Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PELAMBATAN konsumsi rumah tangga dan investasi di triwulan I 2020 tercatat cukup dalam. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, tercatat konsumsi rumah tangga hanya tumbuh 2,84% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 5,02%. Pun demikian dengan investasi yang hanya tumbuh 1,70%, melambat dari periode yang sama di 2019 yakni sebesar 5,03%.
Meski dampak pandemi covid-19 baru terasa menyeluruh pada Maret 2020, akan tetapi tak bisa dielakkan ada beberapa sektor yang terdampak lebih dulu karena adanya disrupsi rantai pasok dari Tiongkok sejak Februari 2020. Bahkan sektor pariwisata menjadi yang paling dulu menelan pahit sejak Januari 2020.
Staf khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin melalui keterangan tertulisnya kepada Media Indonesia, Selasa (5/5) menuturkan, pelambatan pada sisi konsumsi rumah tangga merupakan buah dari kontraksi di industri pakaian dan alas kaki, serta transportsi dan restoran.
Curamnya kontraksi tersebut sejalan dengan berkurangnya aktivitas masyarakat karena adanya imbauan physical distancing kala itu
"Konsumsi di tiga komponen tersebut akan makin dalam di kuartal II dengan mulai diterapkannya PSBB. Sedangkan konsumsi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman di luar restoran masih cukup terjaga tumbuh di atas 5%, sektor kesehatan justru menunjukkan peningkatan," ujar Masyita.
Baca juga : Pemerintah Bersiap Hadapi Keadaan Normal Baru di Bidang Ekonomi
Karena pandemi pula, dia bilang, pola konsumsi berubah. Masyarakat akan berfokus membelanjakan uang yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pokok dan menekan belanja yang bukan prioritas.
Artinya, konsumsi yang masih dapat terjaga adalah makanan dan minuman selain restoran serta jasa kesehatan, yang proporsinya mencapai 44% dari konsumsi rumah tangga.
Pelambatan pada investasi juga akan tercermin dari melambatnya investasi swasta dan investasi pemerintah lantaran anggaran proyek infrastruktur non-prioritas dialihkan untuk penanganan pandemi covid-19. Bahkan tiga sektor yang dapat menyerap tenaga kerja tertinggi seperti sektor pertanian, sektor perdagangan dan sektor industri juga mengalami tekanan.
"Dalam estimasi pemerintah, jika pertumbuhan ekonomi di tahun ini berada pada skenario sangat berat di -0.4%, tambahan pengangguran dapat mencapai 5,23 juta orang," jelas Masyita.
Ia menerangkan, pemerintah sejauh ini telah mengeluarkan kebijakan untuk mempertahankan daya beli melalui bantuan sosial yang akan diimplementasikan pada kuartal II, mengikuti kondisi yang dihadapi.
Baca juga : Pertumbuhan Anjlok, Airlangga: Kita Siapkan Exit Strategy
Kebijakan pemerintah tetap diarahkan untuk membantu masyarakat terdampak agar dapat menjaga pemenuhan kebutuhan pokok dalam kondisi yang sangat sulit ini.
"Dengan lemahnya pertumbuhan ekonomi, pemerintah akan terus menyiapkan stimulus untuk mengurangi dampak pandemi, tidak hanya terhadap konsumsi masyarakat tetapi juga untuk memberi cushion pada perlambatan sektor riil dengan program Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN)," ujar Masyita.
Program PEN sendiri saat ini sedang disiapkan pemerintah. Diharapkan melalui program tersebut beban pelaku usaha dapat diringankan. Tak bisa menampik, Masyita mengakui pelemahan ekonomi iakan lebih dalam di kuartal II dengan semakin meluasnya PSBB dan physical distancing.
"Akan tetapi diharapkan dapat efektif untuk mengurangi tingkat penyebaran wabah covid-19 sehingga ekonomi dapat mulai membaik di kuartal IV. Akan tetapi prediksi ini tentu sangat tergantung pada seberapa lama dan seberapa luasnya penyebaran wabah covid-19 ini," tutupnya.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2020 hanya 2,79%, lebih lambat dibanding periode yang sama di 2019 sebesar 5,07%. Pertumbuhan itu juga lebih rendah ketimbang prediksi Kementerian Keuangan yang menyebut ekonomi akan tumbuh dikisaran 4,5%-4,7% pada triwulan I. (OL-7)
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
KETIMPANGAN Indeks Pembangunan Manusia (HDI) yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia disoroti. Sebagai contoh, HDI Jakarta mencapai 82,46 dan Papua masih di angka 62,25.
Bank Dunia juga mengapresiasi program pencegahan dan penurunan stunting yang dilakukan oleh Indonesia.
PADA kuartal I Indonesia merealisasikan pertumbuhan ekonomi di angka 5,11%. Untuk kuartal II Center of Reform on Economics (CoRE) memprediksi pertumbuhan ekonomi hanya 4,9%-5%.
PRESEIDEN terpilih, Prabowo Subianto menegaskan bahwa dirinya optimis Indonesia bisa mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen di masa jabatannya yang akan datang.
Dengan durasi kerja tersisa tiga bulan, fokus pekerjaan Wameninves lebih kepada penyelesaian regulasi dan pelaksanaan kegiatan investasi.
Pemerintah bakal memperluas peran BPDPKS. Ke depan, lembaga itu tidak hanya mengurusi dana sawit saja, tetapi juga produk perkebunan lain seperti kelapa, kakao, dan karet.
Pengacara Angelina Jolie mengatakan sang aktris ingin mantan suaminya, Brad Pitt, mengakhiri perseteruan dengan menarik gugatan terkait penjualan separuh sahamnya di Château Miraval.
Kalimantan Selatan siap mengembangkan perkebunan kopi melalui program Pengembangan Kopi Diversifikasi Terintegrasi.
Warga Cikoneng yang merupakan pekerja perkebunan teh The Ciliwung mulai bertanam kopi di sela-sela tanaman teh sejak 2018.
MENTERI Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki meyakini pembangunan pabrik minyak makan merah tidak bakal merugi.
Dengan dibentuknya badan kakao dan kelapa yang dicangkokan ke BPDPKS, Syaiful menilai hal tersebut akan mengganggu program strategis nasional kelapa sawit ke depannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved