Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MMS Group Indonesia (MMSGI) mengumumkan partisipasinya dalam Bursa Karbon Indonesia atau IDXCarbon yang diluncurkan perdana oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (26/9).
Baca juga : PLN Bersiap Melantai di Bursa Karbon Indonesia
Perwakilan MMS Group Indonesia Adri Martowardojo mengatakan, MMSGI telah menjadi salah satu pembeli unit karbon pertama di Bursa Karbon Indonesia. Partisipasi dalam Bursa Karbon Indonesia, merupakan langkah awal MMSGI dalam mengelola emisi karbon secara efisien, sekaligus membantu menciptakan peluang pertumbuhan berkelanjutan bagi bisnis perusahaan. “Kami yakin bahwa partisipasi kami dalam Bursa Karbon Indonesia adalah langkah yang tepat dalam mendukung upaya pemerintah untuk mengurangi emisi karbon serta mendukung lingkungan dan ekonomi berkelanjutan. Dari jumlah transaksi tersebut, dapat dipastikan kegiatan kantor dan pelabuhan dari salah satu portofolio kami, PT Multi Harapan Utama (MHU) dapat dianggap sebagai carbon neutral,” ujar Adri dalam acara Coaltrans Conference Asia 2023, Bali, Rabu (27/9).
Diketahui, MMSGI merupakan perusahaan pertambangan yang aktif melakukan diversifikasi dengan mengedepankan konsep sustainable business, seperti di bidang smelter nikel matte, di bidang real estate dan properti melalui MMS Land, serta anak usaha yang bergerak di bidang data center melalui PT Mitra Informatika Gemilang (MIG). "Komitmen MMS Group Indonesia dalam mendukung sustainability dan prinsip ESG tidak hanya merupakan kewajiban, tetapi juga peluang untuk berkontribusi pada masa depan yang lebih berkelanjutan,” imbuhnya.
Indonesia telah mengambil komitmen serius untuk menurunkan emisi karbon sesuai dengan target NDC (Nationally Determined Contributions) yaitu Net Zero Emission 2060 dan mendirikan Bursa Karbon sebagai salah satu langkah strategis dalam rangka mencapai tujuan tersebut. “Keikutsertaan kami dalam Bursa Karbon merupakan langkah proaktif kami dalam mendukung visi pemerintah tersebut. Dan kami juga bersiap untuk mengambil peran dalam solusi yang berkelanjutan,” ungkap Adri.
Lebih jauh lagi, Adri menerangkan bahwa MMS Group Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah proaktif dalam mendukung prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) melalui berbagai inisiatif hijau, seperti pembangunan solar power plant untuk penggunaan sendiri, smelter untuk industri baterai, serta pemanfaatan lahan untuk inisiatif bagi masyarakat seperti perkebunan dan keperluan air bersih. “Ini adalah bagian dari komitmen kami dalam mendukung pencapaian target pemerintah Indonesia menuju Net Zero Emission 2060,” pungkasnya. (B-4)
PT Pupuk Indonesia menandatangani Joint Development Study Agreement (JDSA) atau perjanjian studi pengembangan bersama dengan Chevron New Energies International.
Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi cadangan penyimpanan karbon hingga 630 giga ton.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) membeberkan keberhasilan pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi karbon dan deforestasi.
Indonesia memiliki potensi yang luar biasa dalam hal penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
INDONESIA dan Singapura akan bekerja sama dalam kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon (carbon capture and storage/CCS) cross border atau lintas batas negara.
Perlu kajian akademik dalam setiap produk hukum, termasuk terhadap carbon capture storage (CCS). Pasalnya, beleid tersebut baru diterapkan pada skala terbatas di hulu migas,
Rencana perdagangan emisi itu akan mendatangkan peluang bisnis dan investasi baru. Indonesia, ungkapnya, memiliki potensi penyimpanan karbon yang amat besar hingga 500 giga ton CO2.
KAWASAN hutan pegunungan Meratus yang membentang di sembilan kabupaten, menjadi potensi utama perdagangan karbon di Provinsi Kalimantan Selatan.
Riza menambahkan, Indonesia bisa menjadi hub karbon dunia, mengalahkan Jepang hingga yang sudah lebih dulu menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved