Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Biaya Kuliah Mahal, ini Respons Menko Perekonomian

Naufal Zuhdi
11/5/2024 18:05
Biaya Kuliah Mahal, ini Respons Menko Perekonomian
Ilustrasi.(Freepik)

PERMASALAHAN biaya uang kuliah tunggal (UKT) di berbagai perguruan tinggi kembali marak terjadi di Indonesia. Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto mengatakan bahwa saat ini pemerintah telah mengeluarkan super deduction tax untuk membantu biaya pendidikan khususnya pendidikan vokasi.

"Ke depan untuk mencapai Indonesia Emas jangka pendek, sekolah kita ambil vokasi. Di situ pemerintah keluarkan super deduction tax yang 200%," ucap Airlangga di Jakarta pada Sabtu (11/5).

Dengan peraturan ini, dunia usaha dan dunia industri (DUDI) didorong agar terlibat aktif dalam pengembangan pendidikan dan pelatihan vokasi melalui pemanfaatan fasilitas insentif super tax deduction.

Baca juga : Pengamat: Biaya Kuliah semakin Mahal Imbas Liberalisasi Pendidikan

Pendidikan vokasi sendiri, sambung Airlangga, berperan sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang teknikal.

"Kemarin sudah dimudahkan karena sebelumnya ada kekhawatiran dari korporasi terkait audit dan lain-lain. Oleh Menkeu juga prosesnya dipermudah sehingga tentu ini diharapkan mulai bisa dimanfaatkan. Kalau kita manfaatkan SDM vokasi, tentu untuk chip production kita butuh orang-orang yang betul-betul teknikal dan teknikal itu dihasilkan vokasi-vokasi," tegasnya.

Terkait dengan pembiayaan SDM yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di luar negeri, Airlangga menyatakan bahwa saat ini pemerintah juga sudah menyediakan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Kita minta LPDP itu nanti diberikan pembelajaran khusus yang diprioritaskan termasuk terkait digital dan mikro elektronik karena itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi selanjutnya," tukasnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya