Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BAND pop-punk asal Australia, Stand Atlantic, mengumumkan album terbaru mereka F.E.A.R. siap dirilis pada 6 Mei 2022 mendatang melalui Hopeless Records.
Bersamaan dengan pengumuman tersebut, Stand Atlantic meluncurkan single dan video musik terbaru mereka, Pity Party (feat. Royal & The Serpent).
Menghadirkan musisi pop alternatif asal Amerika Serikat (AS), Royal & The Serpent, Pity Party adalah sebuah kolaborasi antara dua pendatang baru paling bersinar di dunia rock alternatif saat ini.
Baca juga: Hindia dan Rayhan Noor Mengaku Deg-degan Buat Lagu untuk Armand Maulana
“Lagu ini sangat luar biasa. Jawabannya adalah ‘ya’ 1000% saat aku pertama kali mendengarnya,” ujar Royal & The Serpent.
“Aku senang bisa menjadi bagian dari lagu ini. Dengarkan lagu ini keras-keras sambil menurunkan jendela mobilmu dan teriakkan isi liriknya keras-keras untuk waktu yang seru,” lanjutnya.
Mengenai makna di balik lagu terbaru mereka, vokalis Stand Atlantic, Bonnie Fraser mengatakan, “Setiap hari selalu saja ada seseorang yang mengajak kita untuk tenggelam dalam kesengsaraan mereka — berharap kita dapat menyembuhkan mereka. Kadang kita harus memutuskan hubungan dengan orang-orang seperti itu karena mereka selalu ingin merugikan kita. Kita hanya bisa menyadari pengaruh yang mereka miliki terhadap kita setelah kita melepaskan mereka.”
Pendirian penuh kejujuran tanpa omong kosong tersebut terdengar sepanjang album F.E.A.R. (yang merupakan kependekan dari F*ck Everything And Run).
“F.E.A.R. adalah sebuah album antikonsep,” ujar Fraser. “Sebuah album yang mengatakan persetan dengan semua kisah ala Hollywood yang selalu dielu-elukan banyak musisi.”
Fraser bahkan ingin menjelaskan bahwa ia tidak ingin dirinya menjadi subjek yang diidolakan.
“Jika kamu berpikir bahwa aku ada seseorang yang kreatif dan penuh visi, aku kenyataannya bukan,” ujarnya. “Aku menolak diabadikan sebagai sesuatu selain koleksi emosi yang tidak stabil, irasional, dan haus akan oksigen yang ditulis di sebuah halaman agar aku dapat bernapas.”
Dua single Stand Atlantic sebelumnya, Deathwish dengan Nothing, Nowhere dan Molotov [OK] mengambil perhatian dunia dan telah didengarkan lebih dari 13 juta kali di berbagai platform.
Stand Atlantic merilis album Pink Elephant pada 2020 dan Indonesia saat ini berada di posisi #6 di daftar Top Countries mereka. (RO/OL-1)
Ddaya tarik terbesar bagi para selebritas Hollywood adalah cabang olahraga senam artistik.
Snoop Dogg akan membawa obor Olimpiade melalui jalan Saint-Denis di utara Paris, tempat Stadion Olimpiade Stade de France pada Jumat (26/7).
Beberapa selebriti Indonesia harus berhadapan dengan hukum atas berbagai kasus, mulai dari korupsi hingga narkoba dan KDRT.
Adele, penyanyi terkenal asal Inggris, akan mengambil istirahat panjang dari dunia musik setelah menyelesaikan residensi 10 hari di Muenchen.
SEAN “Diddy” Combs telah kehilangan gelar kehormatan dari Universitas Howard imbas dari kasus kekerasan terhadap mantan pacarnya, Cassie.
Secara garis keturunan, Kelly Osbourne harus mewaspadai kanker. Pasalnya, sang ibu, Sharon Osbourne, diketahui didiagnosa kanker pada era 2000-an.
Stand Atlantic berkolaborasi dengan band metalcore Polaris untuk sebuah single yang memperlihatkan mereka bergerak ke sisi yang lebih gelap dibandingkan single-single mereka sebelumnya.
Lagu terbaru Stand Atlantic itu juga ditemani dengan sebuah video klip yang menyoroti kekompakan para personel Stand Atlantic dengan satu sama lain.
Single kolaborasi bertabur bintang itu dirilis bersamaan dengan pengumuman album terbaru mereka, Was Here, yang akan dirilis pada 23 Agustus mendatang lewat Hopeless Records.
Aku sering kali disarankan untuk tidak membalas hate comment yang ada di internet, jadi aku menulis lagu ini mengenai responku terhadap hal tersebut ini.
Sang vokalis, Bonnie Fraser mengaku penulisan lagu ini didasari rasa jengkel yang ia miliki terhadap ego-ego yang terlalu besar yang kerap ditemui di industri musik.
Lagu yang ditulis di sebuah kamar hotel kecil di Los Angeles itu membawa semangat dan cerita tentang menumpaskan keraguan diri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved