Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PT Garuda Yamato Steel (GYS) baru-baru ini menunjukkan komitmennya memajukan industri konstruksi baja di Indonesia dengan berpartisipasi dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja. Acara yang diselenggarakan Indonesia Society of Steel Construction di Jakarta, Rabu (10/7) itu, menampilkan sekitar 30 perusahaan.
Presiden Direktur PT Garuda Yamato Steel Tony Taniwan menjelaskan platform tersebut memberikan kesempatan berharga bagi para pemimpin industri untuk membahas masa depan konstruksi baja di Indonesia dan menyoroti kemajuan terbaru di bidang tersebut.
"Partisipasi kami sebagai kontribusi pada pengembangan industri konstruksi baja di Indonesia sekaligus menegaskan dedikasi perusahaan untuk meningkatkan kemampuan konstruksi baja lokal dan mendukung pembangunan infrastruktur Indonesia," ujar Tony.
Baca juga : Pendapatan Negara Dikhawatirkan Terus Berkurang dari Perpanjangan HGBT
Selain itu, lanjut dia, ajang ini memberikan kesempatan strategis untuk menjalin jaringan dengan pemimpin industri sejenis lainnya dan mengeksplorasi kolaborasi potensial.
Terlebih, fokus perusahaan pada inovasi dan keberlanjutan memastikan produk-produk GYS memenuhi standar tertinggi sekaligus berkontribusi secara signifikan terhadap proyek infrastruktur nasional.
"Kami percaya acara seperti ini bisa mendorong kolaborasi dan inovasi dalam industri konstruksi baja. Kami berharap dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan infrastruktur nasional. Kami juga berusaha memanfaatkan daya saing biaya Indonesia yang menarik, tidak hanya untuk berkembang di dalam negeri tetapi juga aktif berkontribusi pada ekspor Indonesia," terang Tony.
Baca juga : Milestone Setengah Abad Murinda Iron Steel, Komitmen pada Kualitas dan Inovasi
Dibentuk pada 2024, GYS merupakan usaha patungan baru yang dibentuk melalui kolaborasi strategis dengan investor terkenal termasuk Yamato Kogyo Co Ltd, Siam Yamato Steel Co Ltd, PT Hanwa Indonesia, dan PT Gunung Raja Paksi Tbk.
GYS sebelumnya dikenal sebagai PT Gunung Garuda, produsen baja terkemuka yang didirikan pada 1987. Dengan pabrik modern yang berlokasi di Cikarang Barat, Bekasi, GYS mengkhususkan diri dalam memproduksi baja struktural berkualitas tinggi. Produk unggulannya meliputi H-Beam, IWF, Angle, dan Channel.
Dalam langkah inovatif, GYS memperkenalkan baja seismic grade tahan gempa. Produk-produk ini dirancang untuk memiliki daktilitas luar biasa, memungkinkan baja mengalami deformasi signifikan sebelum retak. Selain itu, baja inovatif ini memiliki kemampuan las sangat baik, memudahkan fabrikasi dan konstruksi tanpa mengorbankan integritas struktural.
Baca juga : Dorong Pertumbuhan Industri Manufaktur Bernilai Tambah Tinggi
Yamato Kogyo, salah satu investor utama, membawa pengalaman dan semangat inovasi luar biasa dalam usaha ini. Didirikan di Himeji, Prefektur Hyogo, Jepang, pada 1944, Yamato Kogyo menjadi pemimpin dalam penggunaan Electric Arc Furnace untuk produksi baja.
Dengan sejarah panjang ekspansi global, perusahaan ini memasuki pasar AS pada 1987, diikuti usaha yang sukses di Thailand, Korea Selatan, Bahrain, Arab Saudi, dan Vietnam.
Pada 2024, Yamato Kogyo memperluas jangkauannya dengan berinvestasi di GYS Indonesia, sehingga semakin memperkuat kehadiran globalnya dengan kapasitas produksi total dari grup Yamato sekitar 7 juta ton per tahun. Sebagai anak perusahaan, GYS memiliki kapasitas produksi sekitar 1 juta ton per tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved