Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEBERHASILAN PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) memproduksi green aggregate, layak diapreasiasi dan bahkan menjadi benchmark bagi perusahaan lain. Menurut pengamat ekonomi lingkungan Bernaulus Saragih, memang sudah seharusnya berbagai perusahaan menerapkan konsep zero waste dan zero emission, sehingga akan terbentuk pola ekonomi sirkular yang ramah lingkungan.
“Luar biasa perusahaan ini (GRP) dan harus diacungi jempol. Mereka dapat mempertahankan nilai material agar dapat dipergunakan berulang-ulang. Environmental care perusahaan seperti ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan lain,” tegas Bernaulus.
Menurut Bernaulus, keberhasil PT GRP Tbk memproduksi green aggregate sejalan dengan tren dunia usaha saat ini, terutama dalam mendukung kelestarian lingkungan. Dalam hal ini, Bernaulus menilai bahwa perusahaan baja swasta terbesar di Tanah Air tersebut, berhasil menerapkan konsep 3R, yaitu Reuse Reduce, dan Recycle.
Baca juga : Luncurkan Buku Panduan Strategi ESG, GRP Pimpin Industri Baja Asia Tenggara
“Selain memberikan nilai tambah pada limbah yang dihasilkan, perusahaan seperti ini juga bisa meningkatkan daya saing pada industri utamanya, yaitu industry baja. Sebab, pada level internasional misalnya, tak sedikit yang mempertimbangkan soal kepedulian lingkungan dalam bermitra dagang,” kata dia.
Terkait keberhasilan PT GRP Tbk mengolah limbah baja menjadi produk bermanfaat dan punya nilai ekonomis tinggi yaitu green aggregate, sebelumnya disampaikan Presiden Direktur GRP Abednedju Giovano Warani Sangkaeng. Menurut pria yang disapa Argo tersebut, keberhasilan tersebut, merupakan upaya penerapan konsep ekonomi sirkular, zero waste dan green environment perusahaan. Hal ini sejalan dengan program GRP dalam Environment, Social, Governance (ESG). “Ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian kami terhadap lingkungan.,” paparnya.
Dalam memproduksi green aggregate, lanjut Argo, steel slag terlebih dahulu dipisahkan dan kemudian dihancurkan menjadi ukuran yang lebih kecil. Material ini mengandung beberapa oksida seperti CaO, MgO, Fe2O3, MnO2 dan SiO2 yang bermanfaat bagi industri lain dan lingkungan.
Baca juga : Produk Ramah Lingkungan, GRP Siap Dukung Pembangunan IKN
Menurut Argo, aplikasi pemanfaatan green aggregate sudah banyak dikembangkan di berbagai negara maju. Selain bidang konstruksi, juga bisa dimanfaatkan bidang lain seperti pertanian. Silika pada green aggregate misalnya, sangat baik sebagai media pupuk untuk meningkatkan figur tanaman dan daya tahan terhadap penyakit. “Selain itu, juga berpori dan bersifat basa sehingga efektif dalam menetralisir keasaman tanah,” kata dia.
Green aggregate produksi GRP sendiri, jelas dapat dibedakan menjadi lima jenis berdasarkan ukuran. Mulai tipe Pasir berukuran 0-4 mm, Tipe Screening 4-8 mm dan 8-12 mm, serta Tipe Split berukuran 12-20 dan 20-50 mm.
Pembagian atas berbagai kategori ukuran tersebut, jelasnya, untuk menyesuaikan dengan industri pengguna. Misal, produk yang sesuai untuk industri batako dan paving block adalah Tipe Pasir. Sedangkan industri beton ready mix dan kontraktor PU road base jalan, bisa mengunakan Tipe Pasir, Screening, dan Split.
Baca juga : Mendag Lepas Ekspor Baja GRP Ke New Zealand
“Sedangkan untuk konstruksi jalan, karena green aggregate bersifat keras, tahan aus, adhesif, dan kasar. Dengan demikian, kualitasnya tak tidak perlu diragukan,” kata Argo ketika itu. (OL-13)
Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) selaku produsen baja nasional berkomitmen untuk terus menerapkan prinsip keberlanjutan dalam seluruh aspek kegiatan usaha.
PT Garuda Yamato Steel (GYS) menunjukkan komitmennya memajukan industri konstruksi baja dengan berpartisipasi dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja.
KEPUTUSAN pemerintah melanjutkan kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT) sebesar US$6 per million british thermal unit (mmbtu) dapat terus menggerus penerimaan negara.
Proyek yang dikerjakan antara lain Tanjung Jati B Unit 5 & 6 (Jawa-4) Coal Fired Steam Power Plant 2 X 1,000 MW di Jepara dan Development of Bekasi Cikarang Cainiao Smart Logistic Warehouse Project.
PEMERINTAH akan mendorong transformasi industri manufaktur dari bernilai tambah rendah menjadi bernilai tambah tinggi.
Pengawas Lingkungan Hidup melakukan pemeriksaan terhadap PT Indoaluminium Intikarsa Industri (III) di bidang penggilingan aluminium dan PT Lautan Steel Indonesia (LSI)
Tidak hanya yang legendaris, sejumlah merek skincare yang terhitung muda juga membuka sistem maklun bagi merek lain.
PLTU Jawa 9 dan 10 menjadi pembangkit listrik pertama di Indonesia yang akan menggunakan amonia dan hidrogen hijau, mendampingi batu bara.
Meskipun telah banyak inisiatif gerakan, masyarakat Muslim di Indonesia secara umum masih banyak yang tidak tahu, tidak setuju semangat Green Islam.
Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) terus mendorong penyediaan perumahan dan permukiman yang aman, nyaman, dan terjangkau.
PT Cemindo Gemilang, produsen Semen Merah Putih, untuk kedua kali meraih penghargaan kategori Continuing Progress in Climate Actions dari World Cement Association (WCA).
KARYA fesyen yang ramah lingkungan semakin digemari dan memiliki banyak peminat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved