Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
TOTAL investasi holding BUMN untuk bateri yakni Indonesia Battery Corporation (IBC) diperkirakan bisa mencapai US$17 miliar atau Rp245 triliun.
"Memang yang ingin dilakukan yakni Indonesia punya industri baterai terintegrasi. Kita tidak hanya bangun satu pabrik saja, tapi Indonesia punya mining, smelting produksi prekusor, baterai pack pack. Selainn itu punya energy storage stabilizer dan recyceling investasi bisa US$17 billion (miliar)," kata Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury dalam konferensi pers pendirian Indonesia Battery Corporation, Jumat (26/3).
Untuk mencapai itu semua IBC terdiri dari 4 perusahaan BUMN yakni PT PLN (Persero), Mining and Industry Indonesia (MIND ID), PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, dan PT Pertamina (Persero).
Keempat raksasa BUMN tersebut bersatu untuk menjaga kekuatan di hulu dan hilir membentuk industri baterai corporation, nantinya masing-masing bagian akan supply chain industri dan akan ada join venture.
Baca juga: UU Cipta Kerja Bisa Tingkatkan Investasi Filipina di Indonesia
Sementara kapasitas yang ditargetkan IBC yakni 140 giga watt hour (GWh) di 2030 nanti. Nantinya bisa digunakan pembuatan EV (electric vehicle/kendaraan listrik).
"Pertama akan produksi 10-30 GWh untuk produski baterai tahap 1. Perkembangan dengan jumlah mitra yang bisa kita produksi. Ini harapan bisa ditingkatkan," ujarnya.
Selanjutnya, tahap awal 6 bulan ke depan PT Antam Tbk akan memulai studi bersama calon mitra terkait dengan pengembangan mining hingga pembuatan smelter. Sehingga pada 1-2 tahun IBC dibentuk sudah bisa dirasakan manfaatnya.
"Nanti 6 bulan setelah ini Antam dan calon mitra study akan pengembangan di miningnya. Pada 2021-2023 akan dirasakan impact yang dibutuhkan. Karena pengembangan ekonomi paska covid di tahun 2021-2023 mudah-mudahan akan ada impact yang langsung dirasakan," ujarnya.
Mitra dari IBC sendiri yakni LG Chem Ltd dari Korea Selatan dan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari Tiongkok. (OL-4)
Musim kemarau yang panas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perangkat elektronik, terutama ponsel.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
Jika kamu mencari ponsel dengan harga terjangkau namun memiliki performa yang mumpuni, berikut rekomendasinya.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
All-new Kona Electric hadir menggunakan baterai yang diproduksi di Indonesia oleh PT HLI Green Power yang diresmikan 3 Juli lalu.
Industri baterai akan diarahkan menuju transisi energi bersih
Saat ini regulasi dari pemerintah masih lebih ke arah kendaraan listrik berbasis baterai dengan segala kemudahan yang diberikan.
Suzuki sedang mengembangkan beragam solusi karbon netral yang unik untuk industri otomotif global.
Penandatanganan kerja sama adalah bagian dari rencana kerjasama untuk penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik di Indonesia.
Sektor otomotif yang terkait kendaraan listrik (EV) mendominasi penjualan sekitar 70 persen dari keseluruhan transaksi lahan pada semester pertama tahun 2024.
Infrastruktur yang memadai sangat krusial untuk kendaraan listrik karena mendukung adopsi dan operasionalnya secara efektif.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved