Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
DANA Moneter Internasional (IMF) menilai Indonesia telah mengatasi tekanan ekonomi dan sosial yang timbul akibat pandemi covid-19 dengan paket kebijakan komprehensif dan terkoordinasi.
Selain itu, IMF menyatakan intervensi kebijakan tepat waktu dapat menjaga stabilitas makro yang berasal dari tekanan global.
Hal tersebut dikemukakan Chief IMF untuk Indonesia Thomas Helbing dalam sebuah riset yang dikutip kemarin.
Dalam menanggapi hal itu, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengemukakan proyeksi ekonomi Indonesia telah berada di zona positif karena mulai mengalami rebound di semester kedua 2020.
“Dengan demikian, diperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh 4,8% pada 2021 dan 6% pada 2022. Asumsi pertum buhan ditopang oleh dukungan kebijakan yang kuat, termasuk rencana distribusi vaksin serta membaiknya kon disi ekonomi dan kekuatan keuangan global,” kata Nico Demus, kemarin.
Bauran kebijakan ekonomi makro akomodatif diharapkan tetap berjalan pada 2021.
Di sisi perbankan, IMF menilai sistem perbankan tetap stabil berkat intervensi kebijakan berani dan tepat waktu.
Namun, Helbling mengingatkan pencadangan kerugian pinjaman yang memadai penting bagi bank untuk menyerap risiko kualitas aset yang meningkat.
Di kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan APBN 2020 bekerja sangat keras untuk menahan pemburukan dampak covid-19.
Penerimaan negara turun, yang dibarengi dengan pening kat an belanja, menyebabkan defisit sebesar 6,09% terhadap PDB. “Meskipun relatif kecil jika dibandingkan dengan negaranegara lain, APBN Indonesia telah bekerja optimal sebagai instrumen kebijakan countercyclical di masa pandemi,” ujar Febrio melalui siaran pers, kemarin.
Defisit terjadi karena penerimaan negara mengalami tekanan cukup dalam hingga 16,7% jika dibandingkan dengan realisasi di 2019.
Tercatat, hingga akhir 2020 negara memperoleh pendapatan Rp1.633,6 triliun atau 96,1% dari target Perpres No 72 Tahun 2020.
“Realisasi ini menggembira kan di tengah aktivitas eko nomi yang terganggu luar biasa. Tingginya realisasi belanja bantuan sosial di 2020 bukti bahwa APBN ditujukan untuk melindungi konsumsi warga miskin dan rentan di masa pandemi,” tandas Febrio. (Try/Mir/X-3)
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
KETIMPANGAN Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia disoroti. Sebagai contoh, HDI Jakarta mencapai 82,46 dan Papua masih di angka 62,25.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
PRESEIDEN terpilih, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di masa jabatannya yang akan datang.
Dengan durasi kerja tersisa tiga bulan, fokus pekerjaan Wameninves lebih kepada penyelesaian regulasi dan pelaksanaan kegiatan investasi.
Sebuah studi menunjukan selama pandemi Covid-19 terjadi peningkatan rawat unap untuk remaja berusia 12 hingga 17 tahun karena gangguan makan.
Dari pemilihan Donald Trump hingga Pandemi global Covid-19, berikut adalah beberapa prediksi kartun The Simpson yang sudah lama tayang dan jadi ada di dunia nyata.
TINGGINYA nilai jatuh tempo utang di 2025 disebabkan dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) untuk memenuhi kebutuhan yang menggelembung saat Indonesia dilanda pandemi covid-19
SAYA mengikuti Global Health Security Conference (Konferensi Ketahanan Kesehatan Global) di Sydney, Australia, 18 sampai 21 Juni 2024
Jika terjadi pandemi terjadi atau wabah besar di suatu negara maka pemerintah negara tersebut harus menyerahkan patogen yang menjadi penyebab pandemi ke WHO.
Di samping PABS hal lain yang perlu diperhatikan yaitu pendanaan dan transfer teknologi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved