Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PANDEMI Covid-19 masih memberikan dampak yang sangat besar bagi berbagai jenis usaha dan industri di Tanah Air. Untuk itu, kebijakan perusahaan harus tepat agar perusahaan tetap dapat berjalan baik dan tidak goyang karena dampak pandemi tersebut.
Diantaranya efisiensi biaya usaha dan optimalisasi di bidang produksi menjadi hal penting agar kinerja perusahaan dan kinerja keuangannya tetap membaik. Itu juga yang dijalani PT Semen Baturaja (Persero) Tbk atau SMBR yang menilai program efisiensi yang dilakukan telah efektif memperbaiki kinerja keuangan perseroan yang tumbuh positif pada triwulan pertama tahun ini.
Direktur Pemasaran SMBR, Mukhamad Saifudin, mengatakan perusahaan telah melakukan efisiensi biaya usaha dan optimalisasi di bidang produksi.
"Kami manfaatkan limbah sebagai bahan baku subtitusi, optimalisasi penggunaan batu bara kalori rendah dan operasi Pabrik Baturaja II," katanya, Selasa (4/5/2021).
Merujuk pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pertumbuhan demand semen pada tahun 2021 menunjukkan tren peningkatan di mana tumbuh 2,2 persen.
Sementara pertumbuhan volume penjualan yang mampu diraih SMBR selama periode tersebut sebesar 21,5 persen dibandingkan triwulan I/2020 (yoy). Adapun pendapatan perusahaan naik 20 persen dibanding tahun lalu.
Saifudin menambahkan kenaikan pendapatan juga disokong oleh perbaikan saluran dan sistem distribusi produsen semen pelat merah itu. "Penguatan sistem informasi pemasaran kami juga mampu mendorong peningkatan volume penjualan," ujarnya.
Ia mengemukakan keberlanjutan inisiatif strategis pada efisiensi biaya juga mampu menurunkan beban pokok penjualan 21 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. Sehingga, perseroan mampu mencetak laba bersih senilai Rp17,9 miliar pada triwulan I/2021.
"Kondisi itu berbanding terbalik dengan triwulan I/2020, di mana kami mengalami kerugian. Selain itu, arus kas bersih perusahaan juga telah stabil senilai Rp86,4 miliar," katanya.
Menurut Saifudin, perseroan optimistis target penjualan yang dipatok untuk tahun 2021 dapat tercapai. Apalagi, kata dia, pertumbuhan semen di wilayah Sumatra positif seiring permintaan yang terus meningkat setiap bulan.
"Tentu sebagai pabrik semen di Sumatra, Semen Baturaja terus menjaga pertumbuhan penjualan untuk memenuhi demand di Sumsel, Jambi, Lampung, Bengkulu dan Bangka Belitung," pungkasnya. (OL-13)
Baca Juga: Hingga April, Serapan Anggaran Kementerian PUPR Capai Rp33,33 T
PT Petrindo Jaya Kreasi membukukan laba bersih sebesar US$30 juta pada semester pertama 2024. Angka itu mengalami peningkatan dari posisi laba US$11 juta di semester pertama 2023.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyetor dividen sebesar Rp3,09 triliun kepada negara. PLN mencatat angka setoran terbaru itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya Rp2,19 triliun.
Penyaluran kredit dan pembiayaan pada semester pertama 2024 tercatata sebesar Rp352,06 triliun
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan selruh entitas anak perusahaannya berhasil mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba Rp29,9 triliun pada triwulan II 2024.
Di semester I 2024, Unilever mencatat penjualan bersih sebesar Rp19,0 triliun dengan laba bersih sebesar Rp2,5 triliun.
Komisi VI DPR RI mengapresiasi BNI atas kinerja yang apik di sepanjang tahun ini. Perseroan juga dinilai inovatif karena menghadirkan terobosan berupa produk digital.
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Dari pemilihan Donald Trump hingga Pandemi global Covid-19, berikut adalah beberapa prediksi kartun The Simpson yang sudah lama tayang dan jadi ada di dunia nyata.
TINGGINYA nilai jatuh tempo utang di 2025 disebabkan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk memenuhi kebutuhan yang menggelembung saat Indonesia dilanda pandemi covid-19
SAYA mengikuti Global Health Security Conference (Konferensi Ketahanan Kesehatan Global) di Sydney, Australia, 18 sampai 21 Juni 2024
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved