Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Tingkat gas rumah kaca yang terperangkap panas di atmosfer telah mencapai rekor tertinggi baru, menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO). Tren jangka panjang yang berkelanjutan ini berarti bahwa generasi mendatang akan dihadapkan dengan dampak perubahan iklim yang semakin parah, termasuk kenaikan suhu, cuaca yang lebih ekstrem, tekanan air, kenaikan permukaan laut dan gangguan ekosistem laut dan darat.
WMO, dalam siaran persnya, Senin (25/11), mengatakan peningkatan CO2 kini melampaui rata-rata kenaikan yang tercatat selama dekade terakhir.
Tingkat gas pemanasan lain, seperti metana dan dinitrogen oksida, juga melonjak di atas rata-rata.
Sejak 1990 ada peningkatan efek pemanasan sebesar 43% pada iklim gas rumah kaca yang berumur panjang. Adapun laporan WMO mencermati konsentrasi gas-gas pemanasan di atmosfer alih-alih sekadar tingkat emisi.
Perbedaan antara keduanya ialah bahwa emisi mengacu pada jumlah gas yang naik ke atmosfer dari penggunaan bahan bakar fosil, seperti pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik, dan deforestasi.
Sementara itu, konsentrasi gas ialah apa yang tersisa di udara setelah serangkaian interaksi yang kompleks antara atmosfer, lautan, hutan, dan daratan. Sekitar seperempat dari semua emisi karbon diserap oleh laut, dan jumlah yang sama oleh kombinasi tanah dan pohon.
Menggunakan data dari stasiun pemantauan di Kutub Utara dan di seluruh dunia, para peneliti mengatakan bahwa pada 2018, konsentrasi CO2 mencapai 407,8 bagian per juta (ppm), naik dari 405,5 ppm setahun sebelumnya.
Peningkatan ini di atas rata-rata selama 10 tahun terakhir dan melejit 147% dari level 'praindustri' pada tahun 1750.
WMO juga mencatat konsentrasi gas-gas pemanasan lainnya, termasuk metana dan dinitrogen oksida. Sekitar 40% dari metana yang dipancarkan ke udara berasal dari sumber alami, seperti lahan basah, dengan 60% dari aktivitas manusia, termasuk peternakan sapi, budidaya padi, dan tempat pembuangan sampah.
Metana sekarang membubung 259% dari tingkat praindustri dan peningkatan yang terlihat selama setahun terakhir lebih tinggi daripada tingkat tahunan sebelumnya maupun rata-rata selama 10 tahun terakhir.
Adapun Nitro oksida dipancarkan dari sumber alami dan manusia, termasuk dari lautan dan dari penggunaan pupuk dalam pertanian. Menurut WMO, kenaikannya sekarang mencapai 123% dari level yang ada pada 1750.
Peningkatan konsentrasi gas tahun lalu, yang juga dapat merusak lapisan ozon, lebih besar dari 12 bulan sebelumnya dan lebih tinggi dari rata-rata dekade terakhir.
Yang menjadi keprihatinan para ilmuwan adalah dampak pemanasan keseluruhan dari semua konsentrasi yang meningkat ini. Dikenal sebagai 'total radiative forcing', efek tersebut telah meningkat 43% sejak 1990, dan tidak menunjukkan indikasi berhenti.
"Tidak ada tanda-tanda perlambatan, apalagi penurunan, konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer terlepas dari semua komitmen di bawah perjanjian Paris tentang perubahan iklim," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.
"Kita perlu menerjemahkan komitmen menjadi tindakan dan meningkatkan tingkat ambisi demi kesejahteraan umat manusia di masa depan," tambahnya.
"Perlu diingat bahwa terakhir kali Bumi mengalami konsentrasi CO2 yang sebanding adalah tiga hingga lima juta tahun yang lalu. Saat itu, suhu lebih hangat 2-3 derajat celcius, permukaan laut 10m-20m lebih tinggi dari sekarang," kata Mr Taalas.
Program Lingkungan PBB akan segera melaporkan kesenjangan antara tindakan apa yang diambil oleh negara-negara untuk mengurangi karbon dan apa yang perlu dilakukan untuk tetap di bawah target suhu yang disepakati dalam pakta iklim Paris.
Temuan awal dari studi ini, yang diterbitkan selama KTT iklim khusus PBB September lalu, menunjukkan bahwa emisi terus meningkat selama 2018.
Kedua laporan tersebut akan melengkapi masukan bagi delegasi dari hampir 200 negara yang akan bertemu di Madrid, Spanyol, awal bulan depan untuk COP25. (BBC/M-2)
146 unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ikut dalam perdagangan karbon di tahun ini. Jumlah itu meningkat dibandingkan capaian tahun lalu yang berjumlah 99 unit pembangkit batu bara.
AO menyebut ada tren penurunan deforestasi dunia. Laju kehilangan hutan bakau global bruto menurun sebesar 23% antara tahun 2000-2010 dan 2010-2020.
Dalam upaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, berbagai produk bahan bakar minyak (BBM) ramah lingkungan telah dikembangkan.
Time dan Statista menggunakan metodologi multi-tahap yang transparan untuk mengidentifikasi perusahaan-perusahaan paling berkelanjutan di dunia untuk tahun 2024.
Norwegia berhasil mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan hampir mencapai 100% energi terbarukan di sektor ketenagalistrikan.
DPRD DKI Jakarta meminta kejujuran Pemerintah Provinsi atau Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup terkait masih tingginya angka polusi udara khususnya pada akhir pekan
PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota Holding BUMN Pertambangan Mind ID mencatatkan kinerja baik pada semester I 2024 dengan berhasil meraup pendapatan sebesar Rp19,64 triliun.
PLN EPI tengah mengimplementasikan program co-firing, yaitu substitusi batu bara dengan biomassa pada rasio tertentu
HARGA komoditas energi Indonesia pada tahun ini terutama di kuartal kedua ini terlihat sudah mengalami rebound, namun terbatas. Hal Ini terlihat pada harga komoditas utama ekspor
Aplikasi Simbara mengawasi rangkaian proses mulai dari hulu sampai hilir, mulai dari perencanaan.
MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawarti berkeyakinan peluncuran Simbara untuk nikel dan timah akan menambah pundi-pundi negara, selain dari komoditas batu bara.
Memasuki usia ke-51 tahun, emiten pertambangan Indonesia PT Bumi Resources melaporkan kinerja positif meski perekonomian dunia masih menghadapi perlambatan pertumbuhan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved