Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Sampah dan kebisingan di laut menjadi ancaman serius bagi kelestarian mamalia laut di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Karena itu, upaya menekankan pentingnya menjaga kelestarian mamalia laut dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan ekosistem laut dari pencemaran dan kebisingan.
Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut (ESDL) Kementerian Kelautan dan Perikanan, (KKP) Pamuji Lestari menyebutkan selain faktor alam berupa fenomena oseanografi sebagai penyebab mamalia laut terdampar, ancaman global lainnya sebagai dampak yang disebabkan oleh aktivitas manusia (man-made impact) adalah kegiatan seismik bawah laut dan pencemaran perairan yang diketahui sebagai salah satu penyebab banyaknya mamalia laut terdampar dan mengalami kematian di berbagai negara.
“Sampah laut menjadi permasalahan yang mendesak saat ini dan perlu segera ditangani karena memberi dampak negatif pada ekosistem laut, mamalia laut, dan kesehatan manusia,” kata Pamuji dalam keterangannya Kamis (1/7).
Baca juga: Kemenkes Percepat Target Vaksinasi Hingga 70% di Zona Merah
Pamuji menjelaskan bahwa mamalia laut memberikan sumbangan ekologis yang sangat penting bagi ekosistem di bumi dan manusia yang memanfaatkan atau berasosiasi dengan hewan-hewan tersebut. Menurutnya, dari segi ekologi, kotoran paus sperma merupakan carbon sink bagi samudera. Gangguan terhadap populasi mamalia laut dan predator utama lainnya menyebabkan pergeseran dominasi predator utama yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya rantai makanan.
“Sehatnya mamalia laut juga mencerminkan sehatnya lautan. Sebagian besar mamalia laut merupakan biota yang bermigrasi lintas negara dan mengalami ancaman global di perairan negara yang menjadi negara jangkauan (range states) mamalia laut," sebutnya
Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman atas persoalan dan ancaman terhadap mamalia laut khususnya sampah laut (marine debris), kebisingan laut (ocean noise) dan by cacth, KKP didukung WWF Indonesia mengupas lebih dalam persoalan ini bersama pakar dari beberapa negara yang kompeten di bidangnya.
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menegaskan Indonesia telah berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik yang masuk ke laut pada tahun 2025. Pemerintah juga menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut 2018-2022.
“RAN Konservasi ini diharapkan menjadi rujukan nasional dalam upaya pelestarian dan penyelamatan mamalia laut di Indonesia sehingga pelaksanaannya lebih sistematis dan terukur, khususnya dalam mengurangi ancaman terhadap mamalia laut,” terangnya.
“Untuk mencapai komitmen ini, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang memuat rencana aksi strategis menangani sampah laut dari tahun 2018-2025,” tegas Hendra.
Baca juga: Luhut Tegaskan Penyebar Hoaks Soal Pandemi Bisa Ditindak Hukum
Hendra menambahkan bahwa KKP melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan (Kepmen KP) Nomor: 79/2018 juga telah menetapkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Konservasi Mamalia Laut 2018-2022, yang memuat strategi, kegiatan, indikator, output, lokasi, waktu, penanggungjawab dan unit kerja terkait dalam pelaksanaan upaya konservasi mamalia laut di Indonesia.
“RAN Konservasi ini diharapkan menjadi rujukan nasional dalam upaya pelestarian dan penyelamatan mamalia laut di Indonesia sehingga pelaksanaannya lebih sistematis dan terukur, khususnya dalam mengurangi ancaman terhadap mamalia laut” terangnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, Alexander Rusli, menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki strategi yang sangat tepat untuk konservasi mega fauna laut yang tidak mengenal yurisdiksi dan batasan keilmuan. Kolaborasi internasional seperti tercermin dalam seminar ini adalah satu upaya KKP yang sangat didukung oleh WWF Indonesia.
“WWF Indonesia bersama berbagai mitra mendukung upaya konservasi mamalia laut ini melalui kegiatan monitoring dan penanganan satwa laut terdampar serta upaya pengurangan polusi sampah plastik di laut. Kami menghargai KKP yang membuka diri untuk bekerjasama di tingkat nasional dengan kami dan berbagai organisasi yang ada,” papar Alex.
Sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah dengan pemangku kepentingan terkait dalam melakukan pengelolaan dan konservasi sumber daya hayati kelautan di wilayah perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan, pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ditjen PRL dengan Yayasan WFF Indonesia.
Penandatanganan PKS dilakukan secara langsung oleh Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry dengan Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, Alexander S. Rusli.
Direktur Apex Environmental, Benjamin Kahn mengungkapkan sebagai negara yang kaya dengan keanekaragaman hayati, Indonesia telah melakukan berbagai upaya dalam mengelola mamalia laut, seperti menetapkan beberapa kawasan konservasi. Namun, tidak dipungkiri bahwa mamalia laut mendapat berbagai ancaman terutama dari sisi antropogenik antara lain pemanasan global, alat tangkap ikan, sampah laut (marine debris) dan kebisingan laut (ocean noise).
“Mamalia laut merupakan hewan yang sangat baik dalam hal pendengaran di dalam air. Ocean noise merupakan salah satu hal yang dapat mengganggu mereka. Beberapa hal yang menjadi sumber ocean noise antara lain pelayaran," jelasnya.
Sebagai negara kepulauan, kata Benjamin, jumlah pelayaran per hari di Indonesia cukup tinggi. Jalur pelayaran kapal seringkali bersinggungan dengan koridor mamalia laut. Kegiatan survei seismik juga menyumbang kebisingan laut. "Sumber kebisingan laut lainnya adalah pelatihan militer yang menggunakan senjata dengan suara yang besar," lanjutnya
Benjamin menambahkan, faktor antropogenik selanjutnya yakni adanya sampah laut. Indonesia diklaim sebagai negara dengan sampah laut terbesar ke-3 di dunia. Sampah plastik sangat mengancam mamalia laut karena perut mamalia laut dapat mengakumulasi sampah tersebut. Tidak hanya mamalia laut, sampah plastik juga mengancam penyu dan hewan laut lainnya. (H-3)
TEPI jalan Kota Depok, Jawa Barat (Jabar) tak terlepas dari persoalan sampah. Kondisi sampah ini terus jadi sorotan. Sebab warga masih saja membuang sampah sembarangan di tepi jalan.
Wirausaha kecil dan menengah terus didukung untuk mengembangkan bisnis mereka secara berkelanjutan yaitu dengan turut mengurangi kemiskinan dan polusi plastik di Indonesia.
Korea Utara baru saja meluncurkan sekitar 500 balon berisi kertas bekas dan plastik, termasuk beberapa yang jatuh di kompleks kantor kepresidenan Korea Selatan.
Komitmen dalam pengurangan sampah merupakan langkah penting dalam menangani permasalahan sampah, dan sinergi dalam pelaksanaannya sangat diperlukan.
Hal Itu diketahui setelah IWP melakukan studi yang didanai oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau organisasi khusus bentukan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di tahun 2021.
Sampah rumah tangga itu diletakkan di bahu jalan hingga menggunung. Bau busuk sampah langsung menyeruak di sekitar lokasi tersebut.
Warga pesisir Pantai Pangandaran kembali menggelar tradisi Hajat Laut, sebuah ritual syukur tahunan yang meriah, dengan acara larung sesaji ke tengah laut
Putu berharap kehadiran kapal OceanX ini dapat membantu memperkenalkan kekayaan laut Indonesia kepada dunia
KAPAL nelayan asal Kabupaten Rembang, KM Soneta, yang mengangkut 16 anak buah kapal (ABK) di Perairan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, tenggelam.
OAKWOOD Suites Kuningan Jakarta bersama dengan Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Provinsi DKI Jakarta menggelar aksi penanaman 2.000 mangrove dan pembersihan laut di pesisir Jakarta.
MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Batam, pada hari Rabu, tanggal 10 Juli 2024 telah memutus perkara pencemaran Laut Natuna Utara Perairan Indonesia dengan terdakwa Mahmoud Mohamed Abdelaziz
Kolaborasi OceanX dengan Tanoto Foundation akan melibatkan sejumlah pengajar dan pelajar dalam pendidikan sektor kelautan yang berkualitas dan mudah diakses secara luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved