Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
HINGGA dekade terakhir ini ada kecederungan penelitian terus meningkat mengeksplor deposit mineral di laut dalam. Diperkirakan sekitar 65% permukaan bumi merupakan wilayah laut di bawah 200 meter.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam sambutannya saat webinar bertema Eksplorasi Mineral Laut Dalam di Indonesia: Potensi, Kebijakan, Tantangan dan Teknologi, yang
diselenggarakan oleh Kedeputian Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA) melalui Balai Teksurla, Kamis (22/7) mengatakan saa ini deposit mineral terestrial untuk logam seperti tembaga, nikel, aluminium, mangan, seng, litium dan kobalt sudah menipis.
Ditambah lagi meningkatnya permintaan logam ini untuk menghasilkan aplikasi atau produk berteknologi tinggi seperti smartphone dan teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan, seperti kendaraan elektrik, turbin angin, panel surya, baterai penyimpanan listrik, dan lainnya.
"Bank Dunia memperkirakan bahwa kita akan membutuhkan lebih dari tiga miliar ton logam penting untuk menerapkan teknologi penyimpanan energi, teknologi surya dan angin yang diperlukan untuk membatasi perubahan iklim hingga di bawah 2°C," ujar Hammam.
Institute for Sustainable Futures menghitung bahwa dalam skenario di mana kenaikan suhu global dibatasi hingga kurang dari 1,5 derajat. Permintaan kobalt akan menjadi 423% dari cadangan yang diketahui pada tahun 2050. Untuk nikel akan menjadi 136% dan untuk lithium 280%. Inilah yang dibutuhkan untuk energi dan penyimpanan terbarukan.
Peningkatan jumlah logam yang dibutuhkan untuk infrastruktur yang diperlukan tentu akan berdampak besar pada permintaan global.
Hingga Mei 2018, International Seabed Authority (ISA), sebuah lembaga yang mengatur kegiatan di area di luar yurisdiksi nasional telah mengeluarkan 29 kontrak untuk eksplorasi deposit mineral laut dalam. Lebih dari 1,5 juta km2 dasar laut internasional, kira-kira seluas Mongolia telah diizinkan untuk eksplorasi mineral di Samudra Pasifik dan Samudera Hindia, dan di sepanjang Punggungan Atlantik Tengah.
"Kegiatan eksplorasi ini mungkin segera ditingkatkan untuk upaya eksploitasi. Penambangan komersial di perairan nasional Papua Nugini telah direncanakan dimulai pada tahun 2020. Sedangkan, penambangan di perairan internasional diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025," tambahnya.
Hammam menegaskan BPPT kini telah melakukan sejumlah persiapan untuk memperkuat infrastruktur riset laut dalam. Apalagi saat ini Kapal Riset Baruna Jaya I dan Baruna Jaya III telah direvitalisasi peralatannya untuk mendukung riset peringatan dini tsunami, dan survei laut untuk mendukung penentuan jalur kabel telekomunikasi bawah laut Palapa Ring.
"Kemudian, berbagai peralatan baru hasil pengadaan 2017-2020 juga memperkuat infrastruktur riset laut dalam, seperti berbagai Multibeam echosounder (MBES) untuk pemataan dasar laut kedalaman sampai 3.500 meter, 8.000 meter dan sampai kedalaman 11.000 meter. MBES laut dalam sampai 11.000 meter merupakan satu-satunya yang dipunyai oleh Indonesia saat ini," jelas Hammam.
Diakuinya sampai sekarang penelitian laut dalam untuk mengetahui potensi yang dimiliki laut di wilayah Indonesia belum ada. Untuk itu riset laut dalam harus bisa dikembangkan untuk menjawab menipisnya deposit logam.
baca juga: BPPT
Pembicara kunci dalam webinar tersebut Dirjen Minerba Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin membenarkan sampai sekarang Indonesia belum ada kontrak untuk eksplorasi deposit mineral laut dalam. "Saat ini Indonesia belum berpartisipasi, belum ada kontrak. Untuk mengembangkan riset tersebut memang harus dimulai segera untuk mengetahui potensi kandungan mineral laut dalam di Indonesia," ujar Ridwan.
Riset potensi mineral laut dalam ini memang penuh tantangan karena menyangkut kebijakan, teknologi, dan SDM. (N-1)
Asuransi Raksa telah melakukan strategi yang sesuai dengan kemajuan teknologi.
Google Maps dan Waze, dua aplikasi navigasi populer, baru-baru ini mengumumkan sejumlah fitur baru.
Bagi pecinta fotografi mobile, memiliki smartphone dengan kualitas kamera setara iPhone 15 adalah impian. Namun, harga yang tinggi seringkali menjadi penghalang.
Festival LIKE pertama di 2023 lebih menekankan pada strategi FOLU Net Sink 2030 dan perhutanan sosial, maka tahun ini Festival LIKE 2 akan menekankan pada teknologi ramah iklim.
Rata-rata pengusaha travel disebutkan setuju dengan digitalisasi. Sebab, transaksi digital bisa lebih praktis digunakan, hingga mencegah terjadinya penipuan.
Realme kembali meluncurkan produk terbarunya, Realme 13, yang menawarkan sejumlah fitur canggih dengan harga terjangkau, yaitu sekitar Rp2 jutaan.
Metabolomik merupakan metode analisis komprehensif semua metabolit pada sampel yang berasal dari makhluk hidup.
TIM peneliti dari UGM menyebut buah jenitri (Elaeocarpus sphaericus), komoditas tanaman buah yang ada di daerah Kebumen, Jawa Tengah punya khasiat untuk mencegah penyakit gagal ginjal.
Campuran ekstrak rosella dan bekatul beras hitam dapat menurunkan kadar kolesterol hingga 68,39±0,26 persen.
PARA ilmuwan mengembangkan metode inovatif untuk mendaur ulang baterai ion litium. Caranya, mereka menggunakan teknik pemisahan magnetik yang memurnikan bahan baterai.
INDONESIA disebut masih tertinggal di dalam bidang sains dan teknologi, baik komitmen investasi maupun orkestrasi. Salah satu penyebab adalah masih kurangnya riset dan pengembangan (R&D)
KISAH Nabi Musa membelah Laut Merah dalam tradisi religius telah lama menjadi topik yang menarik perhatian banyak orang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved