Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Pemandangan membuang puntung rokok tampaknya bisa diterima secara sosial. Apalagi banyak anggapan rokok terbuat dari tembakau yang alami, sehingga aman dikembalikan ke tanah. Saat ini sekitar 4,5 triliun puntung rokok dijatuhkan di seluruh dunia setiap tahun.
Ternyata puntung rokok dapat menyebabkan kerusakan serius pada lingkungan. Hal itu diungkapkan peneliti di Universitas Anglia Ruskin yang menemukan filter plastik dari puntung rokok yang menghentikan pertumbuhan rumput dan semanggi secara normal.
Pada semanggi, para peneliti menemukan seperempat biji yang tumbuh mengandung filter rokok. Padahal tumbuhan ini sangat penting bagi lebah dan menyerap polusi dari asap diesel. Sedangkan pada rumput, mengalami penurunan pertumbuhan sebanyak 10%.
Dilansir Dailymail, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Ecotoxicology and Environmental Safety, para peneliti percaya bahan kimia pembuatan filter rokok plastik menyebabkan tanaman stres dengan cara yang sama seperti kekurangan air. Tanaman yang terpapar puntung juga memiliki batang yang lebih pendek dan akar yang lebih sedikit.
"Banyak perokok berpikir puntung rokok cepat terurai, karenanya tidak menganggapnya sebagai sampah. Pada kenyataannya, filter terbuat dari jenis bioplastik yang dapat memakan waktu bertahun-tahun, jika tidak beberapa dekade, untuk dipecah." kata Dr Dannielle Green, dosen senior bidang biologi di Universitas Anglia Ruskin (ARU).
Sebelumnya puntung rokok ditemukan membahayakan kehidupan laut dan ditemukan di sarang burung pipit. Pengujian dilakukan peneliti dengan menambahkan filter rokok tunggal yang dihisap dan tidak ke dalam pot berisikan 200 biji rumput dan 150 biji semanggi. Hasilnya dibandingkan dengan bibit tanaman yang bebas dari plastik.
Setelah tiga minggu, mereka menemukan 27% lebih sedikit biji semanggi tumbuh dalam pot yang berisi filter rokok, dengan 10% lebih sedikit biji rumput berkecambah. Tunas semanggi 28% lebih pendek ketika terkena filter rokok, sedangkan tunas rumput 13% lebih kecil.
Tanaman semanggi tumbuh sekitar setengah dari jumlah normal akar, berdasarkan berat, meningkatkan kekhawatiran sampah plastik bisa membuat mereka berjuang untuk menyerap air dari tanah.
Tumbuhan itu ditemukan memiliki ketidakseimbangan klorofil atau bahan kimia penting yang memungkinkan mereka menyerap cahaya yang biasanya hanya terlihat selama kekeringan.
"Meskipun pekerjaan lebih lanjut diperlukan, kami percaya itu adalah komposisi kimia dari filter yang menyebabkan kerusakan pada tanaman," kata Dr Bas Boots, seorang dosen biologi di Universitas Anglia Ruskin di ARU. Ia menambahkan bahwa sebagian besar filter terbuat dari serat selulosa asetat dan bahan kimia tambahan yang membuat plastik lebih fleksibel, yang disebut plasticisers, juga dapat larut dan mempengaruhi tahap awal pengembangan tanaman.(M-3)
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Larangan penjualan rokok eceran atau pun pelarangan penjualan dalam jarak 200 meter dari institusi pendidikan akan hantam rantai pendapatan di sektor tembakau.
Untuk mengontrol konsumsi rokok pada remaja, cukai rokok menjadi salah satu upaya yang paling signifikan.
PP Kesehatan diterbitkan sebagai upaya langkah preventif dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang. Sebanyak 7,4 persen di antaranya merupakan perokok anak berusia 10-18 tahun.
Kanker adalah salah satu penyakit mematikan yang telah merenggut jutaan nyawa di seluruh dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved