Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENANGGULANGAN kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrem dinilai belum efektif. Salah satunya disebabkan data yang belum akurat. Padahal, pemerintah menargetkan tingkat kemiskinan di Indonesia sekitar 6%-7% dan kemiskinan ekstrem mendekati 0% pada 2024.
Hal itu merupakan tantangan yang cukup berat. Oleh karena itu, upaya pencapaian target di atas perlu dibarengi dengan perbaikan data secara total dan integrasi program disertai pemberdayaan ekonomi yang masif.
Perencana Ahli Madya/Koordinator Bidang Bantuan Sosial Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Dinar Dana Kharisma salah satu yang perlu diperbaiki dalam perlindungan sosial maupun penanggulangan kemiskinan adalah transformasi data menjadi Registrasi Sosial Ekonomi.
Baca juga: Penanganan Kemiskinan Berkaitan Erat dengan Pengendalian Stunting
Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) merupakan inisiatif kolaborasi multi kementerian/lembaga dalam penyediaan data berkualitas. Regsosek diharapkan dapat menyediakan Satu Data Program Perlindungan Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat.
Dinar menyebut saat ini dibutuhkan data yang terperingkat dan mencakup keseluruhan penduduk. Data tersebut harus padu dan terinteroperabilitas dengan berbagai macam sektor.
Baca juga: NasDem Minta Heru Budi Fokus Atasi Kesenjangan Sosial di Jakarta
“Setelah data tersedia dan kita secara akurat mengetahui siapa yang paling miskin, maka kita kerjakan bersama-sama upaya penanggulangan kemiskinan itu dengan berdasar satu data tadi,” ungkapnya dalam acara Executive Forum yang diselenggarakan oleh Media Indonesia di Hotel Aryaduta Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/10).
Data yang padu disebut bisa memetakan banyak hal. Hal itu, kata Dinar, sudah dilakukan Registrasi Sosial Ekonomi. Data Registrasi Sosial Ekonomi yang berbasis individu dan keluarga dapat menunjukkan siapa kelompok rentan dan di mana ia tinggal.
“Kalau ini diintegrasikan dengan data lain, misalnya data risiko bencana, kita jadi tahu siapa yang tinggal di daerah paling rawan bencana, berapa lansia, penyandang disabilitas tinggal di situ,” jelasnya.
Persoalan ketidakakuratan data juga menjadi perhatian Kementerian Sosial. Plt Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Beni Sujanto menyebut saat ini ada 18,8 juta penerima manfaat bantuan sosial (bansos) dari Kemensos. Mereka didata berdasarkan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
“Salah satu syarat kenapa mereka mendapatkan bantuan sosial karena sudah terdaftar di DTKS,” kata Beni dalam kesempatan yang sama.
Namun, banyak sekali dinamika soal data ini di lapangan. Ada nama penerima manfaat yang sudah meninggal, berpindah tempat, dan seterusnya, sehingga bantuan tidak tersalurkan secara maksimal.
Kemudian, Kemensos juga menganalisis bahwa dalam rentang usia penerima manfaat (18-60 ke atas) ada usia produktif. “Dalam studi kasus penyaluran bansos di sebuah kecamatan atau kabupaten kita menemukan penerima bansos yang masih gagah-gagah (sehat), bahkan ada yang datang dengan kendaraan roda empat,” katanya.
Untuk mereka yang dinilai masih sehat dan produktif ini, Kemensos meluncurkan program PENA (Pahlawan Ekonomi Nusantara) untuk mengembangkan kewirausahaan dengan memberikan bantuan usaha. Program PENA menawarkan dukungan penguatan usaha serta penguatan produksi dengan jumlah bantuan sebesar Rp6 juta per keluarga penerima manfaat (KPM).
Di sisi, integrasi data antara pemerintah pusat dan daerah juga menjadi penting. Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Widyastuti menyebut Pemprov DKI saat ini sedang mencoba memadukan data DTKS dengan data P3KE (Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem) yang dikeluarkan Kemenko PMK.
“Namun, di dalam DTKS belum ada pemeringkatan. Artinya itu didaftarkan secara langsung oleh warga. Bagaimanapun akan ada keterbatasan pemerintah dalam menganggarkan bansos-bansos. Kami ingin lebih tepat sasaran,” paparnya.
Ia menyebut DKI mempunyai data Carik Jakarta Mandiri yang merupakan aplikasi untuk melakukan pendataan Keluarga Dasa Wisma PKK Provinsi DKI. Ada 76 ribu kader dasa wisma yang dibekali untuk bisa mendata di tingkat komunitas/masyarakat. Satu kader membawahkan 10-20 bangunan rumah.
“Data Carik tadi kita sampaikan ke BKKBN kemudian dilakukan pendalaman validasi lagi di Kementerian PMK, keluarlah pemeringkatan desil sampai persentil. Kami overlay data DTKS, P3KE, dan data Dukcapil,” jelas Widyastuti.
Sementara itu, Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini menyoroti keterbukaan data. Menurutnya, banyak dana dari berbagai lembaga amal yang perlu dukungan data agar bantuan untuk rakyat miskin bisa lebih tepat sasaran.
“Mestinya kalau ini (data) terbuka, orang miskin ekstrem ini di mana saja, mereka butuhnya apa, jadi mereka akan masuk ke tempat-tempat itu. Banyak sekali lembaga-lembaga lain, dananya triliunan. Jadi bagaimana kita tidak ada overlapping. Jadi (keterbukaan) data-data itu agar orang lain bisa memberikan bantuan dengan tidak overlap,” jelasnya.
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Kominfo Usman Kansong menyebu Kominfo sedang membangun pusat data nasional di tiga tempat, Jakarta (Cikarang), Batam, dan IKN.
“Ini membutuhkan teknologi yang bagus juga. Kita juga punya program Satu Data yang masih terus kita upayakan. Data is gold, dengan data kita bisa melaksanakan program-program,” pungkasnya. (Ifa/Z-7)
Upaya penurunan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem kuncinya ada di kepala desa, camat, hingga bupati dan wali kota.
PEMERINTAH tengah mengejar target untuk penurunan angka kemiskinan dan Kemiskinan ekstrem. Penurunan angka kemiskinan 7,5 persen, dan angka kemiskinan ekstrem di bawah 0 persen di tahun 2024.
Pemerintah telah menargetkan angka kemiskinan ekstrem pada 2024 mencapai 0 persen. Muhadjir Effendy menilai mustahil untuk mencapai angka tersebut.
Turunnya angka kemiskinan ekstrem tak terlepas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten melalui program di setiap poerangkat daerah teknis.
PENJABAT (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana mengatakan, pemerintah berkomitmen untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Pemprov DKI Jakarta mengklaim tingkat kemiskinan ekstrem di DKI Jakarta mengalami tren penurunan. Khususnya untuk data Maret 2023 dibandingkan periode yang sama pada 2022
Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong mengatakan kemiskinan dapat menjadi penyebab masalah stunting
Ke depannya akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) dengan kapasitas 115 MW yang berlokasi di Kecamatan Jerowaru.
PT SMI berkomitmen mendukung inisiatif dekarbonisasi yang dijalankan pemerintah. Itu sejalan dengan penunjukkan perusahaan sebagai Country Platform Manager
PENGAMAT ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mendorong pengurangan penggunaan energi fosil. Sebab, energi tak ramah lingkungan
PT Brantas Energi (BREN) yang merupakan anak usaha PT Brantas Abipraya (Persero) menyatakan membutuhkan inovasi pendanaan dalam investasi pengembangan usaha proyek EBT
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved