Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KOORDINATOR Substansi Penyakit Kanker dan Kelainan Darah Ditjen P2P Kemenkes Aldrin Neilwan Pancaputra menekankan setidaknya terdapat tiga poin penting yang menjadi kunci untuk menurunkan kasus kanker serviks, yaitu pola hidup sehat, vaksinasi, dan skrining secara berkala.
Pola hidup sehat mencakup banyak hal termasuk menghindari seks berisiko dengan tidak berganti-ganti pasangan.
Kemudian lakukan vaksinasi untuk mencegah infeksi virus HPV (human papilloma virus) sedini mungkin, serta skrining untuk mendeteksi lesi prakanker serviks atau sel-sel prakanker serviks.
Baca juga: Bali Akan Data Siswi SD untuk Program Imunisasi Cegah Kanker Serviks
"Semua itu hanya memberi makna kalau dari semua pihak mau melaksanakan dengan baik, baik itu pemberi layanan, pemegang kebijakan, maupun pelaksananya, serta dibarengi dengan kepedulian dari masyarakat, sehingga hal itu (menurunkan kasus kanker serviks) baru bisa tercapai," kata Aldrin dalam webinar, dikutip Selasa (24/5).
Dua kunci terakhir, yaitu vaksinasi dan skrining, tengah didorong oleh pemerintah. Kemenkes telah memasukkan vaksin HPV sebagai vaksin wajib dalam program imunisasi nasional, menargetkan siswa perempuan kelas 5 dan 6 SD/sederajat.
Selain itu, Kemenkes menargetkan pada tahun ini untuk memperluas vaksinasi HPV di delapan provinsi yang masuk dalam Roadmap Pengendalian Kanker Indonesia 2022-2040.
Upaya skrining juga telah masuk dalam roadmap tersebut, dengan menargetkan cakupan skrining untuk deteksi dini kanker payudara dan leher rahim (serviks) sebesar 50% pada 2022.
"Kalau kita melakukan suatu deteksi dini secara berkala, itu suatu upaya dalam menurunkan kasus kanker, dalam hal ini kanker serviks, tentunya kita akan mencari sedini mungkin bila ada lesi prakanker sehingga bisa intervensi di awal dan tidak berkembang menjadi kanker," kata Aldrin.
Kanker serviks menjadi salah satu penyakit yang dapat menyerang perempuan dari berbagai jenjang usia dan menempati peringkat kedua sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita perempuan Indonesia.
Meski termasuk jenis kanker yang mematikan, Aldrin mengatakan kanker serviks dapat dicegah sedini mungkin dengan beberapa cara, termasuk skrining secara berkala dan kemudian jika hasilnya positif dapat segera ditindaklanjuti.
"Leher rahim ini jenis kanker yang paling mungkin baik untuk diobati jika ditemukan pada stadium yang dini, artinya kita masih bisa menemukan lesi prakanker yang bisa kita intervensi," katanya.
Namun di sisi lain, berdasarkan data yang ia himpun, sekitar lebih dari 70% kasus kanker terdiagnosis pada stadium lanjut. Hal tersebut, kata Aldrin, tentu sangat berdampak terhadap prognosis.
Untuk menekan kasus kanker serviks, dokter dari Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof Andrijono menjelaskan Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO) mendorong peningkatan vaksinasi HPV dan skrining menggunakan tes sensitivitas tinggi.
Vaksinasi HPV, kata Andrijono, telah masuk dalam program nasional. Sementara untuk metode skrining, Indonesia umum menggunakan tes pap smear dan belum lama ini tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) juga didorong.
Ia menyebutkan tingkat sensitivitas pada tes pap smear hanya 55,4%, lebih rendah dibanding tes IVA (Inspeksi Visual Asam asetat) yang memiliki tingkat sensitivitas sekitar 69% sampai 88%.
Metode skrining lainnya yang patut diperhitungkan yaitu tes DNA-HPV, yang tingkat sensitivasnya mencapai 94,6%. Merujuk pada FIGO, Andrijono mendorong agar Indonesia memiliki program skrining gabungan menggunakan IVA dan DNA-HPV sehingga deteksi dini kanker serviks dapat lebih akurat.
"DNA-HPV untuk mendeteksi adanya infeksi HPV. IVA untuk mendeteksi adanya lesi prakanker. Itu yang kami harapkan (di Indonesia) dengan deteksi ini maka akan mempunyai sensitivitas yang sangat tinggi," ujar Ketua Dewan Penasihat HOGI itu. (Ant/OL-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Umumnya tomat ini biasa dijadikan lalap atau bisa juga dibuat jus hingga salad. Namun dari semua cara tersebut tomat memiliiki segudang nutrisi yang baik untuk tubuh.
Pemberian vaksin HPV pada laki-laki ternyata membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks, dengan perempuan terlindungi oleh manfaat vaksin ketika berhubungan seksual.
Ada kekhawatiran tentang radiasi elektromagnetik yang dipancarkan oleh ponsel dan dampaknya terhadap kesehatan. Berikut daftar ponsel dengan radiasi paling tinggi
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved