Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERAWATAN yang dibutuhkan oleh pasien kanker harus bersifat berkelanjutan dan komprehensif guna meningkatkan kualitas hidup pasien. Bukan hanya lewat pemberian obat dan terapi, melainkan juga dukungan dan pemberian pelayanan paliatif.
Pada 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui International Agency for Research on Cancer (IARC) mencatat sebanyak 8.677 anak Indonesia usia 0-14 tahun menderita kanker. Angka ini terus meningkat dan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus penderita kanker terbesar di Asia Tenggara.
Ketua Yayasan Kanker Anak Indonesia (YKAI), Sallyana Sorongan mengatakan perawatan paliatif bagi pasien kanker anak di masa mendatang tentunya akan semakin meningkat seiring meningkatnya angka kejadian dan kematian penyakit ini. Sayangnya, hingga saat ini perawatan paliatif belum berkembang dengan baik.
Baca juga : Perempuan Berusia di Bawah 40 Tahun Dipastikan Boleh Lakukan Mammografi
“Saat ini di Indonesia belum tersedia rumah pusat perawatan paliatif khusus untuk anak-anak. Untuk itu kami berinisiasi untuk membangun fasilitas Hospice dan perawatan paliatif dengan fasilitas yang memadai untuk memberikan kualitas hidup baik bagi para pejuang kanker,” ungkapnya dalam acara Media Gathering di Jakarta pada Kamis (2/11).
Menurut WHO, perawatan paliatif adalah pendekatan pemberian perawatan medis antar disiplin yang bertujuan untuk mengoptimalkan kualitas hidup dan mengurangi penderitaan di antara orang-orang dengan penyakit serius, kompleks, dan seringkali mematikan.
Baca juga : Waspada Berbagai Hoaks Terkait Kanker Payudara
Sementara untuk hospice, disebutkan Sally terdiri dari fasilitas perawatan dan infrastruktur yang diperlukan sebagai akomodasi tempat tinggal sementara bagi pasien yang akan menjalani perawatan yang ditentukan di rumah sakit rujukan seiring berjalannya waktu.
Lebih lanjut, Sallyana mengatakan, saat ini YKAI sedang merawat 7 ribu kasus anak di 8 rumah sakit yang berlokasi di beberapa wilayah seperti Jakarta, Lampung, Surakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Palembang serta beberapa daerah rural.
Di Jakarta sendiri pusat perawatan berada di dekat Rumah Sakit Kanker Dharmais, namun fasilitasnya masih kurang memadai.
“Akomodasi rumah rawat yang didedikasikan khusus berlokasi dalam radius sekitar fasilitas Rumah Sakit Kanker Dharmais rata-rata hanya memiliki 10 hingga 15 tempat tidur per lokasi. Jumlah ini tidak cukup untuk mengakomodasi pasien yang membutuhkan perawatan sementara selama masa pengobatan,” ungkapnya.
Pertama di Indonesia
Melihat pentingnya rumah paliatif bagi anak penderita kanker, YKAI lewat program “Humanity in Harmony” akan membangun sebuah rumah paliatif khusus anak dengan penderita kanker.
Sally mengatakan “Humanity in Harmony” merupakan program inisiatif YKAI sebagai program besar dengan misi utama untuk pembangunan hospice, yakni Rumah Paliatif yang pertama di Indonesia ditujukan bagi anak-anak penderita dan pejuang kanker dari keluarga pra-sejahtera stadium lanjut.
“Nantinya tempat ini akan diberikan akomodasi dan fasilitas yang akan mengoptimalkan kualitas hidup anak-anak pejuang kanker stadium lanjut ini,” ujar Sally.
Terkait teknis pembangunan, Sally mengatakan, proyeksinya masih dalam bentuk konsep. Namun, rencananya rumah paliatif ini akan dibangun di atas lahan seluas 5.000 meter persegi di sekitar wilayah Jabodetabek.
“Kita akan membangun rumahnya secara ideal di lingkungan yang dekat dengan alam, sejuk, dan jauh dari keramaian agar para anak-anak ini nantinya dapat hidup dengan nyaman dan tenang. Kita juga akan membuat perkebunan agar mereka bisa beraktivitas,” jelasnya.
Guna menunjang pendanaan tersebut, YKAI akan menggelar sebuah konser amal bertajuk “Symphony for Life” yang akan diselenggarakan di Jakarta tepat pada peringatan hari Kesehatan Nasional pada (12/10) mendatang.
“Ini merupakan acara perdana dari program ikonik Yayasan kanker Anak Indonesia ‘Humanity in Harmony’ dalam rangka penggalangan dana untuk membangun fasilitas Hospice dan rumah Paliatif dan Rumah Paliatif. Kita mengajak para donatur untuk ikut terlibat dan mendukung rencana pembangunan ini,” ungkap Indira Sudiro, pengurus YKAI dan aktivis sosial.
Indira mengatakan, Konser Gala Amal bernuansa klasik ini akan menampilkan George Harliono seorang Pianis kelas Dunia asal Inggris berdarah Indonesia bersama Jakarta Sinfonietta dengan Konduktor Iswargia R. Sudiono akan menampilkan karya klasik terkenal yaitu The Nutcracker Suit dan Piano Concerto No.1 dari Tchaikovsky.
“Kami memilih bergerak melalui konser musik karena musik merupakan bahasa yang bisa dipahami secara mudah oleh semua orang. WHO juga mengatakan bahwa musik klasik bisa menjadi terapi bagi pasien kanker. Musik klasik juga memiliki efek positif yang membuat para penderita kanker merasa lebih nyaman,” jelas Putri Indonesia 1992 dan aktivis sosial serta pemerhati anak dengan kanker dari keluarga prasejahtera itu. (Z-5)
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Umumnya tomat ini biasa dijadikan lalap atau bisa juga dibuat jus hingga salad. Namun dari semua cara tersebut tomat memiliiki segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Obat generik memiliki kualitas produk yang setara obat paten. Produksinya mengikuti standar internasional, Good Manufacturing Practises (Cara Pembuatan Obat yang Baik).
Sebelum mengonsumsi obat cacing, yuks pahami dulu risiko kesehatan yang mungkin timbul.
Polri mengungkap fakta baru dalam penyitaan ribuan botol obat perangsang. Itu dijual ke kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Penting bagi masyarakat untuk memahami bahaya obat palsu dan obat kadaluarsa yang beredar tanpa izin agar tidak mengalami risiko gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi obat palsu
ADA sejumlah faktor risiko penyebab bayi lahir dengan penyakit jantung bawaan. Contohnya, faktor genetik dan penggunaan obat-obatan.
Mengatasi batuk tidak selalu memerlukan obat-obatan kimia. Beberapa bahan alami terbukti efektif untuk meredakan batuk.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved