Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SESOSOK perempuan tampil di tengah panggung sambil menggenggam tinggi rencong. Beberapa detik kemudian, lagu Bungong Jeumpa ia lantunkan diiringi penampilan para penari yang bersimpuh berbanjar di depannya.
Bungong Jeumpa menjadi lagu daerah pembuka dalam pertunjukan musik bertajuk Pagelaran Sabang Merauke - Premiere with Live Performance di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (2/5) malam. Sebelumnya, lagu Tanah Air yang dilantunkan Kikan Namara juga menjadi sajian memukau di panggung itu.
Selain Kikan, pertunjukan musik yang disutradarai Rusmedi Agus itu menampilkan pula Mirabeth Sonia, Christine Tambunan, Taufan Purbo, dan Alsant Nababan, sebagai penyanyi utama. Kelimanya bergantian membawakan lagu-lagu mulai dari Bungong Jeumpa dari Aceh, Sik Sik Sibatumanikam (Sumatra Utara), Kampuang Nan Jauh di Mato (Sumatra Barat), Janger (Bali), hingga Yamko Rambe Yamko (Papua). Totalnya, ada 21 lagu daerah yang disuguhkan di pertunjukan tersebut.
Secara garis besar, pertunjukan ini lebih terasa sebagai pertunjukan musik sebab memang tidak ada pengadeganan yang bertumpu pada penceritaan ataupun naskah narasi plot.
Sebagai pertunjukan musik yang mengusung katalog lagu daerah, Pagelaran Sabang Merauke Premiere with Live Performance tampil cukup apik dengan gubahan aransemen yang menggabungkan instrumen tradisional, string, dan instrumen dalam format band. Kelima vokalis utama juga tampil sangat prima.
Setelah dari awal digeber tanpa dramatisasi, dinamika pertunjukan dihadirkan lewat lagu Ondel-Ondel sebagai interval. Pada bagian itu juga dengan apik memasukkan instalasi pengeras suara yang memanfaatkan suara organiknya, termasuk digunakan pula boneka ondel-ondel. Hal ini cukup mampu membuat pertunjukan berjalan lebih lentur.
Vokal para penyanyi utama, musik, dan para penari bekerja secara efektif untuk menghadirkan pengalaman pertunjukan langsung yang bertumpu pada kekayaan budaya Indonesia. Ditambah dengan rancangan busana yang juga berperan melengkapi. Pertunjukan ini menjadi semacam parade harmoni budaya Indonesia yang semarak.
Salah satu yang menjadi titik kritik pada pertunjukan ini adalah tata cahaya panggung yang kerap kali belum signifikan memberikan dimensi yang lebih utuh. Selain itu, blocking tata cahaya terkadang terlambat atau tidak mengenai para penampil sehingga secara keseluruhan, pertunjukan tampak kurang padu.
Hal yang juga krusial untuk diperbaiki adalah ketika saat pengadeganan dengan latar Papua di awal babak akhir. Pada saat itu kesan yang dimunculkan koreografi adalah soal steriotipe orang Papua dalam melihat teknologi. Ini diperagakan oleh seorang aparat dengan seorang penari, yang memperlihatkan kegagapan si penari. Semestinya, narasi yang dibangun lebih positif dan bukan atas dasar stereotipe.
Layar latar panggung ketika Janger dinyanyikan pantas diacungi jempol karena efektif menghadirkan nuansa yang lebih imajinatif. Sayangnya, konsep latar panggung ini tidak muncul pada penampilan-penampilan lain. Alih-alih yang dominan adalah latar yang tampak terlalu ramai.
Pertunjukan ini tampaknya juga dapat mempertimbangkan pendekatan drama musikal. Dengan begitu potensi lebih utuhnya pertunjukkan tampaknya bakal bisa terwujud.
Secara keseluruhan, pagelaran yang digagas perusahaan penyediaan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi, iforte, ini tetap menarik ditonton dan patut diapresiasi sebagai upaya mengangkat budaya Tanah Air. Pertunjukan ini dilangsungkan selama tiga hari pada 3-5 Juni dan ditampilkan sebanyak lima kali di atas panggung ballroom Djakarta Theater. Setelah itu, video akan bisa disaksikan di kanal Youtube iforte mulai 6 Juni. (M-1)
Konser ini ingin memperkenalkan seorang Chrisye dalam mencari dan membangun karier, kehidupan, cinta, dan perjalanan kerjanya di atas panggung, melalui sentuhan musik dan narasi.
Take It Slow ini menceritakan tentang perasaan seseorang yang membayangkan rasanya berkendara di malam hari dengan pasangannya sambil mendengarkan lagu slow bersama.
Gentle Agreement menceritakan tentang hasrat membara antara dua insan yang menyatu dan melebur tanpa perlu adanya sebuah status atau ikatan pasti.
Dalam Nduwur Gunung, keduanya berhasil menangkap esensi rasa sepi dan dingin yang sering dirasakan seseorang ketika berada di puncak gunung.
Single Punokawan, Don't You Worry, mengusung tema positif, dan mengingatkan pendengar untuk tidak khawatir dan tetap optimis menghadapi segala rintangan hidup.
Fabio Asher mengaku merasa bangga karena dilibatkan dalam karya terbaru Melly Goeslaw ini.
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved