Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

14 Orang Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Mengundurkan Diri

Atalya Puspa
03/11/2020 20:05
14 Orang Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Mengundurkan Diri
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin pada relawan saat simulasi uji klinis vaksin covid-19 di Fakultas Kedokteran Unipad, Bandung, Kamis (6/(ANTARA/M Agung Rajasa)

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Kusnandi Rusmil mengungkapkan, sebanyak 14 orang relawan berhenti menjadi subjek penelitian uji klinis vaksin covid-19 fase 3.

"14 orang ini bukan berhenti karena ada kejadian pascaimunisasi. Tujuh orang mengundurkan diri karena pindah kerja, tujuh lainnya karena pada waktu suntikan kedua berhalangan karena sakit tifus, flu berat, dan lain. Tapi sakit ini tidak berhubungan dengan vaksin," beber Kusnandi dalam dialog yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (3/11)

Meskipun demikian, Kusnandi memastikan hingga saat ini proses uji klinis vaksin covid-19 berjalan aman. Selain itu, tidak ada efek samping berat yang dikeluhkan oleh semua relawan.

Baca juga: Vaksin Efektif Setop Penyebaran Infeksi Penyakit Menular

"Saya sudah melakukan uji klinis vaksin lebih dari 32 kali. Uji klinis covid-19 ini merupakan yang paling aman dibanding saya melakukan uji klinis tetanus, difteri, dan lainnya. Ini jauh lebih aman," tegasnya.

"Resposn gatal-gatal atau merah-merah pada subjek itu pasti ada. Karena vaksin isinya macam-macam. Ada pengawet, antibiotik. Itu mungkin ada orang yang gak kuat sama campuran tersebut. Dan itu wajar," tambahnya.

Kusnandi mengatakan, seluruh relawan uji klinis tahap 3 vaksin covid-19 Sinovac yang berjumlah 1.620 telah menerima suntikan pertama. Adapun , 1.542 diantaranya telah mendapat suntikan kedua dan 843 orang telah diambil darah untuk dipantau proses pembentukan antibodi.

Menurut rencana, pada Januari mendatang, 540 relawan pertama yang mendapat vaksin akan didata dan dinilai. Hasil dari penilaian tersebut kemudian akan dilaporkan ke Badan POM untuk mendapatkan emergency use autorization (EUA). (H-3



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : HUMANIORA
Berita Lainnya