Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Di tengah kondisi perekonomian yang baik serta dukungan pemerintah, Bursa Efek Indonesia (BEI) optimistis pencatatan saham baru di bursa akan semakin dilirik oleh banyak perusahaan di Indonesia.
Hal tersebut tergambar dari meningkatnya jumlah saham yang tercatat pada kuartal I di 2019.
Hingga Maret, tercatat ada sebanyak 7 saham perusahaan baru. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi pada kuartal pertama selama lima tahun terakhir.
"Berdasarkan data Maret 2019, terdapat 16 pipeline saham, 9 pipeline emisi obligasi dan sukuk, serta 2 pipeline pencatatan ETF," kata Sekretaris BEI Yulianto Aji Sandono, Minggu (31/3).
Baca juga: Investor Saham BEI Didominasi oleh Generasi Milenial
Dirinya menambahkan, dari 16 perusahaan yang telah ada dalam pipeline saham, sebagian besar berasal dari Sektor Trade, Service dan Investment, serta dari sektor Property, Real Estate, and Building Construction.
Pihaknya menilai, apabila sebuah perusahaan telah go public, maka perusahaan tersebut akan lebih terpacu untuk meningkatkan kinerja usahanya karena pemegang saham dapat memantau kinerja perusahaan dengan lebih transparan.
Selain itu, dengan menjadi perusahaan publik yang sahamnya diperdagangkan di bursa, setiap saat dapat memperoleh valuasi terhadap nilai perusahaan.
"Setiap peningkatan kinerja operasional dan kinerja keuangan, umumnya akan memiliki dampak terhadap harga saham di bursa, perusahaan juga akan memperoleh banyak keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang," tuturnya. (OL-3)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
UU Cipta Kerja merupakan sebuah instrumen deregulasi dan debirokratisasi.
Realisasi investasi di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Jawa Barat, dengan nilai investasi hingga semester I 2024 mencapai Rp120 triliun.
INCREMENTAL Capital Output Ratio (ICOR) Indonesia dinilai masih perlu diperbaiki guna mendorong investasi yang lebih efisien di Tanah Air.
Indonesia mempunyai hubungan sejarah yang panjang dengan negara-negara Teluk seperti Saudi Arabia, Ini Emirat Arab, Qatar, Bahrain, Oman, dan Kuwait.
JURU Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia tumbuh positif dengan pertumbuhan di triwulan I 2024 mencapai 5,11 persen
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved