Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
INDONESIA diramalkan menjadi salah satu negara penghasil nikel terbesar di dunia. Potensi ini harus dimanfaatkan secara menyeluruh.
Menurut Dosen Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Bagas Pujilaksono Widyakanigara, sudah seharusnya pemerintah memikirkan nikel secara komprehensif, bukan hanya fokus ke mobil listrik. Menurut Bagas, pemerintah harus lebih komprehensif untuk memanfaatkan sumber daya nikel yang dimiliki.
Jika nikel (Ni) hanya dibuat baterai untuk mobil listrik, hasilnya tidak seberapa dibandingkan dengan jika Ni kita bikin sebagai alloying element pada pembuatan baja tahan karat, baja untuk keperluan khusus, atau Ni base superalloy. "Hasil hitungan sederhana saya, pemerintah akan memperoleh masukan keuangan jauh lebih banyak jika membangun industri metalurgi dibandingkan baterai mobil listrik. Ini karena life cycle and price dari produk," katanya.
Ia menambahkan, tidak ada satu pun negara maju saat ini yang tidak memiliki industri logam dasar dan kimia dasar yang kuat. Kedua industri tersebut merupakan industri hulu yang sangat menentukan nasib industri hilir, semisal otomotif, permesinan, manufaktur, konstruksi, kedokteran, farmasi, tekstil, serta makanan dan minuman.
"Industri metalurgi merupakan industri padat modal, energi, dan tenaga kerja. Perjalanan sains and teknologi jauh lebih panjang dibandingkan mobil listrik. Jelas, industri logam dasar lebih berpengaruh positif dalam membangun peradaban bangsa Indonesia," lanjutnya.
Bagas mencontohkan, saat Indonesia jatuh bangun akibat krisis ekonomi yang kemudian diikuti krisis keuangan, yang salah satunya diperburuk keadaannya, itu karena kita tidak punya industri logam dasar dan kimia dasar yang kuat. "Industri hilir kita sangat tergantung bahan baku impor," jelasnya.
Menurutnya, jantung hati mobil listrik terletak di teknologi baterai. Sistem vehicle dan motor listrik sangat sederhana. "Siapkah kita mengelola limbah baterainya yang akan sangat menggunung? Apakah kita sudah punya industri recycling battery?" ujarnya.
Bagas juga mengakui kelebihan mobil listrik terletak pada tak adanya emisi buangan. Namun jangan lupa, mobil listrik dapat listrik dari PLN. "Jadi, sama saja, tidak ada bedanya. PLN akan melepas emisi gas buang lebih banyak ke atmosfer," katanya.
"Saya tidak yakin mobil listrik dengan sistem baterai akan menjadi kendaraan masa depan. Feeling saya yakni transportasi publik dengan sistem energi terpusat, lebih efisien, efektif dalam mendukung transportasi manusia dan barang, dan tidak menimbulkan kemacetan di tempat tujuan," lanjutnya.
Ke depan, secara bersamaan, pemerintah harus mengembangkan industri logam dasar dan kimia dasar, terutama yang berbasis Ni. Paduan logam Ni merupakan material temperatur tinggi, yang sangat strategis kedepan. Akan banyak dipakai di industri-industri pembangkitan energi listrik, terutama energi nuklir, dengan efisiensi pembangkitan yang tinggi, di atas 42%.
Industri metalurgi tidak bisa dipisahkan dengan industri smelter. Dari hitungan-hitungan ekonomi, hampir dipastikan, pemegang IUP tidak mampu membangun smelter. Ini karena permasalahan smelter bukan hanya soal smelter, tapi juga suplai energi yang sangat besar.
"Di samping itu, UU Minerba menyebutkan operator smelter tidak berkewajiban menginformasikan komposisi mineral konsentratnya pada pemegang IUP. Dan, ada hal-hal strategis yang pemerintah harus pahami, yaitu sol unsur-unsur tanah jarang (rare earth materials: Re, Ta, Ti, Mo, V, Ba, dan Ce) yang amat sangat strategis bagi industri elektronik dan metalurgi. Unsur tanah jarang sebagai unsur-unsur pengikut dengan kelimpahan yang kecil karena proses geologi. Ini milik negara bukan milik pemegang IUP," katanya.
Operator smelter harus terpisah dengan pemegang IUP. Bagas mengusulkan dengan kompleksitas yang tinggi tersebut, pemerintah membentuk BUMN smelter sebagai operator industri smelter yang bersifat harus profit centre bukan cost centre.
"Kita punya tambang Ni besar di Kendari dan Halmahera yang mineralnya berbentuk (Ni, Fe)2O3 spinel. Akankah kita hambur-hamburkan menjadi baterai mobil listrik?" tutupnya. (RO/OL-14)
KOREA Selatan memiliki persoalan pada negara yang cukup serius yaitu mengenai jumlah populasi warganya. Jumlah penduduk Korsel mengalami penyusutan tajam akibat menurunnya angka kelahiran
Kemenperin mengungkapkan bahwa indeks kepercayaan industri (IKI) pada Juli 2024 berada di angka 52,4. Hal tersebut menandakan IKI pada Juli 2024 ini melambat sebesar 0,10 poin
BPP HIPMI Banom Womenpreneur menggelar konferensi pertamanya yang berfokus pada hilirisasi industri sebagai langkah menuju Indonesia Emas
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
Situasi perekonomian dalam negeri masih terancam krisis perlu diperhatikan. Industri dalam negeri saat ini dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, seperti penutupan pabrik
INDONESIA memiliki potensi geotermal terbesar di dunia, diperkirakan mencapai 24 gigawatt (GW). Namun hanya sekitar 10% dari kapasitas yang saat ini dimanfaatkan.
Musim kemarau yang panas tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga pada perangkat elektronik, terutama ponsel.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
Jika kamu mencari ponsel dengan harga terjangkau namun memiliki performa yang mumpuni, berikut rekomendasinya.
Pemerintah Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon, melalui beragam cara. Salah satu opsi yang diyakini paling berpengaruh, yakni memperkuat ekosistem kendaraan listrik.
All-new Kona Electric hadir menggunakan baterai yang diproduksi di Indonesia oleh PT HLI Green Power yang diresmikan 3 Juli lalu.
Industri baterai akan diarahkan menuju transisi energi bersih
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved