Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Perhimpunan Aritmia Indonesia (Peritmi) Sunu Budhi Raharjo mengatakan pusing saja bisa menjadi salah satu gejala aritmia selain indikasi lainnya seperti pingsan dan jantung berdebar.
"Pusing saja bisa merupakan gejala aritmia, kemudian pingsan menjadi satu gejala yang paling sering kami temukan karena sebab aritmia. (Gejala) yang paling sering itu berdebar dan yang paling ditakutkan aritmia menyebabkan henti jantung," kata Sunu, dikutip Kamis (7/9).
Aritmia merupakan gangguan irama jantung yang dapat berupa denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Hal ini bisa berakibat fatal yaitu terjadi stroke dan gagal jantung apabila tidak segera mendapatkan penanganan.
Baca juga: Sering Sakit Kepala sebelah Kiri? Kenali Penyabab dan Cara Mengatasi
Menurut Sunu, aritmia menjadi penyebab paling sering kondisi henti jantung, yakni 88%, seperti yang pernah dialami pesepak bola asal Denmark Christian Eriksen saat bertanding melawan Finlandia di laga Piala Eropa pada Juni 2021.
Dalam menghadapi kondisi itu, maka bantuan hidup dasar menjadi utama bagi pasien yakni berupa serangkaian upaya awal untuk mengembalikan fungsi pernafasan atau sirkulasi.
"Masalahnya henti jantung sering tidak bisa diprediksi sehingga terapi yang bisa membantu seseorang untuk bertahan menjadi sangat penting," kata Sunu.
Baca juga: Remaja Depresi Sensitif terhadap Kritik dari Orangtua
Dalam kesempatan yang sama, Dewan Penasehat Peritmi Dicky Armein Hanafy menyebutkan data tahun 2023 menunjukkan prevalensi aritmia secara umum sekitar 1,5% sampai 5% pada populasi global.
Kemudian, aritmia yang paling sering terjadi yakni fibrilasi atrium (FA) dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus dan diperkirakan pada 2050 prevalensi FA akan terus meningkat hingga mencapai 72 juta kasus di Asia (di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta).
Berbicara gejala, menurut Dicky, orang dengan aritmia biasanya menunjukkan gejala seperti jantung berdetak cepat dari normal (takikardia), jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada.
Aritmia bisa terjadi pada siapa saja, sering muncul secara sporadis dan pada sebagian kecil pasien karena bawaan. Tetapi, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan seseorang untuk terkena penyakit aritmia yaitu faktor usia, penyakit jantung koroner, penggunaan narkoba atau zat-zat tertentu, konsumsi alkohol berlebihan, mengonsumsi obat-obat tertentu, merokok, dan mengonsumsi kafein berlebihan.
Dicky mengatakan penanganan aritmia dapat dilakukan dengan tindakan kateter ablasi yaitu tindakan untuk detak jantung yang tidak teratur dan terlalu cepat dengan menggunakan kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah ke jantung.
Tindakan itu dikatakan memiliki angka keberhasilan tinggi sehingga menjadi pilihan pertama. Sementara pemberian obat-obatan hanya dapat meredam kemunculan aritmia, tetapi, tidak menyembuhkannya.
Penanganan aritmia juga dapat dilakukan dengan pemasangan alat Implantable Cadioverter Defibrillator (ICD) untuk mencegah kematian jantung mendadak.
Fungsi ICD pada dasarnya untuk mengembalikan fungsi jantung dengan cara memberikan kejut listrik ketika terjadi gangguan irama jantung.
ICD adalah sebuah alat berukuran kecil yang ditanam di dalam dada untuk mengembalikan irama jantung yang tidak normal. Perangkat ICD mempunyai baterai yang dapat bertahan hingga delapan tahun, bergantung pada frekuensi kerja alat tersebut. (Ant/Z-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Vertigo bisa disebabkan banyak hal, antara lain kekurangan semburan oksigen ke otak, infeksi gigi, dan infeksi organ lain.
DOKTER spesialis jantung dan pembuluh darah, Dr. Teuku Istia Muda Perdan, Sp. J.P FIHA, membantah beberapa mitos umum seputar serangan jantung yang terjadi saat olahraga.
Kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa lanjut usia dan menyebabkan sakit kepala ringan dan terjatuh secara tiba-tiba.
Aritmia jadi penyebab paling sering kondisi henti jantung, yakni 88%, seperti pernah dialami pesepakbola Denmark Christian Eriksen saat bertanding melawan Finlandia pada Juni 2021.
Penyebab sakit kepala sebelah kiri bisa beragam, mulai dari gaya hidup, makanan, hingga penyakit tertentu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved