Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Serangan jantung merupakan hal yang harus diwaspadai oleh semua orang, baik pria maupun wanita. Pada wanita, mereka yang memiliki siklus menstruasi tidak teratur ternyata memiliki potensi lebih besar untuk mengalami serangan jantung dibandingkan yang menstruasinya teratur.
Berbagai data menunjukkan wanita lebih rendah risikonya untuk mengalami serangan jantung dibandingkan pria. Namun, ketika seorang wanita mengalami serangan jantung, risikonya untuk mengalami kematian lebih tinggi dari pria. Karena itu, upaya pencegahan dengan mengenali setiap faktor risiko terhadap serangan jantung pada wanita harus dilakukan dengan maksimal.
Sebuah studi yang dilakukan Southern Medical University Nanfang Hospital, Tiongkok, menyatakan wanita dengan siklus menstruasi tidak teratur memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit kardiovaskular. Penelitian yang dirilis di Journal of the American Heart Association Trusted Source itu dilakukan di tahun 2022 dan melibatkan data rekam medis sebanyak 58 ribu wanita di Inggris.
Baca juga: Jadi Andalan Penderita Kolesterol Tinggi, Ini Manfaat dan Efek Samping Obat Simvastatin
Kepala penelitian tersebut, Profesor Huijie Zhang mengatakan partisipan penelitian tersebut berusia sekitar 40 tahun. Mereka adalah wanita yang sehat dan tidak memiliki masalah kardiovaskular bawaan. Dari data tersebut, hasilnya menunjukkan wanita yang siklus menstruasinya tidak teratur dalam jangka panjang, lebih dari satu dekade, lebih banyak mengalami masalah kardiovaskular.
“Dari penelitian ini diketahui bahwa wanita yang siklus menstruasinya kurang dari 21 hari atau lebih dari 35 hari memiliki risiko mengalami penyakit kardiovaskular dan serangan jantung lebih besar 19% dibandingkan yang teratur siklus menstruasinya,” Huijie Zhang, dilansir dari Medical News Today, Sabtu, (27/5).
Baca juga: Penderita Insomnia Berisiko Lebih Tinggi Terkena Serangan Jantung
Wanita dengan siklus mens yang lebih singkat atau kurang dari 21 hari memiliki risiko 29% lebih besar mengalami serangan jantung. Sementara yang siklusnya panjang atau lebih dari 35 hari memiliki risiko 11% lebih besar mengalami serangan jantung.
Selain itu, wanita yang siklus menstruasinya pendek juga berisiko 38% lebih besar mengalami gangguan irama jantung. Sementara yang siklusnya panjang berisiko 30% lebih besar mengalami gangguan irama jantung.
“Penyakit kardiovaskular adalah salah satu penyebab terbesar kematian pada wanita di seluruh dunia. Penelitian ini bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran itu dan membuat wanita yang berisiko bisa melakukan berbagai pencegahan,” ujar Zhang.
Zhang mengatakan ketika mengetahui bahwa dirinya mengalami siklus menstruasi tak teratur dalam jangka panjang, setiap wanita harus segera berkonsultasi dengan dokter. Mereka bisa mendatangi dokter spesialis obstetri dan ginekologi atau spesialis kandungan untuk mencari penyebab dan solusinya. Dengan begitu diharapkan risiko penyakit kardiovaskular dan serangan jantung bisa ditekan.
(Z-9)
Kualitas udara yang buruk merupakan isu yang semakin mengkhawatirkan di berbagai kota besar di dunia terutama di Indonesia.
Kim Seon-ho diketahui mengikuti jejak kebiasaan jalan kaki setiap hari untuk menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung
Kerja malam telah menjadi bagian dari kehidupan modern di banyak sektor industri, mulai dari layanan kesehatan hingga industri perhotelan dan manufaktur.
BPJS Kesehatan telah mengucurkan dana puluhan triliun rupiah sebagai jaminan untuk membiayai pengobatan pasien pengidap penyakit kardiovaskular melalui program JKN pada 2023.
Henti jantung dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, dan abnormalitas lain pada jantung.
Kejadian henti jantung mendadak (HJM) sering terjadi di tempat umum dan keramaian dan menempati 50% dari kematian pada masalah jantung.
Penanganan bayi tabung (IVF) di Indonesia masih sangat rendah, hanya mencapai 10% dari standar global.
Ada kalanya siklus haid tidak teratur dan bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari masalah medis hingga gaya hidup
Pada wanita, diabetes juga bisa sebabkan gangguan atau perubahan hormon yang tidak teratur. Salah satunya adalah siklus menstruasi yang jadi tidak teratur.
Namun, sebelum membahasnya lebih jauh pahami dulu yuk, latar belakang haid disebut tidak lancar dan penyebab serta cara mengatasinya.
Semakin dini usia kehamilan diketahui, calon ibu dapat memantau perkembangan janin lebih baik lagi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved