Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis kebidanan dan penyakit kandungan RS Cipto Mangunkusumo FKUI Tricia Dewi Anggraeni mengatakan setiap perempuan harus mewaspadai tanda keputihan yang menjadi cikal bakal infeksi virus penyebab kanker serviks.
"Yang diperhatikan keputihan apapun itu tidak sembuh, tetap berlanjut kalau engga diobati, apalagi disertai dengan bau yang tidak sedap, anyir, gatal, perih itu harus memeriksakan diri," ucap Tricia dalam diskusi kesehatan yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (3/10).
Ia mengatakan, kanker serviks tidak memiliki gejala khusus selain adanya keputihan yang disebabkan oleh virus yang sangat berbau.
Baca juga: Srikandi BUMN Ajak Perempuan di Indonesia Deteksi Dini Kanker Serviks
Sering kali perempuan tidak menyadari dan cenderung menyepelekan keputihan yang terjadi pada vagina sehingga rata-rata pasien datang berobat sudah dalam stadium lanjut atau terlambat.
Secara umum, Tricia mengatakan vagina memiliki bakteri yang menguntungkan seperti lactobacillus yang ada pada usus, yang mempertahankan asam dan PH pada vagina.
Jika asam berubah karena infeksi, jamur dan bakteri akan beraksi yang menimbulkan rasa perih dan gatal, serta perbedaan bentuk cairan putih yang keluar.
Baca juga: Indonesia Terus Bantu Target WHO Eliminasi Kanker Leher Rahim 2030
"Pada kondisi asam sekitar vagina berubah maka bakteri yang tadinya diam mulai bereaksi, kalau jamur timbul rasa gatal, kalau bakteri agak perih, bentuknya juga beda, kalau jamur putih kental kalo bakteri putih susu basi. Dan dia warnanya beda, berbau dan tidak hilang kalau tidak diobati," katanya.
Dokter yang menamatkan studi di Universitas Indonesia ini mengatakan, dari beberapa jenis keputihan yang bisa terjadi yang paling dikhawatirkan adalah adanya kanker leher rahim atau serviks. Ada beberapa tipe risiko dari kanker serviks, dari yang rendah hingga tinggi.
Namun yang paling umum terjadi pada penderita kanker serviks adalah tipe HPV 16 dan 18. Jika didapati ada virus tersebut, harus diperiksakan ke dokter dengan melakukan pemeriksaan menggunakan cocor bebek dan melihat leher rahim.
"Bagi yang sudah pernah melakukan pemeriksaan virus HPV ada 16 dan 18 harus lebih aware karena sudah terjadi perubahan pada leher rahimnya, taunya ya harus periksa ke dokter," saran Tricia.
Faktor risiko keputihan yang disebabkan karena infeksi human papilloma virus (HPV) ini salah satunya adalah perempuan yang aktif melakukan hubungan seksual.
Selain itu, perempuan yang sering melahirkan juga menjadi faktor risiko mengalami kanker serviks jika didapati ada virus HPV 16 dan 18 di leher rahimnya.
Tricia menjelaskan umumnya keputihan atau cairan putih yang keluar dari vagina terbilang normal jika mengikuti siklus hormonal atau fase emosional seperti akan menstruasi atau sesudahnya, sedang hamil atau kelelahan, yang ditandai dengan cairan putih cerah atau kuning terang, tidak berbau dan tidak gatal.
Sementara keputihan yang tidak normal bisa dibedakan dari infeksi seperti penyakit yang disebabkan karena hubungan seksual, atau bakteri dan jamur yang berkembang di sekitar vagina akibat asam atau PH yang berubah.
Perubahan itu ditandai dengan rasa gatal, cairan putih kental dan berbau.
Selain itu, keputihan juga ada yang tidak berhubungan dengan infeksi seperti orang tua yang sudah menopause karena dinding vagina yang menipis, dan orang yang meminum antibiotic dalam jangka waktu yang lama sehingga jamur di vagina menjadi dominan.
Ia mengatakan setiap perempuan bisa berisiko terkena kanker serviks, maka ia menyarankan untuk tidak ragu memeriksakan diri setidaknya setahun sekali dan membiasakan hidup sehat serta setia pada satu pasangan.
Jika ada keluhan keputihan segera datang berobat dan jangan menolak jika ada pemeriksaan tambahan agar tidak terjadi kesalahan diagnosis. (Ant/Z-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Umumnya tomat ini biasa dijadikan lalap atau bisa juga dibuat jus hingga salad. Namun dari semua cara tersebut tomat memiliiki segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved