Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
SEKTOR kelapa sawit berperan penting bagi perekonomian nasional. Peran penting itu telah ditunjukkan dengan terciptanya lapangan kerja sehingga telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi kemiskinan.
Sektor kelapa sawit juga berperan penting dalam menghasilkan devisa negara dari pendapatan ekspor. Pada 2020, ekspor komoditas tersebut mencapai mencapai US$22,97 miliar, lebih tinggi dari tahun 2019 sebesar US$20,22 miliar.
Selama 2020, neraca perdagangan Indonesia surplus sebesar US$21,27 miliar, dengan ekspor produk kelapa sawit menyumbang sebesar US$22,97 miliar. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa di masa pandemi, kontribusi minyak sawit
terhadap devisa negara sangat signifikan dalam menjaga neraca perdagangan nasional tetap positif.
Kelapa sawit adalah komoditas primadona di sektor perkebunan, dibandingkan sektor komoditas perkebunan lainnya, seperti kakao, karet, kopi dan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas areal/ tanaman menghasilkan yang selalu meningkat setiap tahun dan kebijakan pemerintah untuk penerapan Biodiesel, yang merupakan bagian dari program hilirisasi Pemerintah. Keberhasilan hilirisasi minyak sawit sudah berhasil memperbaiki komposisi ekspor dari dominasi minyak mentah menjadi produk minyak sawit dalam bentuk olahan.
Pintu gerbang hilirisasi kelapa sawit adalah industri refinery, yakni industri yang mengolah CPO maupun CPKO menjadi produk antara, yakni Olein, Stearin dan PFAD (palm fatty acid distillate). Sehingga potensi industri refinery akan semakin tinggi di masa depan karena industri refinery dapat diolah lebih lanjut menjadi produk minyak sawit yang lebih hilir.
Sebagai upaya mendukung program pemerintah di bidang hilirisasi, perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan sawit, PT Sumber Tani Agung Resources Tbk (STAA) akan mengembangkan usaha di bidang refinery. Perusahaan akan menghimpun dana dari pasar modal melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO).
STAA akan menjual sebanyak banyaknya 877.072.000 (delapan ratus tujuh puluh tujuh juta tujuh puluh dua ribu) saham biasa atas nama yang merupakan saham baru Perseroan dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah). Jumlah itu mewakili sebanyak-banyaknya 8,06% (delapan koma nol enam persen) dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan setelah Penawaran Umum Perdana, dengan Harga Penawaran Rp470,- sampai dengan Rp605,- setiap saham. Jumlah seluruh nilai Penawaran Umum Perdana Saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp530.628.560.000,-.
Perseroan akan menggunakan seluruh dana dari Penawaran Umum Perdana Saham untuk belanja modal (capital expenditure) pembangunan industri hilir anak usaha yaitu PT Sumber Tani Agung Oils & Fats (STAOF) di atas lahan seluas 42,6 Ha.
Dana IPO selanjutnya akan digunakan untuk belanja modal dengan rincian sebagai berikut:
PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia dan PT CIMB Niaga Sekuritas akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi tersebut.
Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Efek merencanakan indikasi jadwal Penawaran umum perdana saham STAA sebagai berikut:
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
IPO sendiri merupakan sebuah langkah penggalangan dana yang digunakan oleh perusahaan melalui pasar modal, di mana perusahaan menjual sahamnya kepada publik untuk pertama kalinya.
Setelah IPO, perusahaan menargetkan di 2024 penjualan dapat meningkat hingga 20%. Pada jangka panjang lima tahun ke depan, pihaknya menargetkan pendapatan per bulan sebesar Rp100 miliar.
Dalam rencana IPO, perseroan membuka harga penawaran awal (bookbuilding) Rp100-Rp105 per saham dengan maksimal 680 juta lembar
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
PT Benteng Api Technic atau BAT Refractories berencana menggelar penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI dengan melepas 620 juta saham.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved