Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
UNTUK memaksimalkan manfaat susu formula, penting bagi para ibu untuk memerhatikan cara pembuatan, penyajian, dan penyimpanannya. Kesalahan dalam penyajian susu formula dapat berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan pada bayi.
Menurut American Academy of Pediatrics, secara umum, susu formula dapat bertahan selama dua jam pada suhu ruangan, asalkan belum tersentuh atau dipanaskan. Namun, disarankan untuk selalu membaca instruksi yang tertera pada label kemasan susu formula, karena beberapa merek mungkin memiliki aturan penyimpanan yang berbeda.
Susu formula yang telah dicampur dengan air memiliki batas waktu ketahanan yang terbatas setelah proses penyediaannya karena beberapa alasan yang signifikan.
1. Pertumbuhan Bakteri
Saat air dicampur dengan susu formula bubuk, lingkungan nutrisi yang kaya menyediakan kondisi ideal untuk pertumbuhan bakteri. Bakteri yang mungkin terdapat dalam air atau peralatan yang digunakan dapat berkembang biak dengan cepat. Keberadaan bakteri ini menjadi masalah serius bagi kesehatan bayi, terutama mereka yang baru lahir atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.
2. Kerugian Nutrisi
Nutrisi dalam susu formula dapat mengalami degradasi setelah dicampur dengan air. Misalnya, beberapa vitamin rentan terhadap kerusakan ketika terpapar udara atau cahaya dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, waktu yang lama antara persiapan dan konsumsi dapat mengakibatkan kehilangan nutrisi yang penting bagi perkembangan bayi.
Baca juga: Kemenkes Tegaskan Sufor tidak Sebabkan Diabetes Pada Anak
3. Konsistensi Produk
Lama penyimpanan susu formula yang sudah dicampur dapat mengakibatkan perubahan konsistensi produk. Meskipun ini mungkin tidak memiliki dampak langsung terhadap keselamatan, perubahan konsistensi dapat mempengaruhi respons dan penerimaan bayi terhadap susu tersebut. Hal ini bisa menjadi faktor yang penting dalam aspek nutrisi dan kepuasan makan bayi.
Oleh karena itu, sebagian besar produsen susu formula menyarankan agar susu yang sudah disiapkan langsung dikonsumsi dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin setelah persiapan. Jika tidak langsung diminum, disarankan untuk menyimpan susu formula di dalam kulkas untuk memperlambat pertumbuhan bakteri dan menjaga kualitas nutrisi.
Keteraturan dalam mengikuti petunjuk pada label produk sangat penting untuk memastikan keamanan dan kesehatan bayi. Menghindari penyimpanan susu formula yang sudah disiapkan terlalu lama adalah langkah yang bijaksana untuk memastikan bahwa bayi menerima nutrisi optimal dan mengurangi risiko potensial terkait kesehatan.
Susu formula dapat bertahan lebih lama jika disimpan dalam kondisi belum tersentuh atau belum diminum oleh bayi, yakni hingga 24 jam jika ditempatkan di dalam kulkas. Inilah alasan mengapa banyak orang tua memilih untuk menyediakan sejumlah susu formula pada pagi hari dan membaginya ke dalam beberapa botol, memungkinkan penggunaan sepanjang hari. Namun, perlu ditekankan bahwa suhu dalam kulkas harus dipertahankan pada 4,4°C atau lebih rendah untuk memastikan kesegaran dan keamanan susu formula dan mencegah susu formula menjadi basi lebih cepat.
Penting untuk memperhatikan suhu kulkas karena apabila tidak optimal atau melebihi batas yang ditetapkan, ada kemungkinan susu formula akan mengalami pembusukan lebih cepat, mengurangi kualitas nutrisi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Selain itu, saat membahas penggunaan susu formula, ada aspek lain yang perlu diperhatikan. Meskipun susu formula mungkin dapat bertahan lebih lama di dalam kulkas, proses pembekuan tidak disarankan. Membekukan susu formula dapat menyebabkan penurunan kualitas beberapa nutrisi esensial, dan konsistensi produk juga dapat mengalami perubahan yang tidak diinginkan.
Ketika susu formula dicairkan setelah dibekukan, kemungkinan besar tekstur dan penampilannya akan berbeda dari susu formula yang baru saja disiapkan. Selain itu, proses pencairan memberikan peluang bagi pertumbuhan bakteri dengan cepat, yang dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan bayi.
Baca juga: Ini Cara Menyimpan ASI di Suhu Ruangan, Cara Mencairkan, dan Durasi Idealnya
1. Aroma Tengik
Salah satu ciri utama susu formula yang telah basi adalah adanya aroma yang tidak sedap atau tengik. Bau ini dapat menjadi tanda bahwa susu telah mengalami perubahan kimia yang dapat memengaruhi kualitas dan kesegaran produk.
2. Rasa Asam
Perubahan rasa menjadi asam juga merupakan tanda khas bahwa susu formula mungkin sudah tidak layak konsumsi. Rasanya yang awalnya manis dapat berubah menjadi asam, menandakan perubahan komposisi dan sifat kimia susu.
3. Perubahan Tekstur dan Warna
Sinyal lainnya adalah perubahan tekstur dan warna susu. Susu yang sudah basi dapat mengalami perubahan menjadi lebih berlendir, agak padat, dan mungkin terlihat kotor. Warna susu yang awalnya putih bersih juga dapat berubah menjadi agak kekuningan, menunjukkan adanya proses degradasi.
4. Pemisahan Air dan Lemak
Salah satu tanda yang dapat diperhatikan adalah terlihatnya pemisahan antara air dan lemak dalam susu. Jika terlihat terpisah, hal ini bisa menjadi indikasi bahwa konsistensi dan struktur susu telah mengalami perubahan yang signifikan.
Bila keempat ciri susu formula yang telah basi tersebut muncul pada botol susu si kecil, disarankan untuk segera membuang cairan tersebut. Mengonsumsi susu formula yang telah basi dapat menyebabkan masalah kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memperhatikan perubahan-perubahan ini guna menjaga kualitas dan keamanan susu formula yang diberikan kepada bayi. Dengan melakukan pemeriksaan rutin terhadap ciri-ciri tersebut, para orang tua dapat memastikan bahwa bayi mereka menerima nutrisi yang optimal dan aman dari susu formula.
Baca juga: Ingat, Susu Harus Segera Diminum Setelah Dituang ke Gelas
1. Rasa Sakit pada Perut
Terjadinya perubahan dalam komposisi susu yang telah basi dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada perut si kecil, menghasilkan rasa sakit dan ketegangan pada daerah perut.
2. Sensasi Mual
Zat-zat yang terbentuk akibat pembusukan susu basi dapat merangsang rasa mual pada bayi. Hal ini dapat membuatnya merasa tidak nyaman dan merasa ingin muntah.
3. Muntah Berulang
Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh konsumsi susu formula yang sudah tidak layak dapat merangsang refleks muntah. Si kecil mungkin mengalami muntah berulang sebagai respons terhadap iritasi pada sistem pencernaannya.
4. Diare
Susu formula yang telah basi dapat mengakibatkan perubahan mikroorganisme dalam saluran pencernaan, menyebabkan ketidakseimbangan dan diare. Si kecil dapat mengalami peningkatan frekuensi buang air besar dan konsistensi feses yang tidak normal.
5. Perubahan Warna Kulit Menjadi Pucat
Gejala lain yang mungkin terjadi adalah perubahan warna kulit menjadi pucat, menyerupai tanda-tanda keracunan makanan. Ini dapat menjadi indikator bahwa tubuh si kecil sedang merespons negatif terhadap konsumsi susu formula yang sudah tidak baik.
Dalam situasi seperti ini, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan. Mengonsumsi susu formula yang telah basi dapat memiliki dampak serius pada kesehatan si kecil, dan langkah-langkah medis diperlukan untuk menangani gejala dan mencegah komplikasi yang lebih lanjut.
Untuk memastikan bahwa bayi menerima nutrisi optimal dan untuk menjaga keamanan serta konsistensi produk, disarankan untuk mengikuti petunjuk penyimpanan dan penggunaan yang disediakan oleh produsen susu formula. Hal ini akan membantu orang tua dalam memberikan perawatan dan nutrisi terbaik bagi bayi mereka.
(Z-9)
Jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif pada 2018 sekitar 6,5%, kemudian turun pada 2021 menjadi 52,5%.
Pada era semakin terbukanya media sosial, iklan dan promosi susu formula yang dilakukan semakin gencar harus dibatasi.
Pemerintah membuat aturan soal batasan promosi susu formula (sufor) bayi sebagai langkah pemberian air susu ibu secara eksklusif untuk bayi baru lahir selama enam bulan.
Rumah sakit dilarang memberikan susu formula (sufor) untuk bayi yang baru lahir tanpa indikasi medis, agar tidak menyulitkan ibu untuk menyusui anaknya secara eksklusif
Indonesia masih mengalami beberapa masalah gizi, seperti kurangnya zat besi yang dapat menjadi salah satu faktor penyebab stunting.
Profesi dokter yang langsung berhubungan dengan nyawa dan kesehatan manusia harus diatur dengan rambu yang ketat.
Intoleransi laktosa adalah kondisi di mana tubuh tidak dapat mencerna laktosa, yaitu gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu lainnya, karena kekurangan enzim laktase.
Dengan gerakan minum susu ini, diharapkan masyarakat terus meningkatkan konsumsi susu agar anak-anak lebih sehat dan melahirkan generasi muda yang cerdas
Provinsi Jawa Timur mencatat produksi susu sapi tahunan sebesar 456,34 ribu ton pada tahun 2021
Konsumsi susu sapi memang sudah menjadi bagian dari menu harian banyak orang. Tapi tidak dipungkiri ada banyak orang yang tidak bisa mengkonsumsi nya diakibatkan berbagai hal.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Budi Setiabudiawan mengungkapkan bahwa prevalensi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi (ASS) mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
DOKTER spesialis anak menyampaikan bahwa anak yang telah didiagnosis alergi susu sapi tidak boleh diberi susu kambing maupun produk turunannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved