Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ADA ayat Al-Qur'an tentang hukum kafir kepada orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah, tepatnya dalam Surat Al-Maidah ayat 44. Sebagian kelompok menyimpang menetapkan hal itu secara tekstual sehingga berbahaya bagi pengamalannya. Para ahli tafsir memiliki penjelasan yang berbeda dan lebih cerdas.
Karena itu, tidak dapat semua orang untuk langsung kembali kepada Al-Qur'an dan Sunah tanpa penjelasan orang-orang yang berilmu, dalam hal ini ulama tafsir. Lantas bagaimana tafsir ayat itu? Berikut penjelasan Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri.
Baca juga: Tafsir Al-Baqarah Ayat 23 Umat yang Satu hingga Nabi Idris
Dan barang siapa tidak berhukum dengan yang telah Allah turunkan, mereka tergolong orang-orang kafir.
Para ulama tafsir menafsirkan ayat itu dengan tiga macam.
1. Orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah, mereka jatuh pada dosa besar.
Penafsiran ini dari sahabat Nabi yaitu Abdullah ibn Abbas (dalam salah satu riwayat).
إنه ليس بالكفر الذي يذهبون إليه، وإنه ليس كفراً ينقل عن الملة: (( ومن لم يحكم بما أنزل الله فأولئك هم الكافرون )) كفر دون كفر
Baca juga: Nabi Muhammad Ibarat Cahaya, ini Dalil-Dalil Ulama Tafsir
Sesungguhnya makna kufur dalam ayat ini bukan kekufuran yang mereka (khawarij) pahami. Ia bukan kufur yang mengeluarkan seseorang dari agama. Makna ayat tersebut ialah kufur di bawah kekufuran (dosa besar). HR al Hakim dalam al Mustadrok.
Makna lafaz kufur dengan makna dosa besar juga ada dalam hadis Nabi Muhammad SAW. Berikut salah satunya.
سباب المسلم فسوق وقتاله كفر
Mencaci seorang muslim itu kefasikan dan membunuhnya itu kekufuran (yakni dosa besar).
2. Orang-orang Yahudi yang tidak berhukum dengan hukum Allah, mereka itulah orang-orang kafir.
Penafsiran ini datang dari sahabat Nabi yang lain yaitu al-Barra' ibn Aazib. Penafsiran ini sesuai dengan konteks dari ayat ini terkait dengan orang-orang Yahudi yang suka mengubah hukum Allah. Jadi, lafaz من dalam ayat di atas meskipun umum tetapi berarti khusus, yaitu orang-orang Yahudi.
3. Orang-orang yang tidak berhukum dengan hukum Allah, karena ingkar terhadap hukum Allah atau menganggap bahwa selain hukum Allah lebih baik dari pada hukum Allah, baru termasuk orang-orang kafir.
Itu disampaikan Ibnu Abbas dalam riwayat yang lain.
من جحد ما أنزل الله؛ فقد كفر، ومن أقر به ولم يحكم؛ فهو ظالم فاسق
Barang siapa yang ingkar terhadap hukum yang telah Allah turunkan, dia telah kufur. Dan barang siapa menetapkan hukum Allah tetapi dia tidak berhukum dengannya, dia zalim fasik. (At-Thabari dalam al Jaami' al Bayan).
Demikianlah tafsir Surat Al-Maidah ayat 44 menurut para sahabat Nabi. Karenanya, salah kaprah berdasarkan ayat ini ada kelompok yang mengafirkan semua manusia disebabkan ada negara-negara muslim yang tidak menerapkan hukum Allah. Semoga dapat dipahami. (Z-2)
Ada yang bertanya jika seseorang menikah lebih dari sekali lalu masuk surga nanti ia akan bersama pasangan yang mana? Ini jawaban dari Ning Imaz Fatimatuz Zahro.
Hasil penelitian dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menemukan bahwa hubungan seksual yang baik ialah setiap empat malam sekali.
Asmaul husna atau nama-nama terindah Allah yang akan dibahas kali ini yaitu Al-Muhshi (الْمُحْصِيُّ). Tahukah kamu makna Al-Muhshi sebagai salah satu asmaul husna dari Allah?
Dilihat dari asal mula kata, tawakal berasal dari bahasa Arab tawakkul yang berarti berserah atau bersabar.
Kata ikhtiar berasal dari bahasa Arab yang berarti sama dengan berusaha.
Istilah zabur berasal dari kata Ibrani, zimra, bermaksud lagu atau musik.
Suryan meneliti fenomenologi dari sebuah rumah tahfiz di Yayasan Al-Qur’an Lima Benua.
Siapa sangka, ternyata RA Kartini haus dengan ilmu agama Islam, khususnya tentang tafsir Al-Qur'an. Kartini merupakan salah satu murid Kiai Sholeh Darat yang terkenal.
Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya.
Karena itu, ada baiknya kita merenungi ayat-ayat Al-Qur'an tentang pembunuhan. Yuk kita resapi ayat per ayatnya agar hati kita jauh dari melakukan dosa besar itu.
Dalam surat Al-Ma'idah ayat 32 Allah swt menetapkan bahwa membunuh seorang manusia seakan-akan membunuh seluruh manusia.
Bagaimana penjelasan tentang Baitullah yang terdapat di Surat Al-Baqarah ayat 125? Berikut tafsir Al-Qur'an surat tersebut oleh Kiai Asyari Masduki dari LDNU PC Kediri, Jawa Timur.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved