Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT Pertamina Gas (Pertagas), bagian dari Subholding Gas Pertamina akan mulai mengembangkan potensi bisnis baru, setelah 16 tahun berkiprah di sektor midstream dan downstream migas.
Muhammad Baron, Sekretaris Perusahaan Pertagas, mengatakan sebagai perusahaan infrastruktur dalam bidang transisi energi, Pertagas berencana mengembangkan potensi bisnis baru melalui pengembangan produk petrokimia dan bidang clean energy.
“Hal ini dalam rangka ikut serta berperan menyukseskan Net Zero Emission, yakni di antaranya pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioethanol, hydrogen, ammonia, carbon pipeline dan CCUS,” ujar Baron disela-sela Peringatan Ulang Tahun Pertagas ke-17 di Jakarta, Jumat (23/2).
Baca juga : Platform Inovatif RENACI Tawarkan Program Solusi Energi Terbarukan
PT Pertamina Gas didirikan pada 23 Februari 2007 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan adanya peningkatan kebutuhan komoditas gas di Indonesia sebagai alternatif energi pengganti bahan bakar minyak yang ramah lingkungan, sekaligus memberikan nilai tambah pengusahaan gas. Pertamina Gas secara berkelanjutan mengembangkan bisnisnya dengan pengembangan ruas pipa transmisi gas & minyak bumi, dan proyek-proyek fasilitas energi lainnya di seluruh Indonesia demi menjamin kebutuhan pasokan energi domestik.
Baron mengungkapkan selain segmen bisnis transportasi gas dan minyak, niaga gas, pemrosesan dan regasifikasi gas, Pertagas juga akan mengembangkan bisnis lain, seperti pembangunan infrastruktur pipanisasi energi, pengembangan infrastruktur gasifikasi kelistrikan, pengelolaan limbah kelapa sawit menjadi biomethane atau bioethanol, pembangunan infrastruktur untuk gray/ green/blue hydrogen dan green/blue ammonia, hingga infrastruktur pendukung carbon capture utilization & storage (CCUS) Gas yang memiliki peranan penting dalam transisi energi, mempertimbangkan jumlah emisi yang dihasilkan lebih rendah dibanding sumber energi lain, seperti minyak dan batu bara.
Hal ini menjadi hal yang positif bagi Pertagas mengingat Indonesia masih memiliki cadangan gas yang cukup besar.
“Namun demikian, Pertagas juga telah memiliki rencana jangka panjang dalam pengembangan bisnis clean energy,” imbuhnya.
Baca juga : Wärtsilä Tawarkan Solusi Mempercepat Dekarbonisasi di Indonesia
Pertagas telah menancapkan posisi sebagai perusahaan infrastruktur energi terdepan. Pertagas mencatatkan aset di sektor midstream hingga downstream, di antaranya adalah pipa transmisi gas, transmisi minyak, pemrosesan gas, regasifikasi LNG dan infrastruktur pendukung penyaluran energi lainnya di Indonesia.
Pertagas tercatat telah membangun dan mengelola pipa transmisi gas sepanjang lebih dari 2.809 km, pipa minyak 605 km, dua LPG Plant dengan kapasitas 1130 ton per hari, terminal regasifikasi dengan kapasitas 400 BBtud dan LNG Hub dengan kapasitas 127.000 M3.
“Pertagas juga telah membangun Pipa Minyak Rokan dan telah mengalirkan minyak, serta telah melaksanakan commissioning Pipa Gas Senipah-Balikpapan,” kata Baron.
Baca juga : Percepat Transisi Energi Bersih, Hitay Siap Kembangkan Potensi Panas Bumi
Kedua jaringan pipa tersebut menambah daftar infrastruktur energi yang dibangun dan dikelola Pertagas. Perseroan hingga saat ini telah membangun dan mengelola Pipa Gas Arun Belawan; Pipa Gas Duri- Dumai; Pipa Gas Grisik-Pusri; Pipa Gas Gresik-Semarang; Pipa Gas Muara Karang – Muara Tawar; Pipa Gas Porong-Grati; Pipa Minyak Tempino – Plaju; LPG Plant PSG; Fasilitas LNG Filling Station Arun; Fasilitas LNG Filling Station Bontang; Terminal Regasifikasi Arun, dan CNG Tambak Lorok.
“Melalui penyediaan infrastruktur energi dan penyaluran energi yang handal tersebut diharapkan manfaatnya dapat dirasakan ke seluruh lini kehidupan yang sejalan dengan program kedaulatan energi nasional, serta mendukung tercapainya NZE 2060,” tandas Baron.
Secara terpisah, Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengatakan sejak Pertagas berdiri sampai dengan saat ini kinerjanya terpantau terus meningkat, termasuk ketika harus mengalami penyesuaian pasca implementasi pembentukan subholding-subholding Pertamina.
Baca juga : IESR: Program Pensiun PLTU Perlu Dikaji Secara Holistik
“Performa Pertagas cukup baik, baik dari indikator operasional maupun finansialnya. Dengan adanya sumber pasokan dan pengguna energi migas yang tidak selalu sama, berpotensi meningkatkan peran Pertagas ke depan sebagai transporter dan distributornya,” kata Komaidi.
Porsi produksi migas milik Pertamina yang semakin meningkat juga akan berkorelasi positif dengan kinerja Pertagas. Artinya dengan menangani distribusi semua volume migas milik Pertamina saja sudah akan baik bagi kinerja operasional dan keuangan Pertagas.
Menurut Komaidi, peran Pertagas terhadap sektor minyak dan gas nasional sangat penting dan strategis. Peran Pertagas penting karena menjadi konektor antara produsen dan konsumen. Dimana dalam perkembangannya, permasalahan sektor migas utamanya gas adalah ketersediaan infrastruktur penunjangnya.
Baca juga : Tekan Emisi Karbon, Pertamina Gencar Penetrasi Bisnis Hijau
“Minyak dan gas yang didistribusikan oleh Pertagas memiliki peran penting dalam aktivitas perekonomian Indonesia. Migas berperan penting baik dalam penyediaan bahan baku maupun untuk energi. Sementara sektor-sektor ekonomi yang padat energi saat ini memiliki kontribusi besar terhadap PDB Indonesia,” kata dia.
Ke depan, kata Komaidi, implementasi kebijakan transisi energi berpotensi memberikan dampak positif bagi kinerja operasional dan keuangan Pertagas. Dalam kelompok fosil gas merupakan yang paling ramah lingkungan dan peluang pemanfaatannya diperluas akan semakin besar.
“Pertagas perlu pro aktif dan mengambil inisiatif untuk membangun dan memperluas infrastruktur migas. Rencana peningkatan pemanfaatan gas perlu disambut dengan menyiapkan infrastrukturnya,” kata dia. (Ant/E-1)
KPK memanggi dua mantan Direktur Utama (Dirut) Pertagas Niaga untu mengusut kasus dugaan rasuah pengadaan LNG di PT Pertamina (Persero).
Pertagas menegaskan komitmennya dalam menjaga keandalan operasi pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) tahap I. Pemgerjaan dilakukan sesuai pedoman dan prosedur yang ditetapkan.
Peningkatan kinerja operasi transportasi gas ditopang adanya peningkatan volume pengaliran gas oleh shipper, optimalisasi operasional dan peningkatan volume regasifikasi.
PT Pertamina Gas (Pertagas), afiliasi dari Sub Holding Gas Pertamina, menegaskan komitmen untuk mendukung pemerataan energi ke berbagai industri.
Proyek Pipa Gas Senipah – Balikpapan saat ini telah selesai 100% dan telah dilakukan commissioning pengaliran ke Kilang Pertamina Balikpapan pada 28 Desember 2023
146 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ikut dalam perdagangan karbon di tahun ini. Jumlah itu meningkat dibandingkan capaian tahun lalu yang berjumlah 99 unit pembangkit batu bara.
Pertamina NRE menargetkan kapasitas terpasang pengembangan pembangkit listrik berbasis energi bersih mencapai 6 GW pada 2029.
Menurut Prof Emil Salim, memanfaatan energi bersih berbasis sumber daya alam setempat sangat penting.
PLN mengoperasikan PLTS Tanamalala dengan kapasitas 176 kWp yang terletak di Pulau Bembe, Desa Tanamalala, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Kepualuan Selayar, Sulawesi Selatan.
Strategi penyebaran unit motor listrik menyeluruh dilakukan dengan memperkuat jalur distribusi di seluruh wilayah Indonesia.
Peran penting dalam pembangunan infrastruktur riset energi bersih dan berkelanjutan ini membuktikan Pertamina leading di bidang energi bersih.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved