Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
WARGA Minang patut bangga, film Indonesia berjudul Onde Mande! (The Prize!) berhasil masuk dalam daftar film yang terpilih mengikuti Festival Film Far East (FEFF) 2023 di Udine, Italia.
Keikutsertaan film Indonesia di festival tersebut menjadi sebuah langkah maju untuk mengharumkan nama Indonesia ke panggung internasional. Tentunya hal ini menandakan kualitas film Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata.
FEFF bertujuan mengenalkan film-film populer Asia kepada penonton Eropa. Tahun ini, FEFF digelar di Udine, Italia pada 26-29 April 2023.
Baca juga: Ngeri-Ngeri Sedap Film Terpilih Piala Maya 11
Film Onde Mande! (The Prize!) baru saja diumumkan masuk dalam bagian Focus Asia 2023 kategori Far East in Progress 2023.
Onde Mande! merupakan proyek film baru persembahan Visinema yang bekerja sama dengan Gandheng Ceneng Film dan Visionari Capital. Onde Mande! telah merampungkan proses produksi dan rencananya akan ditayangkan di bioskop pada pertengahan tahun ini.
Terpilihnya Onde Mande! di jajaran kategori itu menandakan film tersebut berpotensi besar dan dianggap unik oleh komite penyelenggara. Apalagi film Onde Mande! ini fokus mengangkat nuansa budaya masyarakat Minangkabau, Sumatra Barat dan akan hadir sebagai film bergenre drama keluarga dan komedi.
Baca juga: Manoj Punjabi Ingin Libur Lebaran Bioskop Dipenuhi Film Indonesia
Sutradara Onde Mande!, Paul Agusta mengaku senang mengetahui film garapannya dipilih oleh komite Festival Film Far East.
Menurutnya, selain memperkenalkan film Onde Mande!, terpilihnya film Indonesia di festival itu menjadi kesempatan bertemu dengan distributor serta festival film director untuk membuka jalur internasional dalam mendistribusikan film-film Indonesia.
"Senang sekali work in progressnya The Prize! atau Onde Mande! bisa masuk Udine Far East untuk ditinjau oleh para distributor dan programmer festival dari seluruh dunia,” ungkap Paul. "Ini sebuah kehormatan bagi saya secara personal bisa membawa nama Indonesia dan Sumatera Barat ke Italia.”
Onde Mande! mengisahkan seorang pensiunan guru bernama Angku Wan, yang hidup sebatang kara di sebuah desa nelayan yang asri di tepi Danau Maninjau, Sumatra Barat. Dia kemudin memenangkan hadiah undian dari sebuah perusahaan sabun. Hadiah bernilai miliaran rupiah tersebut akan ia gunakan untuk tujuan yang mulia, yaitu membangun desa demi kesejahteraan bersama.
Namun, sebelum mengklaim hadiah besarnya, Angku Wan meninggal dunia. Sepeninggalan Angku Wan, warga dan pemimpin desa menyusun rencana besar. Mereka berusaha meyakinkan perusahaan sabun bahwa Angku Wan masih hidup demi menuntut hadiah dan mewujudkan pesan terakhirnya.
Keadaan pun semakin runyam tatkala dua perwakilan perusahaan sabun datang ke desa secara tiba-tiba untuk memvalidasi pemenang. Lewat kerja sama dan gotong royong, warga desa tidak gentar memperjuangkan rencana mereka demi hak Angku Wan.
Meski tanggal tayang dan jajaran pemain masih dirahasiakan, Paul berharap, ketika resmi diputar nanti film Onde Mande! dapat menyentuh hati penonton sebanyak mungkin serta menunjukkan keindahan Ranah Minangkabau ke dunia mancanegara.
“Kami juga sedang menargetkan banyak festival, semoga banyak yang jodoh juga. Mohon doa dan dukungannya,” pungkas Paul.
Di kategori Far East in Progress 2023, Onde Mande! (The Prize!) bersaing dengan 7 film lainnya, yakni Blue Imagine dari Jepang dan Filipina, Doi Boy dari Kamboja, Fruitcake dari Filipina, serta Last Shadow at First Light dari Singapura, Jepang dan Slovenia.
Selain itu, Film Pierce dari Singapura, Salli dari Taiwan dan The Imaginary dari Jepang turut menjadi pesaing film Onde Mande!. (RO/Z-1)
Tayang dua hari di BIFAN, yakni 6 dan 10 Juli, pada dua pemutaran itu tiket film yang dibintangi Devano Danendra dan Keisya Levronka itu laris manis.
Festival Film Alternativa bertujuan memberikan penghargaan atas dampak sosial dari film-film industri yang sedang berkembang, di Indonesia acara ini akan digelar pada akhir November 2024.
Penikmat film dan pelajar di Indonesia dapat mengasah energi kreatif mereka dengan mengikuti masterclass yang diadakan dengan pakar dari Australia.
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Digarap selama lima tahun, Oma diproyeksikan rampung pada awal 2025, jika memang bertemu dengan kolaborator baru untuk mewujudkan film tersebut.
Project Market menjadi salah satu fokus program yang didesain sebagai platform penghubung antara bakat-bakat baru di bidang perfilman dengan para profesional industri.
“Saya merasa sangat Minang. Salah satu buktinya adalah sehari-hari saya pakai kebaya panjang dan sarung. Itu sudah hampir sepuluh tahun saya pakai itu," kata Jajang.
Ajil Ditto dan Shahabi Sakri berperan sebagai kakak-adik bernama Huda dan Hadi. Keduanya merupakan pemuda yang tinggal di Desa Sigiran, dekat Danau Maninjau, Sumatra Barat.
Cerita dalam film Onde Mande! berpusat pada strategi warga Desa Sigiran, Sumatra Barat, dalam berusaha memenangkan hadiah sayembara senilai Rp2 miliar dari sebuah perusahaan sabun,
"Ada syuting di sekolah juga sama anak-anak. Aku happy! Karena aku suka anak kecil.”
Shenina, awalnya, mengaku kesulitan dalam mempelajari bahasa Minang. Hal tersebut tentu menjadi suatu tantangan baru bagi Shenina di dalam karier beraktingnya.
Film Onde Mande! berkisah tentang akal-akalan warga Desa Sigiran tentang hadiah sayembara dengan lanskap Danau Maninjau di Sumatra Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved