Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
EKONOMI global yang melambat pada 2019 membuat sektor otomotif nasional ikut tertekan. Namun, hal serupa justru dialami perusahaan pembiaayaan.
Hal itu setidaknya terlihat dari performa PT Wahana Ottomitra Multiartha (WOM Finance) yang kembali mencatatkan keuntungan pada 2019. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, disebutkan laba perusahaan mencapati Rp260 miliar.
Direktur WOM Finance Zacharia Susantadiredja mengatakan, pencapaian itu meningkat 21% dibanding tahum sebelumnya. Dengan laba itu, RUPST dan RPUSLB WOM Finance pun menyetujui pembagian dividen 30% dari laba atau maksimal Rp78 miliar dengan pembagian Rp22,4 per lembar saham.
“Pertumbuhan laba pada 2019 didukung oleh perbaikan atas kualitas portfolio, pertumbuhan pendapatan dan disiplin dalam pengelolaan biaya operasional," kata Zacharia dalam keterangan tertulisnya.
Baca juga : Virus Korona Dinyatakan Pandemi, IHSG Ambles Sampai 4%
WOM Finance berhasil meningkatkan Total Pendapatan 1,05% menjadi sebesar Rp2,64 triliun pada 2019.
Total Penyaluran Pembiayaan pada 2019 mencapai 355 ribu unit, yang didominasi oleh produk multiguna jasa MotorKu dan MobilKu sebanyak 196 ribu unit dan pembiayaan sepeda motor baru dan sepeda motor bekas sebanyak 159 unit.
Sementara itu, Rasio Keuangan WOM Finance sampai dengan akhir 2019 masih berada pada level yang aman, antara lain Return On Asset (ROA) sebesar 4,4%, Return on Equity (ROE) sebesar 21,1% dan Gearing Ratio terjaga pada 4,2 kali.
"Kedepannya, Kami akan terus melakukan inovasi untuk dapat menyesuaikan kondisi pasar saat ini dan fokus pada perbaikan sisi internal dan infrastruktur yang sedang kami kembangkan agar ke depan WOM Finance akan terus mempertahankan kinerja positif,” tutup pria yang karab disapa Djaja itu. (RO/OL-7)
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyetor dividen sebesar Rp3,09 triliun kepada negara. PLN mencatat angka setoran terbaru itu lebih tinggi dibandingkan 2022 yang hanya Rp2,19 triliun.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan selruh entitas anak perusahaannya berhasil mencatatkan kinerja positif dengan membukukan laba Rp29,9 triliun pada triwulan II 2024.
PIS AP mencetak laba pada tahun buku 2023 sebesar US$76 juta dengan melayani lebih dari 30 klien internasional dari berbagai negara dan bisnis model.
Dalam RUPS, telah disahkan raihan pendapatan PT JIEP tahun buku 2023 sebesar Rp 255,95 miliar yang tumbuh sebesar 126% dibandingkan tahun 2022.
PT Colorpak Indonesia Tbk (CLPI) memutuskan akan membagikan dividen sebesar Rp39,28 miliar dari laba tahun buku 2023. Jumlah ini setara dengan Rp128,25 per lembar saham.
Aksi korporasi ini akan melibatkan sebanyak 500 juta saham baru dengan kisaran harga penawaran awal antara Rp100 hingga Rp150 per lembar saham.
Aktivitas merger dan akuisisi (M&A) diperkirakan akan mengalami peningkatan signifikan pada 2024. Hal ini sejalan dengan membaiknya proyeksi ekonomi global.
Pemberian izin penambahan perlakuan tertentu ini diharapkan dapat dimanfaatkan para perusahan untuk mendukung kegiatan industrinya.
PRESIDEN Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia, Mirah Sumirat, mengatakan angka PHK yang terjadi tiga kali lipat lebih besar dari data Kementerian Ketenagakerjaan, yakni 80 ribu orang.
Berkat kinerja yang apik di sepanjang 2023, BRI Insurance meraih pengahargaan dengan kategori General Insurance Market Leaders 2024 di acara Market Leaders Awards 2024.
Kepercayaan terus menjadi elemen kunci yang menentukan tempat kerja yang baik.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved