Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah bersiap untuk meningkatkan upaya mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kesetaraan gender. Langkah ini sebagai bagian dari kesepakatan yang akan turut membuat mereka lebih menarik di mata investor yang berfokus pada aset berkelanjutan.
Berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang diumumkan hari ini antara BEI, International Finance Corporation (IFC), bagian dari Kelompok Bank Dunia, dan dengan dukungan dari Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), para perusahaan tercatat dan calon pendaftar akan didorong untuk memperkuat praktik Environmental (lingkungan), Social(sosial), dan Governance (tata kelola) atau ESG.
Langkah ini diharapkan meningkatkan upaya perusahaan untuk menimbang masalah ESG dengan lebih baik, termasuk risiko terkait iklim, dan membantu mereka dalam mencapai tujuan keberlanjutan.
Baca juga: Pengelolaan Pasar Rakyat Berkelanjutan Berbasis ESG
Kolaborasi ini diawali dengan upacara pembukaan perdagangan BEI dalam rangka “Acara Peluncuran Kolaborasi ESG IFC dan IDX dan Pelatihan Kepemimpinan ESG” yang diselenggarakan Kamis (16/3) di Gedung BEI, Jakarta.
Sementara negara-negara berkembang masih membutuhkan dana yang signifikan sekitar US $2,5 triliun kebutuhan pembiayaan untuk mencapai SDGs, dengan proyeksi tambahan kekurangan sebesar US $1,7 triliun akibat Covid-19.
Baca juga: Panel Iklim PBB Siapkan Peta Jalan untuk Bumi yang Layak Huni
IFC memperkirakan terdapat lebih dari US $23 triliun peluang investasi pada sektor hijau dan terkait iklim serta aktivitas, yang dapat membantu mencapai tujuan nasional yang selaras dengan Perjanjian Paris dan mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon.
"BEI ingin mengembangkan ekosistem pasar modal Indonesia untuk mengadopsi dan memanfaatkan praktik-praktik berkelanjutan. MoU ini diharapkan memperkuat ekosistem di pasar modal Indonesia, di mana bisnis dan keberlanjutan berjalan seiring," kata Risa E. Rustam, Direktur BEI.
Kolaborasi ini akan menjadi platform untuk mendorong ekosistem investasi hijau di Indonesia dan memperkenalkannya kepada penonton internasional. Peluncuran kolaborasi ini juga menandai dimulainya seri Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan ESG, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan Standar Kinerja IFC dan Metodologi Tata Kelola Perusahaan serta membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menangani topik-topik penting terkait ESG. Termasuk tata kelola Lingkungan & Sosial yang efektif dan sistem manajemen risiko, pengungkapan dan transparansi, risiko dan mitigasi iklim, serta gender.
Pada akhirnya, investasi berkelanjutan memberi cara untuk menaruh uang berdasarkan keyakinan mereka untuk mencapai komunitas yang lebih hijau, lebih inklusif, dan lebih tangguh.
Indonesia, negara yang kaya sumber daya, sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan masalah lingkungan dan sosial yang signifikan.
Indonesia juga berada pada peringkat tiga negara teratas dalam hal risiko iklim, dengan paparan banjir yang tinggi, panas ekstrem, dan kenaikan permukaan laut.
Transisi Indonesia ke masa depan rendah karbon dan tahan iklim akan membutuhkan investasi besar dan peran sektor swasta sangatlah penting. Penguatan praktik-praktik ESG juga akan memungkinkan pasar modal memainkan peran yang lebih besar dalam transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dan tahan iklim.
(Z-9)
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyoroti bahaya fenomena cuaca panas ekstrem yang semakin meningkat di banyak negara.
Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, mendesak negara-negara untuk bertindak menanggapi dampak panas ekstrem yang dipicu oleh perubahan iklim.
Suhu baru tertinggi yang tercatat sebesar 17,09 derajat Celcius, sedikit melampaui rekor sebelumnya sebesar 17,08 derajat Celcius yang terjadi pada 6 Juli 2023.
Untuk menghadapi tantangan ini, dibutuhkan generasi muda yang peduli pada lingkungan dan memiliki pengetahuan serta keahlian membangun masa depan berkelanjutan.
Langkah nyata ini juga sebagai bentuk dukungan BMKG untuk memberikan data yang lebih akurat dalam mewujudkan target Net Zero Emission tahun 2060.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved