Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KALI ini kita akan membahas tokoh ulama mutakallimin atau pakar teologi yang kedua dalam mazhab ahlussunnah wal jamaah yaitu Abu Mansur al-Maturidi. Pada tulisan sebelumnya kita sudah menyampaikan secara singkat tentang Abu Hasan Al-Asy'ari.
Beliau ialah pendiri mazhab Maturidiyyah, salah satu dari dua mazhab ahlussunnah wal jama'ah. Berikut pemaparannya dilansir dari @limofficial_lirboyo di Instagram.
Al-Maturidi atau Abu Mansur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidi As-Samarqandi Al-Hanafi lahir pada 283 H di sebuah desa kecil yang bernama Matrid, Samarkand. Nasab beliau amatlah mulia, yakni bersambung sampai kepada sahabat Nabi SAW yakni Abu Ayyub al-Anshari.
Sama seperti al-Asy'ari, ia hidup penuh dengan perjuangan melawan pemikiran-pemikiran bid'ah seperti Muktazilah dan tidak membuat-buat paham baru. Hal ini karena al-Maturidi tampaknya hidup di era sedang menyingkirnya paham Muktazilah dari Baghdad ke kawasan Asia Tengah.
Corak pemikiran Abu Mansur al-Maturidi sangat kental dengan pemikiran Abu Hanifah. Karenanya, sangat kuat karakter argumentasi penalaran tanpa melampaui batas.
Berbeda dengan al-Asy'ari yang berpegang teguh dengan dalil naql serta mengukuhkannya dengan argumentasi nalar akal. "Sebagian pengkaji ilmu akidah meneguhkan bahwa manhaj al-Asy'ari berada di antara pemikiran sekte muktazilah dan ulama ahli fikih dan ahli hadis sedangkan manhaj al-Maturidi berada di antara pemikiran sekte muktazilah dan manhaj al-Asy'ari," tegas Dr. Abu Zahrah dalam bukunya, Tarikh al-Madzahib al-islamiyah.
Hampir semua persoalan akidah tidak ada beda antara Asy'ariyyah dengan Maturidiyyah. Bahkan sederhananya Asy'ariyyah ialah Maturidiyyah dan Maturidiyyah ialah Asy'ariyyah. Hanya, ada beberapa persoalan furi'iyyah yang amat sedikit.
Salah satunya ialah persoalan al-Amnu wa al-Iyas (aman dari siksa dan putus asa dari rahmat Allah). Maksudnya?
Menurut Asyariyyah, al-amnu min makarillah yaitu seseorang meyakini dan mengikat di dalam hatinya bahwa ia akan aman dari siksa Allah (dari neraka) padahal ia senantiasa melakukan dosa. Al-iyas min rahmatillah ialah seseorang meyakini dan mengikat di dalam hatinya bahwa Allah tidak mengampuni dan tidak merahmatinya. Konsekuensi bagi orang itu yakni mendapat dosa besar.
Baca juga: Mengenal Imam Al-Asyari Pejuang Mazhab Ahlussunnah wal Jamaah
Menutut maturidiyyah, al-amnu min makarillah ialah seseorang merasa aman dari azab Allah karena prasangkanya bahwa Allah tidak mampu untuk menyiksanya dan tidak mampu melaksanakan ancamannya. Sedangkan al-iyas min rahmatillah ialah seseorang berputus asa terhadap rahmat Allah karena prasangkanya bahwa Allah tidak mampu untuk merahmatinya.
Konsekuensi bagi orang itu ialah kufur.
Bila ditinjau lebih lanjut, perbedaan dari dua mazhab ini hanya sebatas ta'rif atau pengertian. Andai Asy'ariyah memaknai keduanya seperti pemaknaan dari Maturidiyah, konsekuensinya pun sama dengan pendapat Maturidiyah. Begitu pula sebaliknya. (OL-14)
Dilihat dari asal mula kata, tawakal berasal dari bahasa Arab tawakkul yang berarti berserah atau bersabar.
Nah, apa saja 37 surat dalam juz amma? Berikut urutan surat-surat pendek dalam juz 30.
Al-Insyiqaq berarti terbelah/terbagi yang diambil dari ujung ayat pertama. Surat yang terdiri atas 25 ayat ini termasuk Surat Makiyah dan diturunkan sesudah Surat Al-Infithar.
AL-MUTHAFFIFIN merupakan surat ke-83 dalam juz 30 atau juz amma yang terakhir dalam Al-Qur'an. Surat ini terdiri atas 36 ayat dan termasuk dalam golongan Surat Makiyyah.
SURAT 'Abasa (عبس) terdapat dalam juz amma atau juz 30 yang terakhir dalam Al-Qur'an. 'Abasa berarti dia yang bermuka masam.
Berikut 30 surat dalam Juz Amma dari surat 114 sampai 85.
Ada yang bertanya jika seseorang menikah lebih dari sekali lalu masuk surga nanti ia akan bersama pasangan yang mana? Ini jawaban dari Ning Imaz Fatimatuz Zahro.
Asmaul husna atau nama-nama terindah Allah yang akan dibahas kali ini yaitu Al-Muhshi (الْمُحْصِيُّ). Tahukah kamu makna Al-Muhshi sebagai salah satu asmaul husna dari Allah?
Nah, salah satu asma Allah itu Al-Waliy. Pertanyaannya apakah makna wali pada manusia sama dengan makna wali dalam asmaul husna itu?
Kenapa pembahasan Al-Qawiy dan Al-Matin digabungkan alias tidak masing-masing seperi asmaul husna yang lain? Ini karena makna Al-Qawiy dan Al-Matin masih saling berkaitan.
Pembahasan asmaul husna atau nama-nama terindah Allah SWT kali ini yaitu Al-Wakil. Ini bermakna Allah Zat yang dipasrahi. Dipasrahinya Allah tentu berbeda dengan makhluk-Nya.
Para ulama salaf pun tidak main-main mengamalkan khatam Al-Qur'an pada bulan suci ini. Bagaimana mereka melakukan khatam Al-Qur'an pada Ramadan?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved