Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Agama tidak menoleransi aparatur sipil negara (ASN) Kemenag yang memiliki sikap intoleran, apalagi sampai berpaham ekstrem. Auditor Inspektorat Jenderal harus mampu menjadi evaluator sekaligus insider dalam kegiatan penguatan moderasi beragama.
Inspektur Jenderal Kemenag Faisal menyampaikan itu dalam Orientasi Pelopor Moderasi Beragama Inspektorat Jenderal Tahap III di Hotel Onih, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/10), yang digelar Inspektorat Jenderal Kemenag. "Ini merupakan tugas kita sebagai pengawasan dengan terus mengawal program prioritas Kemenag berupa penguatan moderasi beragama. Karenanya, auditor harus memahami moderasi beragama," ungkap Faisal.
"Kita harus dapat memberikan sudut pandang kepada pimpinan, apa kebijakan ini sudah baik, apa proses bisnisnya sudah memadai, dan memberikan sumbang saran untuk menyempurnakan program ini," imbuh Faisal.
Menurut Faisal, perbedaan ialah fitrah. Inspektorat Jenderal harus mencontohkan harmonisasi perbedaan itu.
"Saya berharap kalau Itjen sudah paham dan memahamkan konsep ini, tidak ada lagi ujaran kebencian yang dilakukan ASN Kemenag. Ini karena Itjen hadir sebagai pelopor toleransi untuk mewujudkan moderasi beragama," pungkasnya. (RO/OL-14)
Melihat potensi dan fenomena disharmoni yang ada, semangat moderasi beragama harus terus digelorakan.
Moderasi beragama sering kali dipahami hanya sebagai ‘budaya keagamaan’ (religious culture).
Dengan perspektif ilmu sosiologi, teologi, antropologi, dan semua bidang ilmu bisa saling bersapa.
Moderasi beragama adalah upaya kita untuk menegaskan bahwa kita benar-benar memerangi intoleransi.
Selain kaku dalam menyikapi budaya lokal, Muhammadiyah juga tak lentur dalam berhubungan dengan umat beragama yang berbeda.
Nantinya akan dilakukan pretest dan diakhiri dengan post test untuk mengukur kognitifnya, supaya tidak ada mispersepsi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved