Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENYELENGGARA Festival Film Cannes mengumumkan daftar lengkap film-film pendek official selection-nya. Film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy menjadi salah satu dari 11 film pendek yang akan berkompetisi di Festival Film Cannes untuk memperebutkan Short Film Palme d'Or.
Diketahui, Festival Film Cannes ke-76 akan berlangsung mulai tanggal 16 sampai 27 Mei 2023. Setelah tayang perdana di Festival Film Cannes, Basri & Salma in a Never-Ending Comedy juga akan tayang di beberapa festival lainnya.
Film pendek besutan sutradara Khozy Rizal dan produser John Badalu menjadi satu-satunya film pendek dari Asia dan pertama dari Indonesia yang masuk official selection dan berkompetisi di festival film tahunan yang diselenggarakan di Cannes, Prancis.
Film pendek Basri & Salma ini bercerita tentang Basri (Arham Rizky Saputra) dan Salma (Rezky Chiki), sepasang suami istri yang telah menikah selama lima tahun dan belum dikaruniai anak. Mereka berdua bekerja sebagai tukang odong-odong di karnaval.
Film ini memperlihatkan tekanan yang dialami keduanya dari sanak saudara di acara pertemuan keluarga. Keraguan diri hingga konfrontasi yang meledak-ledak tentang mengapa mereka belum dikaruniai seorang anak tergambar di film ini.
Film ini diproduksi di Makassar dengan melibatkan pemain dan kru Makassar serta disponsori oleh Singapore International Film Festival melalui Southeast Asian Short Film Grant.
Menurut Khozy, ide awal film ketiganya ini datang dari kekagumannya pada odong-odong.
“Visual odong-odong yang vibran dan sangat menggemaskan itu lalu saya putuskan untuk dijadikan medium bercerita tentang bagaimana keluarga modern Indonesia dengan lapisan-lapisan menarik di dalamnya,” ungkap Khozy, melalui keterangannya, Kamis (27/4).
Baca juga: Film Pendek Pertama Asal Indonesia Tembus Festival Film Cannes
Khozy yang sebelumnya menggarap film Makassar is a City for Football Fans (2021) dan Ride to Nowhere (2022) berharap karyanya bisa dinikmati penonton dan pesan yang tersimpan dalam film dapat sampai ke penonton.
"Semoga film ini juga bisa menjadi cerminan bagaimana ekspektasi kultural yang dilandasi nilai-nilai patriarkis yang kuat cenderung membuat kita menjadi sosok yang penuh kekerasan dan cenderung membuat orang lain merasa bodoh sekaligus mendapatkan banyak tekanan hanya karena mereka tidak memenuhi ekspektasi-ekspektasi tersebut. Sebuah siklus tanpa henti karena mereka berusaha menghindari tekanan-tekanan tersebut".
Sementara itu, sebelumnya ada dua film Indonesia yang pernah berkompetisi di ajang ini adalah film cerita panjang Daun di Atas Bantal (Garin Nugroho, 1998) dan Serambi (Garin Nugroho, Tonny Trimarsanto, Lianto Suseno & Viva Westi, 2005) pada kategori Un Certain Regard.(M-4)
Kinds of Kindness terdiri atas tiga bagian cerita dibintangi oleh pemeran yang sama. Membawa kembali komedi gelap nan absurd sang sutradara.
Dengan memboyong lima produser Tanah Air, Indonesia ambil bagian dalam Marche du Film, yang merupakan pasar film terbesar di Festival Film Cannes.
Aktor berusia 60 tahun, Matt Dillon, menunjukkan penampilan abu-abu yang memukau di karpet merah Cannes untuk filmnya "Being Maria".
Industri film Korea Selatan telah mendapatkan pengakuan internasional berkat kualitas cerita, akting, dan produksi yang luar biasa.
Masalah transparansi dari hasil karya yang diciptakan berbasis kecerdasan buatan menjadi masalah yang belum selesai.
Pada MdF tahun ini, tentu lebih spesial karena lima produser Indonesia terseleksi masuk dalam Producers under the Spotlight di program Producers Network.
Film pendek Basri & Salma in a Never-Ending Comedy merupakan kolaborasi kedua antara Khozy dan John setelah mereka menggarap film Makassar is a City for Football Fans pada 2021.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved