Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SAMPAH masih menjadi masalah tanpa henti di tanah air. Bahkan, kini produksi sampah nasional, bisa mencapai 175.000 ton perhari.
Data ini merupakan kutipan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dimana orang Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.7 kg per hari.
Untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia, aktivitas daur ulang dapat menjadi solusi. Salah satu organisasi yang bergerak dalam daur ulang sampah plastik, Kita Olah Indonesia, menunjukan bahwa gerakan daur ulang, selain daripada memberi keuntungan bagi lingkungan, juga ekonomi.
Baca juga: KLHK Akui Pengelolaan Sampah di Indonesia Ketinggalan Jauh dari Eropa
Dibentuk pada 2021, Kita Olah Indonesia telah membantu melakukan daur ulang sampah sebanyak 78 ton per bulan. Sampah yang umumnya berasal dari sampah plastik, seperti jeriken, botol plastik, printer, dan berbagai produk yang menggunakan plastik, diolah menjadi biji plastik yang lebih kecil, agar dapat dibentuk kembali menjadi produk plastik terbaru.
“Hal yang menjadi masalah, adalah sampah itu dibuang sembarangan. Padahal, untuk mengatasinya bisa dengan melakukan daur ulang. Apa langkah pertama daur ulang? yaitu dengan memilah sampah itu,” ungkap Founder Kita Olah Indonesia Muhamad Andriansyah di Pabrik Kita Olah Indonesia, Bekasi, Rabu (14/6).
Baca juga: Viral, Perempuan Pengendara Mobil Buang Tiga Karung Sampah di Pinggir Kali
“Ada yang ingin kita tekankan bagi tiap masyarakat adalah, ini kita bukan mengolah sampah. Namun bahan mentah, karena setelah ini, bahan itu bisa dibentuk lagi ke produk yang terbaru,” sambungnya.
Andriasnyah mengaku bahwa, proses daur ulang ini juga dapat meningkatkan ekonomi sirkular. Sebab, pada operasionalnya, Kita Olah Indonesia mendapatkan sampah plastik dari bank sampah, pengepul dan juga TPA.
Sampah yang diperoleh, biasanya dihargai sekitar Rp3.000 sampai Rp10.0000 per kilo, tergantung pada jenis dan warna plastik–semakin bening plastiknya, harganya akan semakin mahal. Selain itu, Andriansyah juga mengaku ikut memberdayakan orang lokal dalam operasionalnya. Tercatat, terdapat 25 karyawan yang turut andil di Kita Olah Indonesia, yang merupakan warga sekitar.
Setelah pengolahan sampah plastik menjadi biji plastik yang lebih kecil, Kita Olah Indonesia dapat menjualnya kepada pabrik atau industri yang dapat menciptakan produk dari plastik dengan harga hingga Rp15.000 sampai Rp18.000.
Kendati demikian, Kita Olah Indonesia masih memegang peranan yang terlalu kecil dibanding dengan masalah sampah yang dihadapi. Sebab, data dari Sustainable Waste Indonesia (SWI) mengungkapkan bahwa dari 65 juta ton sampah di Indonesia, hanya 7% yang didaur ulang, dengan 69% berakhir di Tempat Pembuangan Akhir. (Z-10)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
TPA Samosir dibangun di lahan seluas 10 Ha sudah mencapai 100 persen dengan pagu senilai Rp29 M lebih.
Pemerintah juga memberikan insentif berupa penghargaan publikasi untuk kinerja yang baik dalam pengelolaan sampah plastik.
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Bank sampah menghadapi sejumlah tantangan. Antara lain, kurangnya kurangnya pembeli tetap bahan daur ulang serta keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah dan keterampilan bisnis.
Kerja kolaboratif ini akan dilakukan antara Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang dengan Fakultas Ilmu Terapan Telkom University.
Dia melihat upaya warga mengelola sampah organik dan anorganik menjadi barang bermanfaat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved