Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ZAT besi adalah mineral penting yang ditemukan dalam makanan seperti coklat, daging, bayam, dan kentang. Ketika seseorang tidak memiliki cukup zat besi, mereka dapat mengalami kelelahan, pusing, dan peningkatan suhu darah.
Mineral yang satu ini diserap ke dalam tubuh melalui makanan dan suplemen. Keberadaannya penting untuk produksi darah karena berkontribusi pada pembentukan hemoglobin, bagian dari sel darah merah yang bertanggung jawab untuk mengangkut oksigen.
Mempertahankan tingkat zat besi yang cukup membuat tubuh berfungsi dengan baik. "Jika jumlah zat besi dalam tubuh rendah, tubuh tidak akan mampu menghasilkan cukup hemoglobin, yang menyebabkan anemia defisiensi zat besi," kata Bansari Acharya, seorang ahli gizi terdaftar.
Merujuk data Riskesdas 2018, sebanyak 50-60 % kasus anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi ialah kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit dari kebutuhan harian. Dampaknya tidak sepele.
Pasalnya, kekurangan zat besi berdampak pada turunnya kekebalan tubuh, kurangnya konsentrasi belajar dan kemampuan berpikir, hingga membuat tubuh tidak bugar.
"Zat besi ialah salah satu mikronutrien atau sering juga dikenal sebagai vitamin dan mineral yang sangat penting untuk mendukung kemampuan belajar anak," ujar Prof Dr drg Sandra Fikawati, MPH, ahli gizi ibu dan anak, beberapa waktu lalu.
Memahami tanda-tanda kekurangan zat besi dapat membantu untuk menentukan apakah kamu memiliki kondisi tersebut. Menurut Acharya, gejala ringan kekurangan zat besi dapat menimbulkan kelelahan, sakit kepala ringan, tangan dan kaki dingin dan kurangnya konsentrasi.
Jika kekurangan zat besi terjadi dalam kadar berat, Nicole DeMasi, MS, RDN, CDCES, ahli nutrisi serta ahli gizi terdaftar mengatakan, kondisi itu bisa mengakibatkan pertama, pica atau mengidam makanan non-makanan seperti tanah liat atau kertas. Kedua, kelelahan yang parah dan detak jantung yang cepat atau tidak teratur.
Diketahui, ada sejumlah cara mengatasi kekurangan zat besi kembali ke kondisi normal dalam tubuh. Misalnya, dengan mengonsumsi sereal sarapan yang difortifikasi sebanyak 18mg per porsi atau memakan kacang putih kalengan 8 mg per satu cangkir.
Bisa juga dengan mengonsumsi lentil 3 mg per ½ cangkir, sayur bayam yang direbus dan tiriskan 3 mg per setengah gelas, tahu padat 3 mg per setengah cangkir atau kentang dengan kulit: 2 mg per kentang ukuran sedang.
Selain itu, mengomsumsi suplemen juga dapat membantu mengatasi kekurangan zat besi. Suplemen biasanya diresepkan dengan dosis hingga 150 sampai 200 mg setiap hari. (Medcom.id/H-2)
Pada dasarnya setiap daerah tidak memiliki masalah gizi yang sama. Mayoritas yang muncul adalah soal pola asuh.
Kolaborasi lintas sektor ini bertujuan untuk turut mendukung program penurunan angka stunting yang diusung oleh Pemerintah Indonesia.
Penanganan anak yang sudah terlanjur stunting harus menggunakan food-based approach dengan bantuan makanan bergizi terus-menerus minimal 90 hari.
UPAYA penurunan angka stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) terus dilakukan pemerintah setempat.
Pemerintah menargetkan angka stunting tahun ini harus turun di angka 14%.
Di tengah isu kelangkaan beras, Lions Club Indonesia membagikan 1.000 paket nasi kotak di beberapa wilayah kaum marginal Ibu Kota Jakarta.
Tablet penambah darah tidak hanya ampuh mengatasi anemia, efek lainnya adalah dapat membuat kulit nampak lebih cerah
Anemia pada anak dapat mengganggu tumbuh kembangnya baik secara kognitif, fisik, maupun sosial. Anemia disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain kekurangan zat besi.
Terjadi peningkatan pengetahuan akan pentingnya ASI eksklusif pada kelompok ibu dengan anak kurang dari dua tahun dari 61,7% menjadi 81,2%.
Data Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan, 1 dari 4 anak balita Indonesia mengalami risiko anemia. Cegah dengan kecukupan asupan zat besi.
Pernahkah anda mendengar penyakit anemia aplastik? penyakit ini ternyata bisa menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita dan dapat meyerang segala usia, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Sebelum meninggal dunia, Babe Cabita mengaku terserang penyakit anemia aplastik yang mengharuskan dirinya menjalani perawatan intensif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved