (Rangers Muara Gembong Coordinator).
Baca juga : Buka Rangkaian HPSN 2024, KLHK Gelar Dialog dan Peluncuran Buku Panduan Bank Sampah
Ecoranger Muara Gembong ialah proyek lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat yang bergerak pada isu pengelolaan sampah berkelanjutan, sanitasi, dan pencegahan abrasi. Ecoranger Muara Gembong diinisiasi dan dijalankan Greeneration Foundation sebagai bagian dari Kadin Indonesia melalui program Impact Fund Philanthropy.
Kadin Indonesia melalui Sustainability Task Force memiliki program Impact Fund yang bertujuan mengajak lebih banyak pemangku kepentingan untuk terlibat dalam program-program berdampak langsung bagi masyarakat.
Program Impact Fund terbagi menjadi dua fokus utama yaitu Impact Fund Philanthropy yang bekerja sama dengan Greeneration Foundation, dan Impact Fund Investment bekerja sama dengan Mandiri Capital Indonesia. Program Impact Fund Philanthropy Kadin Indonesia sejak 2021 mendukung pengembangan platform Green Fund Digital Philanthropy (GFDP) oleh Greeneration Foundation dengan misi mengumpulkan donasi dari 10 juta masyarakat Indonesia.
Baca juga : Hari Peduli Sampah, Mandiri Capital Indonesia Luncurkan Fasilitas Waste Station
Donasi yang terkumpul dimanfaatkan untuk menyelesaikan isu lingkungan, terutama pengelolaan sampah, ekonomi sirkular, dan perubahan iklim.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman, Investasi, dan Luar Negeri Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan sebagai mitra strategis pemerintah, Kadin Indonesia berkomitmen mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan dan mengatasi perubahan iklim.
Program Impact Fund Philanthropy ialah salah satu wujud komitmen Kadin saat KTT Perubahan Iklim COP 28 lalu terkait dukungan pembiayaan senilai US$83,76 miliar atau sekitar Rp1,3 kuadriliun.
“Pembiayaan ini akan diberikan pada organisasi lingkungan yang turut mengupayakan pelestarian lingkungan. Selama tiga tahun terakhir, GFDP mengumpulkan donasi bulanan dari lebih 2.680 individu dengan nilai sekitar Rp270 juta yang disalurkan ke Impact Partner kami, salah satunya Sektor 9 Sungai Citarum di Kabupaten Bandung Barat,” katanya.
Baca juga : Selain Atasi Persoalan Sampah, Daur Ulang Bisa jadi Cuan
Untuk tahun ini, agenda GFDP diperluas melalui kerja sama dengan Ecoranger, yang dimulai dari Ecoranger Muara Gembong.
“Program Ecoranger Muara Gembong berfokus membantu warga mengatasi masalah sampah yang kerap menyebabkan banjir dan merusak mutu air. Ini berimbas pada kerusakan lingkungan dan kesejahteraan warga sekitar. Beberapa inisiatif yang berjalan dan akan dikembangkan yaitu program Mangrove Forest Clean Up rutin, penyediaan filter air bersih, serta fasilitas pengolahan sampah plastik menjadi roster dan penanaman mangrove,” tambahnya.
Shinta melanjutkan donasi melalui GFDP saat ini akan disalurkan untuk mendukung kegiatan operasional Ecoranger yang berkolaborasi bersama Saung Mekar Bersih demi menyelesaikan dampak kerusakan lingkungan.
“Kadin berharap makin banyak pihak lain mendukung inisiatif program GFDP agar berkembang lebih luas dan berdampak lebih besar,” tandasnya.
Ketua Impact Fund Philanthropy M Bijaksana Junerosano berharap program GFDP bisa membawa perubahan signifikan bagi masyarakat di Muara Gembong.
"Hingga kini, warga setempat sudah jadi bagian proses berkelanjutan melalui Saung Mekar Bersih. Ke depannya, melalui pendanaan GFDP ini, kami harap lebih banyak lagi proyek berkelanjutan di Muara Gembong," kata dia. (H-2)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved