Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEJAK pertama kali dikonfirmasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Kamis (16/12/2021), kasus omikron di Tanah Air terus bertambah. Berdasar update terakhir pada Senin (27/12/2021), kasus omikron di Indonesia tercatat sudah menembus angka 46 orang. Hasil ini didapat usai Kemenkes melakukan uji whole genome eequencing (WGS) terhadap sampel yang diperiksa.
Pertambahan kasus omikron di Indonesia langsung menarik perhatian dari sejumlah pihak. Pasalnya, pertambahan kasus terjadi ketika angka vaksinasi ke-2 covid-19 sudah mencapai 110.620.807.
Selain itu, kekhawatiran masyarakat terhadap omikron mulai muncul sebab beredar kabar bahwa vaksin covid-19 yang sudah disuntikkan ternyata tidak efektif melawan omikron. Lantas, benarkah demikian?
Dokter Spesialis Patologi Klinik Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dr. Tonang Dwi Ardyanto, Sp.PK(K), Ph.D, FISQua mengatakan, vaksin covid-19 yang digunakan saat ini baru berfokus pada gejala berat dan kematian. Apabila ingin mendapatkan vaksin covid-19 yang mampu mencegah infeksi di saluran pernapasan bagian atas, tentu waktu yang dibutuhkan akan lebih lama.
"Di negara yang menghadapi omikron, misal Inggris, cakupan vaksinasinya sudah tinggi. Ketika omikron menyebar secara angka lebih banyak dari kelompok yang sudah divaksinasi. Tapi, kalau secara proporsional atau persentase, lebih banyak dari kelompok yang belum divaksinasi," terang dr. Tonang dalam keterangan resmi, Selasa (28/12/2021).
Berkaca dari meledaknya pertambahan kasus omikron di Inggris, ia menjelaskan bahwa risiko orang yang sudah divaksinasi covid-19 untuk menjalani rawat inap ketika terjangkit omikron hanya 31%-45%. Sedangkan, bagi mereka yang belum disuntik vaksin covid-19, risiko menjalani rawat inap di ruang isolasi ketika terjangkit omikron meningkat menjadi 50%-70%.
Ia menyampaikan, persentase rawat inap untuk orang yang sudah divaksinasi covid-19 ketika terjangkit omikron lebih rendah daripada delta yang menyebar pada pertengahan tahun ini. "Sedangkan, pada yang belum pernah terinfeksi dan belum divaksinasi covid-19 risikonya sebesar 11% dibandingkan varian delta. Ini artinya, 4-7 kali lebih tinggi daripada kelompok yang sudah divaksinasi covid-19," tambah dr. Tonang.
Jika melihat cakupan vaksinasi covid-19 di Indonesia, ia mengatakan persentase suntikan vaksin lengkap sudah mencapai 40,65%. Sekitar 17% masyarakat baru mendapat suntikan pertama, sedangkan sekitar 42,3% belum mendapatkan vaksin covid-19 sama sekali.
Dari persentase tersebut, dr. Tonang mengkhawatirkan kelompok yang belum tervaksinasi covid-19 akan lebih mudah terjangkit omikron. "Dan yang perlu diingat yang lebih cepat tertular yaitu yang prokesnya paling kendor. Tidak pakai masker dan tidak rajin cuci tangan. Untuk mereka yang punya antibodi, virus akan lebih cepat bersih. Tapi, yang tidak punya, baru bersih virusnya sekitar 14 hari sejak terinfeksi," ujar dr. Tonang.
Karena vaksin covid-19 yang sudah diproduksi masih belum mampu menghindarkan orang dari varian baru SARS-CoV-2, muncul wacana untuk menyuntikkan booster. Perlu diketahui, booster berbeda dengan dosis ketiga yang selama ini salah diartikan banyak orang. Booster merupakan vaksin tambahan untuk memastikan dua dosis vaksin covid-19 yang sudah disuntikkan telah membentuk imunitas.
Sedangkan, dosis ketiga yaitu vaksin yang wajib disuntikkan dan menjadi bagian utama vaksin covid-19, layaknya dosis pertama dan kedua. Untuk wacana itu, dr. Tonang mengutarakan bahwa keharusan penyuntikan booster perlu didalami dulu. Sebab, laporan ini masih berasal dari penelitian laboratorium.
"Istilahnya baru in vitro. Tidak salah, hanya harus pelan-pelan bila diterjemahkan di lapangan. Laporan itu dari negara-negara yang vaksinasinya sudah 70%-80% tetapi di Indonesia kan baru 40-an persen," imbuh dr. Tonang.
Ia mengatakan, walau seseorang berisiko terjangkit omikron, bukan berarti efektivitas vaksin covid-19 hilang. Ia menampik anggapan ini dan menegaskan efektivitas vaksin covid-19 hanya menurun.
Baca juga: Tinjau Bakti Negeri Akabri 2001, Kapolri Tekankan Vaksinasi Hingga Waspadai Pintu Masuk Negara
Daripada fokus membahas booster, dr. Tonang justru meminta pemerintah untuk segera menggencarkan suntikan dosis kedua vaksin Covid-19. "Ini lebih penting, lebih bermakna, dan lebih kuat efeknya komunalnya menghadapi apa pun varian covid-19 yang masih ada dan mungkin akan ada," imbuhnya.
dr. Tonang menerangkan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kemenkes sama-sama menyetujui penyuntikan booster dilakukan saat 50% masyarakat sudah divaksinasi covid-19. "Asumsi proporsi jumlah penyintas yang belum divaksinasi sekitar 20%, sebagian besar penyintas sudah divaksinasi, maka vaksinasi 50% itu ditambah 20% bisa mencapai sekitar 70%," kata dr. Tonang.
Dengan persentase ini, ia menyebut Kemenkes sudah bisa mempertimbangkan penyuntikan booster. Dengan catatan, vaksinasi covid-19 primer harus tetap dilakukan dan booster disuntikkan untuk kelompok berisiko tinggi.
"Dengan kecepatan pemberian vaksin rata-rata dalam tujuh hari terakhir ini, kita bisa mencapai 50% dalam waktu sekitar 30-50 hari lagi," pungkasnya. (OL-14)
Dia menjelaskan gangguan ginjal pada anak-anak berbeda dari gangguan ginjal pada dewasa. Adapun kasus yang sering ditemukan, kata dia, kelainan bawaan.
Kasus gagal ginjal kronik yang membutuhkan cuci darah di RSHS jumlahnya mencapai 10-20 anak per bulan
DIBANDING rumah sakit swasta, puskesmas di Indonesia dinilai tidak sembarangan memberikan antibiotik.
ANAK merupakan pihak paling terpapar pada pelayanan yang tidak perlu atau overtreatment di pelayanan kesehatan. Hal itu diungkapkan oleh pendiri Yayasan Orang Tua Peduli Purnamawati Sujud.
Rumah sakit dilarang memberikan susu formula (sufor) untuk bayi yang baru lahir tanpa indikasi medis, agar tidak menyulitkan ibu untuk menyusui anaknya secara eksklusif
Sebuah kedai kopi di Mall Bogor Junction (Jogya Junction) terbakar pada Selasa pagi sekitar pukul 03.30 WIB. Seorang satpam dilarikan ke rumah sakit karena sesak nafas.
Prof. Hinky juga menampik klaim keliru yang beredar di media sosial, yaitu anak yang tidak divaksinasi bebas dari infeksi telinga dan pengobatan antibiotik.
Dikuatirkan informasi sequence genomic pathogen dari indonesia dikapitalisasi oleh pengembang vaksin negara maju dan kita tidak dapat benefit yang setara.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Isu efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Ia mengatakan peringatan soal efek sampik dari roduk vaksin itu sudah diumumkan sejak 2021.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menanggapi kehebohan soal efek samping vaksin covid-19 AstraZeneca. Menurut Budi, efek samping vaksin tersebut telah diketahui sejak lama.
Komisi Nasional Pengkajian dan Penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi memastikan sampai saat ini tidak ada kejadian sindrom trombosis dengan trombositopenia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved