Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEMENTERIAN Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) konsisten mendorong para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan daya saing produk dan memperluas pemasarannya.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesmenKopUKM), Arif Rahman Hakim, menegaskan teknologi menjadi instrumen penting dalam upaya meningkatkan kapasitas bisnis UMKM. Mulai dari proses produksi, pengemasan, hingga pemasaran dibutuhkan sentuhan teknologi agar bisa memenangkan persaingan.
Dengan adanya teknologi, kata Arif, pelaku UMKM juga akan lebih mudah mengetahui informasi potensi market yang akan digarapnya. Bahkan kebijakan alokasi belanja Kementerian/Lembaga sebesar 40% dengan nilai Rp810,91 triliun khusus untuk produk lokal/UMKM dapat dioptimalkan dengan cara mengakses melalui laman LKPP e-catalog (https://e-katalog.lkpp.go.id/).
Baca juga : Tingkatkan Daya Saing sektor UMKM untuk Perkuat Ekonomi Nasional
"Kalau kita tidak bisa memanfaatkan (teknologi) dan tidak mau mencari informasi dan data, kita akan ketinggalan. Sebab memang faktanya di e-katalog itu ternyata belum banyak UMKM yang memanfaatkannya," ucap Arif Rahman Hakim saat menutup rangkaian Diskusi Pengaduan dan Serap Aspirasi Publik Bidang Koperasi dan UMKM tentang Optimalisasi Teknologi Digital bagi UMKM di Banyuwangi, Sabtu (17/2).
Pemerintah melihat potensi ekonomi digital Indonesia saat ini mencapai Rp1.207 triliun dan diprediksi akan mencapai Rp5.400 triliun pada 2030. Ekonomi digital ini bakal menjadi sumber ekonomi baru sehingga UMKM dari hulu ke hilir sudah seharusnya mengembangkan basis produknya dengan teknologi digital.
Arif juga meminta pelaku UMKM untuk menentukan target kinerjanya sehingga akan terdorong untuk naik kelas. Apabila terkendala soal pembiayaan untuk mencapai target kinerja tersebut, pemerintah telah menyiapkan opsi pembiayaan yang murah bagi UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau dengan skema pembiayaan lain termasuk dana bergulir dari LPDB KUMKM.
Baca juga : Penggunaan Teknologi Dapat Mempercepat Pemulihan Ekonomi Bangsa
"Dengan akses pembiayaan yang memadahi, UMKM dapat terbantu dalam meningkatkan skala bisnisnya. Bahkan hingga ke sektor mikro saat ini telah tersedia skema pembiayaan yang relatif murah melalui holding ultra mikro untuk layanan pembiayaan," ujar Arif.
KemenKopUKM, tegas Arif, juga berkomitmen memberikan pendampingan bagi pelaku usaha untuk mendapatkan kemudahan dalam hal akses legalitas usaha. Pihaknya menyediakan layanan kemudahan bagi UMKM untuk mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, hingga izin PIRT dengan bekerja sama secara lintas sektoral.
"Mudah mudahan fasilitasi yang disediakan pemerintah ini bisa membantu pelaku UMKM khususnya sektor usaha mikro untuk punya daya saing yang lebih baik," imbuhnya.
Baca juga : Dukung Digitaliasi UMKM, Startup Lummo Raih Pendanaan USD 80 Juta
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kabupaten Banyuwangi, Roro Nanin Oktaviantie menyatakan, kemasan menjadi salah satu kunci bagi UMKM memenangkan persaingan. Namun sayangnya, saat ini banyak pelaku UMKM di wilayahnya yang belum memahami pentingnya membuat kemasan produk yang menarik.
Dari 296.706 UMKM yang ada di wilayah Banyuwangi, sebut dia, mayoritas masih membutuhkan pendampingan yang intensif khususnya bagi pelaku UMKM yang bergerak di sektor food and beverage (F&B). Sebagian besar produk F&B dari UMKM di wilayahnya masih menggunakan jenis dan desain kemasan yang sederhana.
Dia berharap KemenKopUKM dapat membantu mewujudkan harapan Pemda Banyuwangi untuk memiliki rumah layanan kemasan. Dengan rumah layanan kemasan beserta fasilitas penunjang lainnya diharapkan pelaku UMKM di Kabupaten Banyuwangi bisa terdorong untuk naik kelas.
Baca juga : UMKM Dinilai Sektor Paling Adaptif di Masa Pandemi
"Kami sudah mengajukan ke KemenKopUKM untuk rumah layanan kemasan ini. Kita harap permohonan kami dikabulkan demi teman-teman pelaku usaha," tutur Roro Nanin.
Di kesempatan yang sama, CEO Rumah Besar Kemasan, Nashrullah Hasin membenarkan bahwa kemasan yang baik sangat berpengaruh terhadap kinerja penjualan sebuah produk. Untuk mendobrak pasar, kualitas produk dan kemasan menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan.
Oleh karena itu, dia meminta agar pelaku UMKM di Banyuwangi mulai mengubah pola pikir untuk mulai memikirkan kemasan yang baik dan menarik supaya produknya semakin diminati pasar. Ditegaskan bahwa kemasan yang menarik akan menentukan arah branding suatu produk UMKM.
Baca juga : Digitalisasi UMKM Jadi Mesin Pertumbuhan Ekonomi Pasca-Covid-19
"Sehebat-hebatnya kita membuat produk tapi kalau dikemas biasa maka orang tidak akan dengan mudahnga yakin. Nestapa kemasan kebanyakan UMKM kita sekarang adalah hanya bikin kemasan polos lalu ditempel stiker saja," kata Nashrullah.
Dia juga mendorong pelaku UMKM untuk memanfaatkan teknologi untuk memperluas akses pasar. Menurutnya dengan produk berkualitas dan pengemasan yang menarik, upaya lanjutan untuk memenangkan pemasaran adalah dengan mengoptimalkan layanan teknologi seperti media sosial, website, atau melalui e-commerce.
"Era digital saat ini mengubah posisi pelaku UMKM, selain offline mereka bisa berjualan secara online dengan pasar yang lebih luas," pungkasnya. (Z-3)
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, pihaknya tidak perlu mengeluarkan peraturan baru untuk memberikan restrukturisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) merilis data terbaru Indeks Bisnis UMKM untuk Triwulan II 2024 pada Kamis (1/8).
Tumbuhnya ekonomi kerakyatan berkat skala operasi lokal. Mereka cenderung merekrut tenaga kerja di lingkungan sekitar, sehingga menciptakan lapangan pekerjaan di tingkat lokal.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan segmen UMKM mendorong peningkatan proporsi kredit UMKM secara kumulatif.
PT Ethos Kreatif Indonesia, UMKM yang memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia dengan 1.500 karyawan dengan kemitraan JNE.
DTI-CX 2024, konferensi dan pameran transformasi digital terbesar di Indonesia, resmi dibuka hari ini. Acara ini digelar di JCC selama dua hari sejak 31 Juli hingga 1 Agustus 2024
Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi, ungkap tren dunia kerja saat ini cenderung menuju hubungan kerja yang lebih fleksibel, seiring pertumbuhan tenaga kerja muda yang lebih menguasai teknologi.
Digitalisasi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) mendesak untuk segera dilakukan agar menjawab tantangan produksi yang maksimal namun tetap efisien.
Yang menjadi target dari inovasi VCDLN adalah yang sudah memiliki kerangka kerja berbasis artificial intelligence (AI).
Disparekraf DKI Jakarta diminta meningkatkan kualitas pekerja di sektor wisata sesuai standar internasional. Hal ini terkait Jakarta yang bakal menyandang status Kota Global.
Momentum Hari Anak Nasional juga diharapkan dapat melahirkan aksi-aksi nyata yang berkelanjutan dalam melindungi anak di dunia digital.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved