Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Hukum Islam Kontemporer Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar Prof Dr Muammar Bakry menyebut sinergi ulama dan umara (pemerintah) adalah jembatan Indonesia menuju masyarakat madani.
"Cepat berubahnya dinamika sosial akibat dari era disrupsi informasi menuntut kekompakan dari umara dan ulama demi mewujudkan stabilitas di tengah masyarakat. Melalui sinergi keduanya, Indonesia dapat memupuk nilai toleransi dan kemanusiaan di atas berbagai perbedaan kelompok dan golongan," kata Prof Muammar seperti dilansir Antara di Jakarta, Selasa (21/11).
Menurut dia, jika kedua elemen ini tidak menjalankan perannya sesuai dengan nilai-nilai kebaikan tersebut maka masyarakat sangat mudah untuk terombang-ambing dengan berbagai isu, sehingga keduanya harus saling mendukung karena masing-masing mempunyai power yang berbeda, yakni kekuatan ada pada umara dan keagamaan ada pada ulama.
Dia mengatakan ulama dan umara merupakan dua elemen penting yang memiliki peran sangat signifikan terhadap perkembangan peradaban manusia, sehingga mereka perlu bersinergi untuk menyampaikan nilai-nilai kebaikan, kedamaian, kesejahteraan dan ketenteraman pada masyarakat.
Oleh karena itu, kata dia, masyarakat diharapkan juga bisa melihat dengan jeli tentang siapa yang dianggap sebagai ulama, sebab merupakan suatu kewajaran jika yang dianggap dan ditokohkan sebagai ulama adalah mereka yang telah memenuhi kriteria tertentu.
"Jangan sampai ada oknum belum pantas dikatakan sebagai ulama, namun ia membuat pengakuan sepihak bahwa dirinya adalah seorang ulama," ujar Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar ini.
Untuk itu, lanjut Muammar, perlu dipahami bahwa pemenuhan kriteria untuk bisa dikatakan sebagai seorang ulama itu sangat berat. Sebagai ulama, seseorang harus memiliki penguasaan keagamaan yang sempurna dengan kajian pendalaman literasi yang cukup.
"Hal yang terkadang merusak persepsi publik terhadap citra ulama itu ketika ada oknum yang mengaku dirinya sebagai ulama atau mungkin diakui secara tidak objektif oleh masyarakat tertentu," ujarnya.
Misalnya, kata dia, karena mungkin seseorang pandai mengutip beberapa ayat, kemudian dirinya dijadikan sebagai pedoman keagamaan yang justru bisa merugikan umat karena tidak memiliki penguasaan keagamaan yang komprehensif.
Baca juga: Penggabungan Umrah dan Wisata Halal Jadi Tren Kebutuhan Umat Muslim
Maka dari itu, Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Selatan ini pun mengimbau agar masyarakat berhati-hati dalam memberikan predikat ulama terhadap figur tertentu. Selain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.
"Jadi kalau ada ulama yang lebih banyak melakukan provokasi itu sebenarnya secara akhlak belum dikatakan ulama karena ulama itu menenangkan suasana menjadi damai, bukan malah melakukan provokasi. Jadi ulama itu dari segi keilmuan kemudian kriteria yang kedua adalah dari segi karakter, yang membawa kepada kedamaian dan ketenangan umat," tuturnya.
Selain itu, kata Muammar, ulama dan umara harus pula memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik bagi rakyat yang mereka pimpin. Indonesia yang masyarakatnya sangat beragam latar belakangnya memiliki aspirasi yang berbeda-beda dan harus diwadahi sesuai dengan bingkai konstitusi.
"Bahkan seorang yang tercatat pernah melakukan tindakan intoleransi dan radikalisme juga masih bisa berkontribusi bagi tanah airnya selama dilakukan dengan cara yang baik," ujarnya.
Ia menguraikan orang yang sudah bertobat dan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi terkadang justru lebih produktif dengan kontribusinya. Orang yang pernah terpapar, lalu ia menyesali perbuatannya dan menganggap sesat perbuatan yang lalu.
"Ia kemudian melakukan perbaikan-perbaikan untuk kemaslahatan umat dan bangsa. Inilah sesungguhnya titik balik yang diharapkan oleh kita semua agar bisa dipelajari, sehingga menghindari adanya orang lain," terang Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Selatan ini.
Muammar berharap umara dan ulama di Indonesia bisa memberikan nilai-nilai moderasi beragama. Sinergitas keduanya menjadi penting untuk menghindari adanya pemahaman keagamaan yang mengarah kepada intoleransi dan radikalisme.
"Jangan sampai pemahaman keagamaan yang salah kemudian membentuk opini pada masyarakat awam dan dianggap sebagai sebuah kebenaran. Ini yang bisa berbahaya," ujarnya.
Menurut dia, dengan adanya urgensi menjawab tantangan era disrupsi informasi, sinergitas ulama dan umara tentu perlu dibangun, sehingga ada keseimbangan pada kedua elemen penting ini dalam memainkan perannya.
"Kalau ulama dan pemerintahnya benar, maka inilah yang kita harapkan bisa terbangun masyarakat madani," ujar Dewan Pengawas Syariah BPRS Dana Moneter dan Harta Insan Karimah ini. (Ant/I-1)
Menurut Haji Syafruddin, bahwa tujuan dari pendidikan kader ulama adalah untuk memantapkan wawasan wasatiyyat Islam, memperdalam bahasa arab dan khazanah ilmu-ilmu keIslaman lainnya.
Persantren juga disebut sebagai upaya untuk melakukan regenerasi terhadap ulama-ulama. Sebab, ilmu harus diturunkan agar terus dimanfaatkan.
Menurut Imam Nawawi, lanjut Abdurrachman, mayoritas para ulama berkata dengan pendapat tersebut.
Rasulullah sendiri pernah merasa sedih saat berdakwah, karena banyak masyarakat Arab saat itu belum mau beriman. Sehingga, Rasul pun sampai mendapatkan teguran dari Allah SWT.
Syarifah Salma Bin Hasyim Yahya, istri dari Habib Luthfi Bin Yahya, meninggal dunia di RS Budi Rahayu, Pekalongan, Jawa Tengah, pada Selasa (28/5) pukul 21.55 WIB.
Wapres beserta rombongan bertolak ke Babel dengan menggunakan pesawat khusus Kepresidenan Boeing 737-400 TNI AU.
Berkat sumbangannya pada Pembangunan Nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia. Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya
Meskipun pemerintah masih memberlakukan kebijakan AA, ada data yang menunjukkan pertumbuhan belanja pemerintah masih cukup tinggi bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan 2023.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
Rendahnya penjualan mobil listrik karena demand yang masih kurang dari masyarakat. Lantas, pemerintah terus memberi insentif dalam berbagai kebijakannya untuk meningkatkan demand
Plt Gubernur Lemhannas Eko Margiyono menyebut pihaknya telah memperingatkan pemerintah adanya potensi serangan siber. Namun, peringatan itu tak diindahkan.
Tanah longsor yang menelan korban jiwa di lokasi tambang emas ilegal Desa Tulabolo Timur, Bone Bolango, Gorontalo, diduga buntut dari pembiaran yang selama ini dilakukan pemerintah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved