Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2021-2023, Reza Rahadian, mengumumkan keputusan uniknya dalam penyelenggaraan Malam Anugerah Piala Citra FFI 2023. Salah satu perubahan yang mencolok adalah penghapusan Master of Ceremony (MC) dari acara tersebut.
Reza Rahadian, menjelaskan ia bermaksud menjalankan acara Malam Anugerah Piala Citra FFI 2023 dengan efisiensi dan tanpa berlarut-larut. Malam Anugerah Piala Citra pada tanggal 14 November 2023 di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, dimulai pukul 19.00 wib.
"Jadi, saya sangat tegas mengatakan kepada komite bahwa saya tidak ingin ada MC. Bagi saya, acara ini sudah cukup padat karena FFI adalah acara pemberian penghargaan," jelas Reza dalam konferensi pers di Jakarta Pusat pada Kamis (2/11).
Ia juga menekankan bahwa pembaca nominasi di atas panggung seharusnya menghindari percakapan yang berlebihan.
Baca juga: Ini Deretan Dewan Juri untuk FFI 2023
"Karena momennya adalah pengumuman pemenang, bukan pembacaan nominasi. Saya tidak memiliki masalah dengan tidak adanya MC, bahkan dalam Festival Film Indonesia sekalipun," tambah Reza.
Reza pun telah menetapkan target waktu acara Malam Anugerah Piala Citra FFI 2023, yaitu sekitar 2 jam 10 menit. Dengan demikian, ia berharap para pemenang, nominator, dan para insan perfilman dapat menikmati momen berkumpul dan berinteraksi lebih lanjut dalam acara after party.
"Sebelumnya, FFI seringkali berlangsung hingga tengah malam, bahkan larut malam. Orang-orang menjadi ngantuk saat menunggu pengumuman pemenang kategori Film Cerita Panjang Terbaik, terutama jika film tersebut bukan favorit mereka. Hal ini bisa menjadi tantangan," ujar Reza.
Baca juga: Sejumlah Film Pendek ikut Menandai 400 Tahun Karya Pertama William Shakespeare
Lebih lanjut, Reza berbicara tentang cita-cita besar bagi perkembangan perfilman Indonesia. Ia ingin menggarisbawahi bahwa film-film Indonesia dan insan perfilman yang masuk dalam nominasi FFI 2023 menjadi bagian integral dari citra perfilman Indonesia.
“Selama tiga tahun terakhir, berbagai dinamika di perfilman kita lalui. Semoga pada tahun terakhir periode saya menjabat sebagai Ketua Komite FFI, saya dan seluruh anggota Komite FFI 2021-2023 bisa memberikan yang terbaik untuk publik," harap Reza.
Selain itu, Ia juga menyoroti potensi besar Indonesia dengan lebih dari 200 juta penduduk. Ia menganggapnya sebagai aset penting dalam mendukung kemajuan industri perfilman nasional.
Ia berharap semakin banyak film nasional yang beragam tersedia bagi masyarakat, serta semakin banyak film nasional yang mencapai sukses sebagai film box office. Selain itu, ia berharap agar jumlah bioskop di Indonesia terus bertambah, terutama di daerah-daerah yang masih belum memiliki bioskop mereka sendiri.
Reza menyoroti kesulitan yang dihadapi pecinta film di daerah-daerah terpencil yang harus melakukan perjalanan jauh untuk menonton film favorit mereka karena kurangnya akses ke bioskop di daerah asal mereka.
"Kami menyadari bahwa teman-teman di daerah terpencil kadang-kadang menghadapi kesulitan dalam menonton film. Ada yang harus menempuh perjalanan jauh ke daerah tetangga atau menghabiskan berjam-jam naik transportasi umum hanya untuk menonton film kesayangan mereka karena kurangnya akses ke bioskop di daerah mereka,” tutur Reza.
Dengan perubahan-perubahan ini, Ketua Komite Festival Film Indonesia (FFI) periode 2021-2023 tersebut berharap dapat menghadirkan Malam Puncak FFI 2023 yang lebih efisien dan lebih memuaskan, memungkinkan para insan perfilman untuk berkumpul dan merayakan prestasi mereka dalam durasi yang sesuai.
(Z-9)
Tayang dua hari di BIFAN, yakni 6 dan 10 Juli, pada dua pemutaran itu tiket film yang dibintangi Devano Danendra dan Keisya Levronka itu laris manis.
Festival Film Alternativa bertujuan memberikan penghargaan atas dampak sosial dari film-film industri yang sedang berkembang, di Indonesia acara ini akan digelar pada akhir November 2024.
Penikmat film dan pelajar di Indonesia dapat mengasah energi kreatif mereka dengan mengikuti masterclass yang diadakan dengan pakar dari Australia.
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Digarap selama lima tahun, Oma diproyeksikan rampung pada awal 2025, jika memang bertemu dengan kolaborator baru untuk mewujudkan film tersebut.
Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
Kelima Duta FFI itu akan memperkenalkan dan menggaungkan tema FFI 2024, yakni Merandai Cakrawala Sinema Indonesia.
Tahun 2023 menjadi titik puncak kebangkitan perfilman Indonesia, dengan pencapaian luar biasa berupa 50 judul film yang berhasil ditampilkan di 24 festival film internasional di 18 negara.
Film ini totalnya menyabet empat piala di Festival Film Indonesia 2023.
FILM Women from Rote Island karya sutradara Jeremias Nyangoen berhasil menjadi film terbaik di ajang Festival Film Indonesia (FFI) 2023. Berikut ini sederet fakta menarik dari film itu.
Rachel mengungkapkan,sebelumnya, ia bahkan tidak menyangka bisa masuk dalam nominasi, dan kehadirannya di acara tersebut saja sudah dianggap sebagai suatu kebanggaan.
Aline Jusria tidak hanya berbicara tentang pencapaian pribadinya tetapi juga mengangkat isu-isu dalam proyeknya yang mungkin belum terpikirkan oleh banyak orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved