Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SAGU semakin menarik dikulik. Tidak hanya diandalkan untuk menopang ketahanan pangan dan energi, tapi juga menumbuhkan ekonomi wilayah dan nasional. Pasalnya, hasil olahan sagu bisa menjadi kesempatan besar bagi petani dan pelaku usaha perkebunan untuk dikembangkan menjadi beragam varian produk turunannya yang strategis dan menguntungkan.
“Ini momen tepat untuk memperkenalkan sagu Indonesia ke pasar global, membuka peluang pasar baru karena sagu dan produk turunannya memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan sebagai penyokong ketahanan pangan dan bahan pangan alternatif serta substitusi tepung terigu,” ungkap Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nur Alam Syah, di Jakarta, pekan lalu.
Andi Nur menambahkan, sagu juga sebagai salah satu terobosan Kementan dalam menjawab tantangan krisis pangan dunia melalui program unggulan Direktorat Jenderal Perkebunan, yaitu Sagunesia (Sagu untuk Indonesia). Kebijakan itu berupa pengembangan sagu untuk kemandirian pangan lokal dengan memberi bantuan unit pengolahan hasil (UPH) dan alat pengolahan sagu skala kelompok petani, substitusi impor 2022-2024, dan gula cair untuk kemandirian lokal/skala rumah tangga, serta untuk bioetanol.
“Pengembangan sagu perlu didukung pemberdayaan petani lokal agar bisa bersaing di pasar global melalui penguatan promosi pemasaran produk turunannya termasuk melalui e-commerce,” ujar Andi Nur.
Kementan bahkan terus melakukan langkah responsif dan kolaboratif yang konsisten melalui sinergi bersama semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha perkebunan, para praktisi, pekebun, maupun pihak terkait lainnya, demi mengoptimalkan sagu agar kualitasnya tetap terjaga dan ketersediaan stok bahan bakunya terjamin.
Berbagai langkah itu di antaranya memperkuat aspek perbenihan, infrastruktur, dan penyediaan alat mesin pertanian, memperkuat kelembagaan pekebun atau korporasi/kemitraan, mengawal dari hulu hingga hilir, peningkatan SDM, serta mendorong pemanfaatan KUR dan investasi.
“Dengan begitu, potensi sagu Indonesia yang besar bisa jadi solusi di tengah krisis pangan dunia saat ini dan makin terbuka luas pasar sagu Indonesia di kancah internasional. Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian agar jajarannya terus mendorong program/kegiatan berbasis pangan lokal dan meningkatkan inovasi produk turunannya untuk menambah nilai jual dan berdaya saing,” pungkas Andi Nur. (RO/S3-25)
Timwas Haji DPR RI menemukan sejumlah merek asal Indonesia dibajak negara lain. Beberapa merek tersebut di antaranya rojo lele untuk tepung, pandan wangi untuk beras.
Wakil Ketua DPR RI dari Partai NasDem, Rachmat Gobel, meninjau langsung industri pengolahan sagu dan singkong berkapasitas produksi 50 ton sehari di PT Bangka Asindo Agri (BAA).
Produk olahan sagu dan singkong dari PT Bangka Asindo Agri (BAA) di Sungailiat, Bangka, Provinsi Bangka Belitung, kini telah diekspor ke Tiongkok dan Jepang.
PRODUK yang dihasilkan dari produksi Sagu dan Singkong dari PT Bangka Asindo Agri (BAA) Sungai Liat, Bangka, Provinsi Bangka Belitung (Babel) diekspor hingga ke Tiongkok dan Jepang.
Sagu, tanaman khas Papua yang kaya akan karbohidrat, kembali menemukan tempatnya di hati masyarakat Papua melalui proyek Lumbung Sagu yang menggabungkan tradisi dengan inovasi baru.
makanan khas Riau yang terdiri dari aneka macam kuliner utama, pendamping dan cemilan untuk buah tangan, cita rasanya lezat dan unik
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Apabila Bapanas gagal meraih swasembada pangan dan tidak mampu menyediakan beras dengan harga terjangkau untuk masyarakat, lebih baik seluruh pejabat di Bapanas mundur.
KETAHANAN nasional harus dilandasi oleh kedaulatan pangan dan ketersediaan pangan yang tidak boleh bermasalah.
Menetapkan ketentuan mengenai informasi kandungan gula, garam, lemak, pesan Kesehatan, dan label gizi depan kemasan pada pangan olahan dan/atau pangan olahan siap saji.
Menurut Kementan tidak ada cara lain menghindari krisisi pangan selain mengebut program pompanisasi dan oplah.
Dengan inovasi benih, tidak ada alasan salah satu tanaman pangan tidak bisa ditanam di satu daerah karena kondisi geografisnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved