Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT GTS International (GTSI) diyakini memiliki tingkat profitabilitas menjanjikan. Optimisme itu tercermin dari sisi fundamental yang solid dan teknikal yang berpotensi menguat.
Investment Educator Chartonomi Moehammad Radix Kharisma dalam risetnya menjelaskan, dari sisi fundamental, emiten dengan kapitalisasi pasar Rp822,6 miliar itu berpeluang mencetak pendapatan sebesar US$41,14 juta dan laba sebesar US$3,5 juta. Di sisi lain, GTSI juga dijagokan berkat beban utang, yang menurut pandangan Radix, cukup rendah.
"Mengacu pada laporan keuangan per Maret 2023, total utang jangka pendek perseroan sebesar US$31,7 juta, selisih tipis dibandingkan ekuitasnya yang mencapai US$59,8 juta, sehingga Debt Equity Ratio (DER) perseroan sebesar 98,9%," ujar Radix melalui keterangan tertulis, Kamis (20/7).
Baca juga: Milik Cadangan Lahan Besar, LPKR Siapkan Pengembangan Properti Jangka Panjang
Kemudian dari sisi aset fisik, GTSI telah mengendalikan aset lancar sebanyak US$ 42,6 juta ditunjang dengan kepemilikan aset lain dan investasi jangka panjang sebesar US$ 76,3 juta.
Radix juga melihat Price Earning Ration (PER) GTSI dalam poisisi yang kuat. "PER GTSI tergolong yang terendah di industri sebesar 15,07, atau di bawah induk usahanya, PT Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) sebesar 29,7," tuturnya.
Baca juga: Tersisa 10 Hari, Begini Cara Tebus SLIS-R
Atas dasar analisa itu, Radix memproyeksikan, harga saham GTSI berpotensi menembus harga fair value di level Rp263,48 per saham dari posisi sekarang Rp52 per saham. Proyeksi penguatan juga didukung kinerja harga saham perseroan yang cenderung bergerak stabil selama tiga bulan terakhir.
“Termasuk margin keuntungan yang meningkat seiring dengan membaiknya kinerja perusahaan yang dapat memperkuat sisi fundamental. Katalis lainnya, GTSI juga tidak memiliki ekuitas pemegang saham negatif,” imbuh Radix.
Analis teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menjagokan saham GTSI untuk dikoleksi para investor. Pasalnya, ia mencermati, pergerakan saham perusahaan pada perdagangan Kamis (20/7) mampu berada di atas SMA5 dan cenderung sideways dengan volume yang tidak begitu besar.
“Selama masih mampu bertahan di atas SMA5, GTSI berpeluang menguat untuk menguji resistance terdekat di Rp53. Apabila mampu menembus Rp53 disertai dengan volume yang besar, GTSI berpeluang menguji rentang area Rp56-Rp60,” ucapnya. (RO/Z-11)
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
EMITEN tambang nikel PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel menetapkan pembagian dividen tunai tahun buku 2023 sebesar Rp1,6 triliun.
Kondisi pasar saham di pertengahan 2024 akan terbantu oleh kinerja keuangan emiten seiring dengan musim pengumuman laporan keuangan emiten periode Juni sebulan ke depan.
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi ini sebagian besar (76,64%) akan digunakan untuk investasi dan belanja modal Perseroan.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menggandeng SW Indonesia untuk mengedukasi perusahaan tercatat tentang Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved