Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PARA produser dan sineas Indonesia berbondong-bondong menghadiri gelaran festival film terakbar di dunia, Festival Film Cannes 2024. Kehadiran mereka fokus mengikuti pasar film paling penting di peta global, Marche du Film (MdF), yang juga menjadi rangkaian Festival Film Cannes dan berada dalam satu kompleks area festival.
Marche du Film, yang berlangsung pada 14–22 Mei, mendatangkan belasan ribu profesional industri film.
Setiap tahunnya, para profesional film dari berbagai belahan dunia saling mempresentasikan proyek film dan menemukan mitra kolaborasi.
Baca juga : Film Dokumenter Asal Kupang Berjudul Oma Tampil di Cannes Docs, Festival Film Cannes 2024
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Mereka adalah Yulia Evina Bhara (KawanKawan Media), Gita Fara (Cineria Films), Ifa Isfansyah (Forka Films), Mandy Marahimin (Talamedia), dan Muhammad Zaidy (Palari Films).
Producers Network adalah program khusus untuk para produser, dan menjadi tempat pertemuan utama untuk berkoneksi, berkreasi, dan berkolaborasi.
Baca juga : Di Festival Film Cannes 2024, JAFF Umumkan Keberadaan JAFF Market
Bagi Yulia, atau yang akrab disapa EB, yang pada Festival Film Cannes 2023, film yang diproduserinya (Tiger Stripes) mendapat penghargaan Critic’s Week Grand Prize, mengatakan penting bagi Indonesia untuk setiap tahunnya bisa hadir di Cannes.
Sebab, selain menyajikan festival film yang memutar dan mengompetisikan film, Festival Film Cannes juga menghadirkan pasar film. Forum yang tepat untuk melihat dinamika perkembangan perfilman secara internasional.
“Menurut saya, sangat penting Indonesia untuk hadir di sini (Cannes). Karena kalau Indonesia mau terus ada dalam peta perfilman dunia, memang harus berlanjut. Harus selalu hadir karena perkembangan sangat cepat. Menurut saya, kerja sama-kerja sama yang memungkinkan terjadi di masa yang akan datang, itu bisa terjadi dengan pertemuan-pertemuan yang dimulai dari forum-forum seperti ini (pasar film/film market). Jadi bukan hanya film festival, kita juga harus terus menerus hadir di festival-festival atau market-market film yang lain juga,” ungkap EB kepada Media Indonesia di sela dirinya akan melangsungkan janji temu dengan calon mitra bisnis, di Paviliun Indonesia, Marche du Film, Cannes, Jumat, (17/5).
Perkembangan industri film pascapandemi dinilai EB juga mengalami percepatan perubahan. Film-film Indonesia bahkan kian sering diputar di jaringan bioskop komersial di negara lain.
“Jadi kalau mau membawa sinema Indonesia untuk bisa ada di internasional, harus seperti ini. Dan memang sangat berpotensi, karena kita punya cerita yang sangat bagus. Secara kualitas, film-film kita juga sekarang sudah bagus. Di sinilah kita bisa menemukan partner atau menemukan cara untuk membawa film kita itu tidak hanya ditayangkan di Indonesia. Selain itu, kita juga bisa mencari partner untuk bisa bekerja sama. Jadi dengan adanya perubahan yang terjadi ini, menurut saya, sinema itu definisinya sudah sangat luas, sehingga kerja sama dengan negara manapun, dengan antarbenua, antarnegara itu sangat memungkinkan. Dan semangat sinema hari ini itu adalah kolaborasi,” tambah EB. (Z-1)
Tayang dua hari di BIFAN, yakni 6 dan 10 Juli, pada dua pemutaran itu tiket film yang dibintangi Devano Danendra dan Keisya Levronka itu laris manis.
Festival Film Alternativa bertujuan memberikan penghargaan atas dampak sosial dari film-film industri yang sedang berkembang, di Indonesia acara ini akan digelar pada akhir November 2024.
Penikmat film dan pelajar di Indonesia dapat mengasah energi kreatif mereka dengan mengikuti masterclass yang diadakan dengan pakar dari Australia.
Digarap selama lima tahun, Oma diproyeksikan rampung pada awal 2025, jika memang bertemu dengan kolaborator baru untuk mewujudkan film tersebut.
Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
Kinds of Kindness terdiri atas tiga bagian cerita dibintangi oleh pemeran yang sama. Membawa kembali komedi gelap nan absurd sang sutradara.
Dengan memboyong lima produser Tanah Air, Indonesia ambil bagian dalam Marche du Film, yang merupakan pasar film terbesar di Festival Film Cannes.
Aktor berusia 60 tahun, Matt Dillon, menunjukkan penampilan abu-abu yang memukau di karpet merah Cannes untuk filmnya "Being Maria".
Industri film Korea Selatan telah mendapatkan pengakuan internasional berkat kualitas cerita, akting, dan produksi yang luar biasa.
Masalah transparansi dari hasil karya yang diciptakan berbasis kecerdasan buatan menjadi masalah yang belum selesai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved