Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LEMBAGA Biologi Molekuler Eijkman mengatakan hasil penelitian yang dilakukan Eijkman dan rekannya menunjukkan sejumlah besar parasit malaria ternyata bersembunyi di organ limpa.
Dari keterangan yang diterima, di Jakarta, kemarin, penemuan terbaru terkait malaria dilaporkan pekan lalu di jurnal ilmiah New England Journal of Medicine dan PLOS Medicine.
Penelitian itu membuktikan bahwa sejumlah besar parasit malaria bersembunyi di limpa manusia yang secara aktif mampu berkembang biak dalam siklus hidupnya. Itu merupakan terobosan baru bagi pemahaman mengenai patogenesis malaria yang belum pernah diketahui sebelumnya.
Sampai saat ini, parasit malaria yang masuk ke aliran darah diperkirakan beredar dan berkembang biak hanya di dalam darah.
Penelitian yang dipimpin oleh mahasiswa doktoral Indonesia, Steven Kho di Menzies School of Health Research (Menzies) Australia bersama- sama dengan Dr. Rintis Noviyanti, Dr. Nurjati Siregar dan Dr. Leily Trianty, dan tim peneliti di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Jakarta serta Dr. Putu Ayu Indrashanti Wardani di Rumah Sakit Umum Daerah di Timika, serta Dr. Enny Kenangalem dan Dr. Jeanne Rini Poespoprodjo, dan tim peneliti malaria di Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP) menemukan bahwa pada penyakit malaria kronis, jumlah parasit dapat mencapai ratusan hingga ribuan kali lebih tinggi di organ limpa daripada yang ditemukan di peredaran darah.
Penelitian besar itu melibatkan mitra penelitian lain dari Australia dan Perancis.
Dr. Kho memeriksa limpa dari pasien-pasien yang memerlukan pengangkatan limpa (splenectomy) di Timika, Papua akibat kecelakaan. Pasien tersebut umumnya tidak memperlihatkan adanya gejala malaria, tetapi 95 persen pasien memiliki parasit yang hidup dalam jumlah besar yang tersembunyi di limpa.
"Temuan kami telah mendefinisikan ulang siklus hidup malaria. Malaria kronis harus dianggap terutama sebagai infeksi limpa, dan hanya sebagian kecil yang beredar di dalam darah," kata Dr. Kho.
Akumulasi parasit di limpa ditemukan pada malaria yang disebabkan dua spesies Plasmodium utama yaitu Plasmodium falciparum dan Plasmodium vivax, tetapi terutama terlihat pada infeksi Plasmodium vivax, di mana lebih dari 98 persen dari semua parasit dalam tubuh bersembunyi di limpa.
Baca juga: Pemkab Garut Fokus Tangani Stunting Lokus di 20 Desa
Dr. Siregar yang merupakan Kepala Unit Histologi dan Transmission Electron Microscopy (TEM) Lembaga Eijkman, mengatakan penelitian tersebut juga menemukan bahwa limpa manusia mengandung sejumlah besar sel darah merah yang sangat muda, yang disebut retikulosit.
Sel darah muda itu merupakan satu-satunya jenis sel darah merah yang dapat diinfeksi oleh P. vivax.
"Hal ini menjadikan limpa sebagai lokasi di mana parasit malaria vivax dapat berkembang biak dengan mudah," ujar Dr. Siregar.
Sedangkan Dr. Wardani mengatakan bahwa hingga saat ini limpa dianggap sebagai organ yang menghancurkan parasit malaria dan dihindari oleh parasit.
"Sementara limpa memang menyaring dan menghancurkan beberapa parasit, tetapi hasil penelitian kami sekarang menunjukkan bahwa limpa juga menyediakan tempat berlindung bagi parasit yang bertahan hidup dalam jangka panjang," tutur Dr. Wardani.
Tim peneliti menekankan pentingnya temuan tersebut dan mengatakan bahwa infeksi limpa yang terus-menerus memiliki implikasi klinis dan kesehatan masyarakat yang besar, termasuk kontribusi yang signifikan terhadap anemia.
"Kami juga menemukan bahwa beberapa orang dengan sejumlah besar parasit yang bersembunyi di limpa tidak memiliki parasit yang terdeteksi di dalam darah, ini yang harus mendapatkan perhatian jika kita ingin melakukan program eliminasi malaria," kata Dr. Trianty.
Dr. Noviyanti yang merupakan Kepala Unit Malaria Pathogenesis Lembaga Eijkman mengatakan bahwa program eliminasi malaria yang mengandalkan tes darah secara massal, hanya mengobati individu dengan infeksi yang terdeteksi tetapi mungkin tidak dapat mendeteksi semua infeksi pada populasi di mana malaria terjadi.
"Penelitian ini masih berlanjut di Timika, Papua, untuk mengeksplorasi lebih jauh populasi parasit yang baru ditemukan di limpa ini," tutur Noviyanti.
Dia menuturkan pemberantasan malaria membutuhkan kerja sama yang terintegrasi antar berbagai institusi.
Penelitian mengenai biologi parasit malaria akan membantu menjawab berbagai pertanyaan yang timbul terkait pemahaman tentang mekanisme patogen untuk terhindar dari sistem pertahanan tubuh inang.
Hal itu akan membantu penemuan intervensi baru untuk penanggulangan penyakit malaria.
Kedua jurnal tersebut dapat ditemukan pada tautan berikut ini: https://www.nejm.org/doi/10.1056/NEJMc2023884?url_ver=Z39.882003&rfr_id=ori
%3Arid%3Acrossref.org&rfr_dat=cr_pub++0pubmed, dan https://journals.plos.org/plosmedicine/article?id=10.1371/journal.pmed.1003632. (Ant/OL-4)
Metabolomik merupakan metode analisis komprehensif semua metabolit pada sampel yang berasal dari makhluk hidup.
TIM peneliti dari UGM menyebut buah jenitri (Elaeocarpus sphaericus), komoditas tanaman buah yang ada di daerah Kebumen, Jawa Tengah punya khasiat untuk mencegah penyakit gagal ginjal.
Campuran ekstrak rosella dan bekatul beras hitam dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 68,39±0,26 persen.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
INDONESIA disebut masih tertinggal di dalam bidang sains dan teknologi, baik komitmen investasi maupun orkestrasi. Salah satu penyebab adalah masih kurangnya riset dan pengembangan (R&D)
KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Malaria akan sangat berbahaya bagi anak-anak. Pasalnya, imunitas anak-anak belum cukup kuat sehingga terkena malaria akan membahayakan nyawa.
Diketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu dari 9 negara endemik malaria di wilayah Asia Tenggara yang menyumbang sekitar 2% dari beban negara malaria secara global.
Ada satu titik di Kalimantan juga dalam kondisi endemis malaria yakni di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara.
Eliminasi malaria hingga Mei 2024 baru mencapai 396 kabupaten/kota dari target 405 wilayah di akhir tahun nanti.
Gerakan pencegahan penyakit malaria harus konsisten dilakukan dengan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara penanggulangan penyakit yang disebarkan nyamuk Anopheles itu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved