Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PANDEMI covid-19 membuat pelayanan imunisasi rutin menjadi terhambat. Akibatnya, sekitar 80 juta bayi di bawah satu tahun di seluruh dunia berisiko terjangkit penyakit menular, salah satunya polio.
Dokter spesialis anak Amanda Soebandi menjelaskan penyakit polio merupakan penyakit menular yang disebabkan infeksi virus polio. Virus ini masuk melalui saluran cerna lewat makanan, minuman, dan air yang terkontaminasi kotoran dari orang yang membawa virus polio.
“Infeksi ini dapat tidak bergejala, tapi juga bisa menunjukkan gejala ringan sampai berat. Gejala ringan dapat berupa batuk, pilek, nyeri tenggorokan, demam, diare, sakit perut, mual dan muntah, atau sakit kepala. Pada sebagian pasien, virus polio menyerang saraf tepi sehingga pasien akan mengalami kelemahan hingga kelumpuhan otot,” kata Amanda saat dihubungi Media Indonesia, kemarin.
Tidak hanya itu, imbuhnya, virus polio juga dapat menyerang susunan saraf pusat sehingga menyebabkan meningitis (radang selaput otak) dan menimbulkan kematian.
"Sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan penyakit polio sehingga penanganan masih bersifat suportif, yaitu ditujukan untuk mengurangi gejala seperti nyeri,” ujarnya.
Pada umumnya, infeksi polio akan sembuh dengan sendirinya. Namun, kelumpuhan otot yang terjadi dapat akan bersifat permanen, tangan atau kaki yang terdampak akan menjadi lebih kecil. Agar anak tidak terjangkit penyakit, upaya pencegahan yang harus diakukan para
orangtua, yaitu melengkapi imunisasi polio suntik ataupun oral pada sang buah hati.
“Imunisasi polio diberikan sebanyak lima kali, yaitu pada usia 0, 2, 3, 4 bulan, dan diulang kembali pada usia 18 bulan,” katanya.
Karena begitu seriusnya dampak polio, dokter spesialis anak Mulya Rahma Karyanti mengingatkan imunisasi harus tetap dilakukan meskipun pandemi. “Orangtua kan pada takut ke rumah sakit, ke puskesmas. Jadi, ada yang datang telat hingga 2 bulan, 3 bulan. Harus tetap datang
untuk mengejar ketinggalan,” tukasnya. (Aiw/H-2)
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.Â
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved