Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOSEN Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) Laura Navika Yamani,S.Si., M.Si., Ph.D mengatakan bahwa daya penularan penyakit campak lebih cepat dibandingkan Covid-19.
Tanpa imunisasi atau vaksinasi, penyakit measles ini memiliki potensi keparahan yang lebih tinggi.
"Campak atau measles merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan, dengan daya tular tinggi. Measles memiliki daya tular tinggi jika dibandingkan dengan covid dan saat ini mungkin measles atau campak dengan daya tular tertinggi dibandingkan dengan penyakit infeksi lain," ujarnya kepada Media Indonesia, Selasa (24/1).
Penyakit ini biasanya banyak menyerang anak-anak, dengan risiko fatal tinggi lewat gejala diare, radang paru (pneumonia), radang otak, kebutaan, gizi buruk, hingga kematian.
Akan tetapi campak bisa diantisipasi melalui pemberian vaksin MR dan sejauh ini vaksin MR menjadi imunisasi dasar lengkap program nasional di Indonesia.
"Tujuan imunisasi dasar lengkap karena kasus masih ada di Indonesia dan supaya anak-anak kita memiliki kekebalan tubuh terhadap campak. Sehingga goal utamanya adalah tidak hanya eliminasi kasus campak di Indonesia tetapi juga mendukung eradikasi measles/ campak di global," jelasnya.
Baca juga: Kemenkes Minta Orang Tua Segera Lengkapi Imunisasi Campak Pada Anak
Lantas dengan meningkatnya kasus campak saat ini, Laura menyebut bahwa penyebab utama yakni tidak tercapainya target imunisasi pada masa pandemi. Imunisasi campak tidak menjadi prioritas dan bahkan cakupannya sangat rendah.
"Imunisasi campak selama covid-19 tidak menjadi prioritas dan cakupannya menjadi rendah tidak sesuai dengan target. Sedangkan kasus campak masih ada di masyarakat kita," ujar Laura.
"Saat ini angka kasus ini meningkat sebesar 32 kali lipat. Penyebabnya adalah cakupan imunisasi campak yang tidak sesuai target dalam kurun 2020-2022," tuturnya. (Van/OL-09)
Mohammad Adib Khumaidi adalah seorang dokter dan pengajar yang telah memberikan kontribusi besar dalam dunia medis dan kesehatan di Tanah Air.
KEMENTERIAN Kesehatan mengungkapkan rasa syukurnya karena polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof. Budi Santoso selesai.
Budi Santoso diduga dicopot dari jabatannya karena menolak program mendatangkan dokter asing ke Indonesia yang digagas Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Kalau rektor mau memecat itu tentunya ada persetujuan dari senatnya, akademik, khusus ada majelis wali amanat atau dewan penyantun gitu ya, yang tentunya belum kami dengar, kok mendadak.
Budi dinilai lebih banyak memberikan kontribusi positif baik dari prestasi maupun karakter untuk mencetak generasi dokter dan dokter spesialis di Tanah Air.
Para dekan yang tergabung dalam Asosiasi Institusi Kedokteran Indonesia (AIPKI) mengecam pemberhentian Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Budi Santoso.
Sudahkah kamu tahu? Penyakit campak dan alergi memiliki perbedaan secara nyata lho. Meski gejalanya mirip, namun ada beberapa karakteristik yang membedakan keduanya.
Wabah campak mendera Nigeria. Campak adalah virus sangat menular yang ditularkan melalui udara dan sebagian besar menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.
Vaksinasi campak mempunyai dampak paling signifikan dalam mengurangi angka kematian bayi, yaitu 60% jiwa terselamatkan.
MASYARAKAT cemas dengan merebaknya puluhan kasus cacar monyet di Indonesia. Sebagai bentuk kewaspadaan, berikut ini perbedaan cacar monyet dengan cacar air maupun campak.
Kemenkes mengatakan bahwa vaksinasi adalah tindakan preventif, oleh sebab itu orangtua diharapkan memberikan vaksin secara bertahap kepada anak sehingga anak-anak tumbuh sehat.
Kemenkes mencatat KLB campak ada di 15 kabupaten/kota di 4 provinsi. Kemudian KLB mix campak rubella di kabupaten di 1 provinsi dan 21 KLB suspek campak di 17 kabupaten/kota di 9 provinsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved