Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menargetkan sebanyak 10,92 juta ton sampah organik tidak lagi dibawa ke tempat pembuangan akhir atau TPA karena menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar mengajak masyarakat untuk mengolah sampah secara mandiri melalui kegiatan pembuatan kompos.
Baca juga:
"Jika seluruh masyarakat Indonesia melakukan pengomposan sampah organik sisa makanan setiap tahun secara mandiri di rumah, maka kira-kira ada 10,92 juta ton sampah organik tidak dibawa ke TPA dan dapat menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 6,8 juta ton setara karbon dioksida," ujarnya dalam acara gerakan Hari Kompos di Jakarta, Minggu (26/2).
Menteri Siti memaparkan jumlah timbulkan sampah di Indonesia saat ini mencapai 68 juta ton per tahun dengan komposisi terbesar adalah sampah organik sisa makanan yang mencapai 41,27 persen dan sekitar 38,20 persen timbulan sampah itu bersumber dari rumah tangga.
Menurutnya, bila sampah organik tidak terkelola secara maksimal bisa memperparah dampak pemanasan global yang memicu perubahan iklim dan menimbulkan berbagai permasalahan lingkungan hingga kesehatan.
Sampai 2022, Kementerian LHK mencatat masih ada kegiatan penanganan sampah konvensional berupa angkut dan buang ke TPA. Kegiatan itu akan dikurangi secara bertahap melalui aktivitas pengelola sampah dari rumah.
"Sampah organik yang ditimbun di TPA akan menghasilkan emisi gas metana yang memiliki kekuatan lebih besar dalam merangkap panas di atmosfer dibandingkan karbon dioksida," kata Siti.
"Kondisi tersebut mempertegas bahwa pengelolaan sampah organik khususnya sampah sisa makanan adalah sangat penting dan perlu menjadi perhatian kita juga," imbuhnya.
Dalam upaya mencapai target nol sampah atau zero waste, Kementerian LHK mengajak masyarakat meninggalkan pendekatan atau cara lama berupa kumpul, angkut, dan buang yang menitikberatkan terhadap pengolahan sampah di TPA.
Kementerian LHK lantas menginiasi gerakan Hari Kompos pada 26 Februari, tepat lima hari usai Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada 21 Februari. Gerakan Hari Kompos bertujuan mengajak masyarakat untuk mulai mengelola sampah organik mereka secara mandiri dengan menjadikannya pupuk untuk tanaman.
"Dengan prinsip zero waste zero emission, pengelolaan sampah di Indonesia telah bergeser ke hulu dengan partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat," pungkas Menteri Siti. (Ant/OL-6)
WARGA Denpasar, Bali, mulai gencar menjalankan konsep Teba Modern untuk pengelolaan sampah organik. Teba Modern dikenalkan pada masyarakat Denpasar oleh komunitas Malu Dong,
Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berencana membangun pulau di laut Jakarta yang berasal dari sampah.
Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo mengungkapkan Pemkot Yogya telah memiliki tiga Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS 3R) yakni TPS 3R Nitikan, Karangmiri, dan Kranon.
PEMKOT Bandung menjadikan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) tahun 2024 pada Rabu (21/2) hari ini, sebagai momentum dan refleksi untuk menghadirkan kota nol sampah.
Food waste yang dimaksud merupakan gabungan sisa makanan dan sampah bahan makanan.
Musim buah durian yang membanjiri sejumlah daerah di Provinsi Bangka Belitung (Babel) khususnya di Kabupaten Bangka menyisakan persoalan.
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved