Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORANG beriman meyakini segala yang diterima berupa kebaikan atau keburukan telah ditetapkan Allah subhanahu wa ta'ala. Karenanya, orang beriman bertawakal atas segala yang menimpa mereka. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah Ayat 51.
Bagaimana penjelasan atau tafsir Surat At-Taubah ayat 51 tentang ketetapan Allah dan tawakal? Berikut penjabaran Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.
قُل لَّن یُصِیبَنَاۤ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡیَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
Qul lay yushiibanaa illaa maa kataballaahu lanaa, huwa maulaanaa wa 'alallaahi falyatawakkalil mu' minuun.
Baca juga: Tafsir Ar-Ra'd Ayat 11: Hubungan Nikmat Allah dengan Kemaksiatan
Katakanlah wahai Muhammad, "Tidak akan menimpa kami melainkan yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami. Dan hanya kepada Allah, bertawakkallah orang-orang yang beriman."
Mari kita bahas satu per satu.
قُل لَّن یُصِیبَنَاۤ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ
Katakanlah wahai Muhammad, tidak akan menimpa kami melainkan yang telah ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami.
Baca juga: Tafsir An-Nisa Ayat 79 tentang Kenikmatan dan Musibah
"Ayat ini menjelaskan bahwa semua yang menimpa manusia terjadi dengan takdir (ketentuan) Allah yang azali dan telah ditulis di Al-Lauh Al-Mahfuzh," papar Asyari.
Kebaikan dan keburukan, kesejahteraan dan kesulitan dalam kehidupan, keamanan dan ketakutan, kesehatan dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, kemenangan dan kekalahan, serta kenikmatan dan musibah, seluruhnya telah ditakdirkan oleh Allah.
Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan
Seseorang yang mendapatkan ketentuan yang baik, dia bisa meraih pahala yang agung. Caranya, dia rida dan bersyukur terhadap ketentuan baik tersebut.
Seseorang yang mendapatkan takdir yang buruk, dia juga bisa mendapatkan pahala yang agung. Caranya, dia rida dan sabar terhadap ketentuan buruk tersebut.
Ketika disebut qadar/takdir, ini memiliki dua makna.
Baca juga: Tafsir Al-Fatihah Ayat 5 terkait Ibadah dan Meminta Pertolongan
1. Qadar sebagai sifat Allah yang azali dan abadi.
Semuanya baik, tidak dikatakan kecuali baik. Takdir Allah terhadap kebaikan ialah baik dan takdir Allah terhadap keburukan ialah baik.
Baca juga: Tafsir Ali 'Imran 73: Bantah Bani Israil, Karunia Kenabian Milik Allah
2. Qadar dengan makna sesuatu yang ditakdirkan (المقدور).
Di antaranya ada yang baik dan ada yang buruk. Berikut kewajiban kita terhadap qadar.
Baca juga: Tafsir Shad Ayat 75-76: Iblis Tolak Sujud kepada Nabi Adam
1. Mengimani bahwa segala sesuatu terjadi dengan takdir Allah.
2. Rida terhadap takdir Allah, baik berupa takdir yang baik ataupun buruk. Hanya, jika taqdir itu berupa kemaksiatan, kita wajib membencinya.
وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡیَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ
Dan hanya kepada Allah, bertawakallah orang-orang yang beriman.
Baca juga: Tafsir Adz-Dzariyat Ayat 47: Allah tidak Punya Tangan
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk bertawakal kepada Allah. Tawakal berarti bersandar diri dan menyerahkan segala urusan kepada Allah, baik dalam urusan rezeki, keselamatan, dan lainnya.
Tawakal ialah konsekuensi logis dari iman terhadap qadar Allah sebagaimana dijelaskan di atas. Tawakal tidak bertentangan dengan melakukan sebab (usaha). Soalnya, usaha tergolong perbuatan zahir sedangkan tawakal ialah perbuatan hati.
Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 256: Tidak Ada Paksaan dalam Agama
Secara zahir kita melakukan sebab-sebab keselamatan dan kesuksesan. Dalam waktu yang bersamaan, kita menyerahkan urusan keselamatan dan kesuksesan kepada Allah ta'ala. (Z-2)
Ada yang bertanya jika seseorang menikah lebih dari sekali lalu masuk surga nanti ia akan bersama pasangan yang mana? Ini jawaban dari Ning Imaz Fatimatuz Zahro.
Bagaimana asbabun nuzul Surat Al-A'la, apa saja kandungan dan keutamaannya, serta teks sekaligus terjemahannya? Berikut uraiannya yang dikutip dari berbagai sumber.
Surat Al-Buruj diturunkan setelah Surat Asy-Syams di Mekah sehingga tergolong Surat Makiyah. Ia diberi nama Al-Buruj, karena merujuk pada lafaz yang terdapat pada ayat pertama dari surat ini.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
SURAT 'Abasa (عبس) terdapat dalam juz amma atau juz 30 yang terakhir dalam Al-Qur'an. 'Abasa berarti dia yang bermuka masam.
Suryan meneliti fenomenologi dari sebuah rumah tahfiz di Yayasan Al-Qur’an Lima Benua.
Siapa sangka, ternyata RA Kartini haus dengan ilmu agama Islam, khususnya tentang tafsir Al-Qur'an. Kartini merupakan salah satu murid Kiai Sholeh Darat yang terkenal.
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya.
Bagaimana penjelasan tentang Baitullah yang terdapat di Surat Al-Baqarah ayat 125? Berikut tafsir Al-Qur'an surat tersebut oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.
Meski Al-Fatihah surat yang pendek nan ringkas, akan tetapi mencakup makna Al-Qur'an yang agung dan tujuan dasarnya secara global. Apa saja kandungan dalam surat Al-Fatihah?
Disampaikan bahwa umat manusia masih satu agama sejak Nabi Adam AS hingga Nabi Idris AS. Kondisi umat yang satu itu diterangkan dalam tafsir Surat Al-Baqarah ayat 213.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved